logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Dilema Danang

Semua terdiam.
Terdengan deru mobil dari teras,semua menoleh ke teras kecuali mbak Nadia. Seolah ia sudah tidak perduli dengan semua hal yang ada di dunia ini. Terlihat mas Danang keluar dari mobil dengan berlari. Setelah memasuki ruang tamu tampak semua menatap Mas Danang. Tanpa memperdulikan sekitar mas Danang langsung bersimpuh di hadapan mbak Nadia.
"Sayang.... Aku mohon. Jangan seperti ini." Mbak Nadia masih diam.
"Puas kamu... sudah merusak rumah tanggaku.!" bentak mas Danang padaku yang membuat pipiku kembali di banjiri air mata.
"Cukup mas!" bentak Mbak Nadia.
Ayah memasang wajah datar sedangkan ibu masih menangis di pelukan Mbak Nadia.
"Bukan Karin yang merusaknya mas. Tapi kamu sendiri yang telah merusak rumah tangga kita. Kamu lupa itu mas?" Jawab mbak Nadia dingin tanpa menatap mas Danang.
" Nad.. Jangan egois. bagaimana dengan anak anak?" tanya mas Danang sembari mencari pembenaran atas nama anak anak. Mbak Nadia tersenyum sinis. Bahkan setengah tertawa yang mengejek.
"Egois kamu bilang???" ucapnya tertahan,seperti sedang mengambil ancang ancang untuk menerkam.
"Jadi aku egois? Baik! Kamu selingkuh. Kamu melupakan anak dan istri di rumah. Kamu menikmati tubuh yang bukan seharusnya. Apa itu tak egois? Bahkan kau ingin meninggalkan selingkuhanmu setelah tau ia hamil. Apa itu tidak egois? Bagaimana nasip bayi yang bahkan belum lahir? dan Bagaimana dengan selingkuhanmu yang telah kau nikmati dan kau rusak? Apa itu tidak egois?" tanya Mbak Nadia yang membuat tangisku semakin pecah.
"Tapi sayang... maafkan aku. Apa kau tak memikirkan perasaanku?" Tanya mas Danang.
"Waktu kamu menikmati Karin. apa memikirkan aku???? Tidak." Ucap mbak Nadia penuh emosi yang tertahan. Semua terdiam.
"Ingat mas. Kamu punya dua putri. Apa yang kamu tanam itu yang kamu tuai. Aku hanya menyelamatkan anakku dari karmamu mas. Setelah ini aku akan menggurus perpisahan kita. Tak ada negosiasi lagi. Untuk anak,biar mereka yang memilih. Denganku atau denganmu." Kemudian mbak Nadia beranjak dari duduknya.
"Kalian boleh mempersiapkan acara pernikahannya.Biarkan mas Danang di sini. Jangan mencoba kabur mas. " kemudian mbak Nadia berpamitan meninggalkan Rumahku dan meninggalkan suaminya di rumah selingkuhannya. Sungguh aku tak habis fikir dengan jalan pikirannya. Semua perlakuan Mbak Nadia membuat aku semakin menyesali apa yang aku lakukan.
####
Mas Danang masih terdiam di atas sofa rumahku. Sementara ayah dan ibu sudah masuk dalam rumah entah apa yang mereka bicarakan. Sementara Sofia juga sudah ke kamarnya.
"Mas sekarang aku sudah berubah pikiran. Aku lebih baik tak jadi menikah denganmu mas. Aku tak sampai hati melihat mbak Nadia." Ucapku pelan dan kali ini tanpa ada air mata keluar
"Aku akan sangat berterimakasih padamu Rin. Kalau kamu sendiri yang ingin membatalkan pernikahan ini." Ucap mas Danang tanpa melihatku. Se besar itukah lau mencintai istrimu mas? Aku terdiam. Aku sendiri bunggung dengan apa yang harus aku lakukan.
#####
Pov Nadia
sepulang dari rumah Karin semuanya menjadi sangat jelas. Aku memang harus mengambil jalan perpisahan,semoga ini yang terbaik untuk semua.
Sesampai di rumah ku dapati Putri dan Lintang sudah berada di rumah. Melihat mereka berdua semua rasa lelah san amarahku hilang.
"Mama" ucap mereka kompak. Sembari berlari memelukku.
"iya sayangnya mama." aku menciumi mereka bergantian.
"Apa mama marah padaku?" tanya Putri
"Tentu tidak. Sayang" ucapku sembari menggandeng mereka masuk ke dalam rumah. Di sofa ruang tamu aku memangku kedua Putriku dan mulai aku beri mereka pengertian tenrang perpisahan kami.
"Sayangnya mama. Mamau bicara sesuatu yang penting pada kalian.Kalian milih tinggal sama papa atau sama mama?"tanyaku sambil melirik mereka bergantian.
"Kenapa ma?"Tanya Putri.
Aku memhela nafas ban menjawab.
"Papa dan Mama sudah tidah tiggal bersama. Papa akan tinggal bersama mama baru dan adik bayi." Terangku sembari menahan sesak di dada.
"Jadi kita akan punya adik ma?" ucap Lintang. Dan aku menggung dengan tersenyum.
"Aku ikut mama." Kata putri. Lintang menyaut dengan anggukan tanda mengiyakan keputusan Putri. Aku tersenyum Dan memeluk mereka.
"Sayangnya mama" Kataku
"Kita juga sayang mama" Ucap lintang.
#####
waktu makan malam.
Aku mempersiapkan makan malam. Kali ini aku di bantu oleh anak anakku,walaupun mereka lebih banyak ngrecokin daripada membantu. Tapi ya sudahlah toh ini bisa menjadi pelajaran bagi mereka. Belakar di dapur. Terdengan suara mobil di teras,Aku yakin itu mas Danang. Tak berapa lama mas Danang sudah bergabung dengan kami di dapur.
"Halo sayangnya papa."Kata mas Sanang sambil mencium putrinya bergantian.
"Halo papa." Balas Lintang.
"Pa... kenapa papa ingin punya adik dari mama yang lain? Kenapa Papa dan mama akan berpisah?" tanya Putri yang membuat mas Danang kaget setengah mati. Kemudia menatapku. Aku terdiam.
"Ayo pa jawab." Putri mulai membentak.
"Sayang... Nanti kalau sudah waktunya kamu akan tau sayang." jawabku menenangkannya sembari menyodorkan nasi goreng kesukaannya,yang memjadi menu makan malam kali ini. Putri melahapnya tanpa berkomentar lagi. Setelah selesai makan malam akuembereskan semuanya,di bantu Purti. Aku sendiri tak paham kenapa sekarang anak anakku menjadi lebih perhatian kepadaku. Mau membantu semua pekrjaan rumahku. Itu membuat aku bahagia. Setelah semua selesai aku mengantarkan putri dan lintang untuk tidur. Mereka tak banyak bertanya lagi. Ku biarkan mas Danang entah sedang apa. Aku sudah tak perduli lagi. Setelah mereka terlelap aku berjingkit,berjalan menuju kamar untuk mengambil peralatan tidurku. Ku lihat mas Danang duduk di tepian ranjang dengan wajah gelisah. Seketika bangkit dari duduknya ketika mengetahui kedatanganku.
"Sayang.... Karin menolak menikah denganku." Ucapnya.
"Lalu?"
"Jadi kita tak perlu berpusah. karena aku akan tetap menjadi milikmu,dan aku tak kan membagi cintaku." Jawab mas Danang penuh keyakinan kalau aku akan luluh.
"Karin mau menikah denganmu ataupun tidak,sudah nggak ada pengaruhnya mas. Aku tetap akan minta cerai."Kataku
"Tapi Nad."
"Sudah cukup mas. Aku lelah. Besuk aku harus ke pengadilan agama,mengurus perpisahan kita." Aku melangkah keluar kamar. Aku tak lagi mempedulikan apa yang mas Danang katakan.Susah payah aku berusaha tidur,setelah di paksa cukup lama,akhirnya aku terlelap juga.

Komento sa Aklat (64)

  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    04/06

      0
  • avatar
    AwaliahAdilah

    sukaaa mnarikk

    27/05

      0
  • avatar
    nur annisa

    saya suka dengan cerita ni

    22/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata