logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

23. Surat Ancaman

Selamat membaca!!
~~~
Renata masih diam dengan posisi yang sama, lebih tepatnya dia bingung dengan semua orang. Ini waktunya makan siang, bukankah mereka harusnya sibuk dengan makanannya? tapi kenapa malah terus menatap dirinya.
Renata juga enggan memesan makanan karena terlalu banyak orang yang akan menghampiri dirinya.
"Ini sangat tidak nyaman," kesal Andini.
Dia tidak menyangka jika situasinya akan seperti ini, ternyata mengajak Renata masuk kedalam kantin adalah pilihan yang sangat salah.
"Aku baru tau kenapa kamu tidak pernah mau kekantin, mungkin kamu sudah menyangka jika situasinya akan seperti ini kan? Apa kita pergi saja?" tanya Andini.
Renata masih terdiam, dia terlalu risih dan takut jika terus dipandangi seperti itu.
"Renata..., apa kamu mendengarku?" Andin mengguncang lengan Renata pelan.
Renata menoleh gugup, dia takut.
"A-ku ingin pergi saja, Ayo Andini."
Renata langsung berdiri dan disusul oleh Andini, mereka berdua langsung pergi dengan langkah lebar.
Setelah keluar dari kantin, mereka berdua duduk dikursi taman belakang.
"Aku tidak menyangka jika situasinya akan seperti itu, mereka menatapmu dengan berbagai tatapan, aku sungguh takut dengan itu. Tapi aku juga merasa iri, jika saja aku populer sepertimu mungkin aku sudah memiliki banyak teman."
Renata hanya diam mendengar Andini berbicara,
"Tidak menjawab lagi?" Andini menoleh pada Renata.
Renata tersenyum melihat Andini cemberut, dia sangat manis jika sedang seperti itu.
"Aku juga sangat iri padamu." jawab Renata.
Andini menyerit bingung. "Apa yang kamu iri-kan dariku, aku bahkan tidak memiliki apapun untuk kamu iri-kan."
Aku iri karena kamu bisa hidup normal seperti yang lainnya, aku juga ingin seperti itu.
"Aku iri karena kamu cantik Andini, jika saja aku menjadi sepertimu mungkin hidupku akan jauh lebih baik."
Andini tertawa pelan mendengar jawaban dari Renata. "Aku cantik? Apa kamu tidak sadar, kamu lebih cantik dariku itu terbukti dengan kepopuleranmu itu."
Renata juga ikut terkekeh mendengar itu. "Sudahlah jangan dibahas lagi."
Andini mengangguk setuju, mereka tiba-tiba menjadi diam, tidak ada lagi pembicaraan apapun setelah percakapan itu, Renata larut dengan pikirannya begitu juga Andini.
"Aku lihat beberapa hari ini kamu sering bertemu dengan Anggasta, apa kalian dekat?" tanya Andini memulai percakapan.
Renata sedikit tertegun dengan ucapan Andini, gadis ini rupanya sering memperhatikan dirinya.
"Aku tidak terlalu dekat dengannya, hanya saja aku tau ibunya, jadi aku hanya sesekali berbincang dengannya." jawab Renata pelan.
Andini mengangguk pelan, "Aku kira kalian sangat dekat."
"Memangnya kenapa? Apa kamu menyukainya?" goda Renata sambil terkekeh pelan.
Andini menoleh terkejut dengan candaan yang dilontarkan Renata. "Tentu saja tidak, aku berfikir seperti itu karena ketika kamu diculik Anggasta terilhat sangat panik, dia bahkan memarahi Bima karena tidak bisa menjagamu dengan baik."
Renata diam, dia tidak tau harus menjawab apa. Mungkin saja Anggasta seperti itu karena dia sudah tau aku memiliki gangguan, apalagi di kejadian beberapa waktu ketika dia mengiris lengannya Anggasta menyaksikan semua itu, dia pikir mungkin saat itu aku akan seperti itu lagi.
"Mungkin karena acara festival sedang dilaksanakan jadi dia tidak mau semuanya berantakan, jadi dia memarahi Bima. Sebentar lagi bel berbunyi, ayo kita kembali kedalam kelas." Renata berdiri dan mulai berjalan mendahului Andini.
Andini hanya diam, rasanya ada yang salah dengan tingkah gadis itu, dia seperti sedang menyembunyikan sesuatu.
Apa mungkin mereka berpacaran?
Andini langsung menyusul Renata masuk kedalam kelas.
Renata dan Andini sudah masuk kedalam kelas dan duduk dibangku masing-masing.
Renata langsung mengeluarkan buku yang dia simpan dikolong mejanya, namun ada satu buah kertas terjatuh mengenai sepatu miliknya.
Renata menyerit bingung karena dia merasa tidak menyobek bukunya. Dia lantas mengambil kertas tersebut.
Rupanya ini sebuah pesan yang ditunjukan untuknya. Renata langsung membuka kertas yang semula terlipat menjadi dua.
Untuk Renata Adijaya
Kamu pikir setelah kejadian tempo lalu hidupmu akan terus baik-baik saja? Tenang. aku hanya memberi waktu untukmu beristirahat. Tunggu sebentar lagi, aku akan mengirim kejutan yang lebih dari itu.
Salam hangat dari penggemar setiamu.
Setelah membaca surat itu. Renata terlihat sangat takut, dia meremas kertas tersebut. Siapa yang telah mengirim pesan ini untuknya.
Apa dia Pria yang waktu itu? Jika iya bukankah dia telah dikeluarkan dari sekolah. Lalu siapa yang mengirim surat ancaman ini.
Hidupnya sudah benar-benar tidak baik dan sekarang dia harus menerima surat seperti ini, apa yang salah tentang dirinya? Kenapa semua orang selalu menyalahkan dirinya atas apa yang tidak dia lakukan.
"Renata...," panggil Baim pelan.
Renata menoleh terkejut dan langsung menyembunyikan kertas tersebut dikolong bangku miliknya.
"Apa aku terlihat seperti hantu? Kamu terlihat sangat terkejut melihatku." ucapnya.
Renata menggeleng pelan. "Ada apa?" tanya dingin.
"Ini aku hanya ingin memberimu hasil foto yang ku ambil di acara festival,"
Renata mengambil foto tersebut.
"Apa kamu baik-baik saja? Wajahmu sangat pucat."
"Aku baik-baik saja, terimakasih." jawab Renata.
Baim hanya mengangguk dan kembali duduk dibangkunya.
~~~
"Apa semuanya sudah beres?" tanya Anggasta pada semua anggota OSIS-nya.
Hari ini mereka sedang berkumpul dan membicarakan hal mengenai pembagian surat untuk orangtua para murid, akhir semester akan segera tiba.
Sekolah akan mengadakan rapat orangtua sebelum ujian sekolah dilaksanakan.
Semua orang mengangguk dan menjawab, "Beres."
"Baiklah kita menyebar saja seperti biasa yang sering kita lakukan." jelas Anggasta.
Setelah semuanya beres, Anggota OSIS mulai menyebar kesetiap kelas untuk membagikan surat.
"Wahh kali ini kita masuk kedalam kelasnya Renata lagi. Apa kamu senang?" lagi-lagi Erik menggoda Anggasta.
"Berisik." Anggasta langsung pergi meninggalkan Erik yang terus mengoceh tidak jelas.
Anggasta membuka pintu kelas pelan, semua orang yang ada didalam langsung menoleh dan membenarkan posisi duduk mereka.
Dikelas ini tidak ada guru yang mengajar. "Apa kalian sedang bebas?" tanya Anggasta.
"Kami hanya disuruh untuk mengerjakan tugas." jawab Bima.
Anggasta mengangguk mengerti. "aku ingin memberikan sedikit informasi,"
"Silahkan."
"Baik, sebelumnya saya mintamaaaf karena mengganggu. Ada informasi yang saya dan rekan saya akan sampaikan mengenai ujian akhir semester yang sebentar lagi akan dilaksanakan. Ada surat yang harus dibagikan dan diberikan kepada orangtua masing-masing, saya harap kalian memberikannya karena minggu depan akan ada pertemuan orangtua." jelas Anggasta panjang lebar dan disusul oleh Erik yang membagikan semua surat tersebut pada seluruh murid.
Anggasta mengalihkan pandangannya pada meja dimana gadis yang selalu dia awasi tengah duduk.
Dia sangat pucat, apa dia sakit?
Anggasta berjalan pelan menuju meja Renata, semua orang jelas melihat itu.
Suasana menjadi hening akibat hal yang dilakukan Anggasta.
Dia sudah berdiri disamping meja Renata, gadis itu menyadari kedatang Anggasta dan menoleh tanoa berbicara.
"Ini makanlah, aku lihat tadi kamu belum makan apapun dikantin." Anggasta menyodorkan satu buah roti yang dia kantongi disakunya.
Mendengar ucapan itu tentu saja semua orang didalam bersorak senang, mereka terlihat sangat iri dengan perhatian Anggasta,
Selama ini Anggasta dikenal sangat cuek pada perempuan, tidak pernah ada wanita yang berhasil memacarinya.
Erik juga terlihat sangat terkejut dengan aksi Anggasta, dia kira Anggasta tidak akan pernah menunjukan pada siapapun jika dia menyukai Renata.
Tidak peduli dengan sorakan semua orang Anggasta kembali berjalan kedepan dan memberikan salam penutup. "Sekian yang kami dapat sampaikan, sekali lagi tolong sampai kepada orangtua kalian.Terimakasih."
Anggasta dan yang lain langsung berjalan keluar dari kelas.
***

Komento sa Aklat (138)

  • avatar
    SariLinda

    bagus banget ini

    03/08

      0
  • avatar
    WijayaAngga

    Bagus ka, ada lanjutannya ga? atau cerita yang 11 12 ma ini bagus banget soalnya

    23/07

      0
  • avatar
    Abima aKeynan

    bgs

    11/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata