logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

25. Pergi bersama

Selamat membaca!!
***
Anggasta masih membantu Renata untuk membersihkan lengannya, Dia sudah lebih tenang saat ini.
Anggasta juga sudah menceritakan siapa dirinya pada kedua orangtua Renata, untungnya mereka tidak marah atas apa yang dilakukannya tadi.
Jika boleh jujur Anggasta juga sebenarnya tidak sadar dengan apa yang lakukan hanya saja tanpa tiba-tiba dia ingin sekali memeluk erat Renata dan menangkan gadis itu.
Dia sungguh terkejut dan merasa ikut sakit saat Renata menjadi seperti itu. Dia tidak menyangka jika hidupnya benar-benar buruk.
"Apa sudah lebih baik?" tanya Anggasta pelan.
Renata hanya mengangguk sebagai jawaban.
"Ini minumlah dulu," Mila menyodorkan minuman pada Renata juga Anggasta.
Anggasta menerima dengan baik. "Terimakasih."
Mila hanya mengangguk tersenyum, dia kemudian mengelus rambut Putrinya, "beritahu ibu jika perlu sesuatu." setelah itu Mila langsung kembali keluar dari kamar.
Kini hanya tinggal mereka saja, Anggasta maupun Renata mereka sama terdiam.
Hingga Renata memulai sebuah percakapan. "Untuk apa kesini larut malam?" tanya pelan.
Anggasta menoleh dan menatap Renata. "Ibu menyuruhku untuk kesini. Hari ini harusnya jadwalmu untuk konseling tapi kamu tidak datang, jadi ibu menyuruhku kesini untuk memeriksa keadaanmu. Aku juga tadi melihatmu sangat pucat."
Benar juga, dia bahkan sampai lupa jika seharusnya hari ini dia melakukan konseling. Jika saja bukan karena terus memikirkan surat itu, mungkin dia tidak akan lupa.
"Sampaikan maafku pada ibumu, aku benar-benar tidak ingat. Untuk hari ini terimakasih, maaf juga karena selalu merepotkanmu."
"Tidak perlu meminta maaf," Anggasta tersenyum hangat sambil menatap Renata.
"Terimakasih juga untuk roti yang tadi siang kamu berikan." ucap Renata kembali.
"Sama-sama, sudah sebaiknya kamu istirahat besok harus kembali sekolah. Apa ingin pergi bersama?" tawar Anggasta.
"Aku tidak mau merepotkanmu, lebih baik aku bersama supirku saja."
"Tidak apa-apa, besok pagi aku akan menjemputmu. Aku harus pergi sekarang. Selamat malam." Anggasta beranjak dari kursi dan berniat untuk pergi.
"Tunggu." Renata menghentikan langkah Anggasta, sejujur ada hal yang dia ingin sampaikan pada Anggasta mengenai surat yang dia terima, mungkin saja jika Anggasta tau dia akan mencari tau siapa yang mengirim pesan itu. Tapi dia juga tidak ingin Anggasta mengetahui mengenai surat ancaman itu.
"Ada apa?" tanyanya.
Renata menggeleng pelan, "selamat malam." ucapnya.
Anggasta mengangguk dan tersenyum, kemudian dia keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar.
Tapi diruang tengah Harry sudah menunggu dirinya, dia berjalan mendekat untuk berpamitan.
"Aku ijin pulang, sekali lagi maaf karena telah lancang masuk dan memeluk putri anda." ucap Anggasta sopan.
Harry tersenyum mendengar ucapan Anggasta, dia orang pertama yang Renata kenalkan setelah 12 tahun lamanya, dia pikir di sekolah Renata tidak pernah mau berteman dengam siapapun, tapi tidak disangka dia memiliki seorang teman yang sangat baik dan juga dia adalah anak dari psikoterapinya.
"Tidak apa-apa, seharusnya Om berterimakasih padamu karena sudah membuat Renata tenang, mungkin jika kamu tidak datang Om tidak tau apa yang terjadi malam ini. Om ini ayah yang buruk untuknnya, dalam keadaan dia seperti ini Om dan Tante malah sibuk bekerja."
Anggasta hanya bisa diam mendengar ucapan Harry jika boleh jujur dia juga sangat marah padanya tapi mungkin mereka memiliki alasan lain kenapa mereka melakukan hal seperti itu.
"Om tidak akan banyak bicara lagi mengenai ini, mungkin kamu juga sangat penasaran tentang apa yang terjadi sebenarnya, tapi Om hanya ingin kamu tau dari mulut Renata sendiri. Beri dia waktu untuk menjelaskannya. Om hanya titip untuk selalu menjaga dan menyayanginya, karena Om sadar Om tidak bisa melakukan itu dengan baik."
Anggasta mengangguk paham, "aku tidak akan pernah menyakitinya dan tentunya aku akan menjaganya dengan baik. Aku benar-benar tidak ingin dia seperti itu lagi. Jika begitu aku pergi dulu. Selamat malam."
Setelah berpamita Anggasta langsung keluar dari dalam rumah menuju motor miliknya, dia langsung memakai helm dan melesat pergi keluar dari perkarangan rumah Renata.
Jika hari ini dia tidak pergi, mungkin Anggasta akan menyesalinya.
Dia berhenti ditengah jalan, kemudian dia membuka helm miliknya. Anggasta mengeluarkan sebuah kertas yang diambil dari kamar Renata yang kacanya jendelanya pecah. Ya sebelumnya Anggasta masuk kedalam kamar milik Renata, dia menemukan sebuah kertas bertuliskan sesuatu yang aneh,
Dia hampir membukanya namun tidak jadi karena Mila ibunya Renata langsung masuk kedalam, jadi dia hanya mengantonginya.
Anggasta membuka lipatan kertas tersebut dan membacanya. Dia menyerit bingung dengan isi kata yang disampaikan oleh surat ini. Ini seperti sebuah surat ancaman, apa mungkin selama ini Renata sering mendapat surat seperti ini.
Hal yang terjadi waktu itu juga bisa jadi ada sangkut pautnya dengan hal ini.
Kenapa dia selalu memendam apapun sendiri. Aku harus mencari tahu semua ini.
Anggasta kembali memasang helm dan pergi menuju kekediamannya.
~~~
Pandangan semua orang langsung tertuju pada sebuah motor sport yang dikendarai oleh Anggasta.
Hari ini tampak ada yang berbeda, pasalnya Anggasta tidak berkendara sendiri melainkan bersama seorang Renata.
Ya, sesuai janji Anggasta semalam, hari ini mereka akan pergi bersama kesekolah. Anggasta juga sudah meminta ijin pada ibu dan Ayahnya Renata.
Renata masih terdiam diatas motor Anggasta disaat motor tersebut sudah berhenti berjalan.
Anggasta menoleh kebelakang karena Renata tak kunjung turun dari motor.
"Tidak ingin turun?" tanya Anggasta membuka helm miliknya.
Renata menggeleng sambil melihat sekitar, orang-orang terus menatap dirinya dan juga Anggasta, bahkan beberapa orang terang-terangan tidak menyukai kedatang dirinya dan juga Anggasta. Tentu saja tatapan itu datang dari kalangan wanita dan sudah dipastika jika mereka itu menyukai Anggasta.
Mereka terlihat sangat dekat, apa mungkin selama inu mereka berpacaran.
Aku tidak menyukainya, Anggasta lebih pantas denganku, hwaa hatiku sakit melihat ini.
Mereka pasangan yang sangat cocok.
Anggasta juga sadar dengan tatapan juga ucapan orang-orang. "Jangan dengarkan apapun, kamu cukup diam dan acuh seperti biasa."
Renata akhirnya turun dari motor, dia berniat langsung pergi, namun Anggasta menahannya. "Pergi denganku." Anggasta turun dari motor dan berjalan beriringan dengan Renata.
Renata maupun Anggasta sama-sama berusaha tidak peduli dengan tatapan, mereka hanya terus berjalan lurus.
"Aku bisa pergi sendiri, lagipula arah kelasmu tidak kesini."
"Aku hanya ingin mengantarmu kekelas." ucapnya.
Renata hanya menyerit bingung dengan ucapan Anggasta, kenapa dia menjadi seperti ini.
"Baiklah sudah sampai, aku pergi dulu." Anggasta langsung melambaikan tangannya saat Renata sudah masuk kedalam kelas.
"Wahh kami bilang tidak terlalu dekat dengannya, tapi gopis kamu datang bersama Anggasta sudah menyebar luas dipenjuru sekolah." goda Andini.
"Aku hanya kebetulan bertemu dengannya." jawab Renata pelan sambil terus berjalan duduk dibangku miliknya.
"Padahal kamu sangat cocok bersamanya."
Renata hanya tersenyum tipis mendenger ocehan Andini, ternyata semakin lama mengenal Andini, dia tipe orang yang sangat cerewet.
"Sudahlah kembali ke tempat dudukmu, bel akan segera berbunyi." Renata menyuruh Andini untuk kembali duduk dibangku miliknya.
"Selamat pagi...," Sapa Baim.
Renata maupun Andini menoleh, "selamat pagi." jawan Andini hangat.
"Wahh ada pasangan baru disini." ucap Baim.
Renata hanya menggeleng pelan, "Tidak."
"Kenapa tidak, kamu cocok dengannya dan kamu juga aman bersamanya, mungkin setelah ini tidak akan ada lagi mengganggumu."
Renata menyerit bingung mendengar ucapan Baim. "Maksudmu?" tanya Renata dingin.
Baim terlihat salah tingkah dan terkekeh pelan. "Iya, maksudku kamu pasti aman bersamanya."
***

Komento sa Aklat (138)

  • avatar
    SariLinda

    bagus banget ini

    03/08

      0
  • avatar
    WijayaAngga

    Bagus ka, ada lanjutannya ga? atau cerita yang 11 12 ma ini bagus banget soalnya

    23/07

      0
  • avatar
    Abima aKeynan

    bgs

    11/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata