logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

6. Agreement

Seperginya Dean dari rumah, Syean melanjutkan makannya. Dia menatap Ibu Syumi yang sesaat termenung.
"Ibu baik-baik saja?" Syean memegang tangan perempuan separuh baya tersebut.
Ibu Syumi menarik nafas dalam. Dia membenarkan letak kaca matanya. Namun tidak urung, setetes air mata membasahi pipi tuanya.
"Dean anak yang baik. Di usianya yang masih belia harus kehilangan bapak dan sibuk ngurusin ibu. Dia menjadi sangat protektif sama ibu. Kamu tahu Syean, dia itu sudah S2 lho. Walau usianya sudah 26 tahun. Masih terlihat kekanak-kanakan, ya?" Ibu Syumi menyeka air mata yang sempat menetes di pipinya.
"Untung saja bapak ninggalin perusahaan yang bisa ibu kelola. Namun saat ini ibu sudah tua, dan perusahaan sudah diambil alih oleh Dean. Tapi yaitu, dia tidak mau terlihat formil. Katanya, dunia ini jangan terlalu dikekang dengan banyak aturan. Bukan pakaian dan gaya bagus yang akan membuat perusahaan berkembang. Yang penting bagaimana bisa mengelola manajemen dan keuangan perusahaan denhan baik. Sampai sekarang, kalo dia ke kantor kadang membuat ibu geleng-geleng kepala. Sungguh anak ajaib Dean, mah!"
Syean tercenung mendengar ucapan sang ibu. Bukan tanpa alasan kenapa Dean kadang terlihat seperti anak-anak. Pola pikirnya yang bebas dan tidak mau terikat membuatnya begitu lepas.
"Tapi, apa dia memang selalu ketus dan kasar gitu sama orang, Bu?" Syean bertanya dengan hati-hati. Takut kalau nanti pertanyaannya akan membuat si ibu sedih. Nyatanya kekehan keluar dari mulut Ibu Syumi.
"Hahaha, itulah yang ibu herankan. Baru tadi ibu ngerasa ada yang beda sama Dean. Biasanya dia lemah lembut kalau bicara. Suatu keajaiban kenapa dia bisa begitu jutek sama kamu, Syean. Di kantor pun dia jadi idola para karyawan. Semua orang menyukainya. Eh, kamu sendiri gimana? Suka tidak sama Dean?" Pertanyaan Ibu Syumi yang to the point membuat Syean gelagapan.
"Suka? Sama Dean? Hahaha, ga' segampang dan secepat itulah, Ibu!" Wajah Syean memerah karena malu, "Tapi kalau dari pandangan pertama dan selanjutnya saya merasakan debaran yang tidak menentu di hati saya, apa Ibu mau jadikan saya mantu?"
Syean benar-benar sudah putus urat malunya. Sementara Ibu Syumi terkekeh mendengarnya.
"Kalau untuk urusan cinta, Dean sepertinya sosok yang sulit, Syean. Kalau kamu memang menyukainya, lanjutkan aja. Kejar dia sampai dapat. Tapi ingat, setiap apa pun yang kamu lakukan untuk memenangkan cintanya jangan sampai melukai hatimu, hati Dean dan hati ibu. Apa kamu bisa menerima syarat tersebut?" Ibu Syumi mengulurkan tangan.
"Akan saya coba, Bu. Mohon doa restunya." Syean menerima jabatan tangan Bu Syumi dan menciumnya.
"Selamat berjuang, Prajurit!" teriak Bu Syumi. Kedua perempuan beda generasi tersebut tertawa penuh kebahagiaan.
***
Ketika jam menunjukkan pukul sembilan pagi, bunyi deru motor terdengar dari luar. Syean yang baru selesai menolong mencuci piring dikejutkan dengan kehadiran Dean di sampingnya. Dean menatap Syean yang senyam-senyum tidak jelas.
"Ini kunci motor lu!" Dean mengambil tangan Syean dan menaruh kunci tersebut di sana.
Mata Syean terbelalak.
"Nemu di mana?" tanyanya lega.
"Semalam pas lu pinsan dan gue anter ke rumah, gue balik lagi ke lokasi. Ternyata kunci motor lu itu masih ada di lobang kunci yang di bawah jok. Lu itu pelupa ternyata. Mungkin kunci lu itu masih nyangkut di sana ketika lu mau ngambil helm. Makanya, kalau jadi orang itu, otak dipake!" Selesai berucap begitu Dean ngeloyor pergi meninggalkan Syean yang hanya bisa melongo mendengar penjelasan Dean barusan.
"Dia ngomong apa, sih?"
***
Jangan lupa comment, like, and share, ya?

Komento sa Aklat (33)

  • avatar
    lepaspenulis

    keren, Cuy

    16/08/2023

      0
  • avatar
    Novel_Triboy

    mantap jiwa

    28/02/2023

      0
  • avatar
    Nabila

    keren ceritanya

    14/01/2023

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata