logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

di lamar istri pacar

POV karin
Sungguh di luar dugaan mbak Nadia ingin ke rumahku dan membantuku berbicara pada orang tuaku tentang pernikahan siriku nanti. Aku masih nggak habis pikir Mbak Nadia sedang tidak waras atau memang ia baik hati? oh teganya aku. Dadaku terasa sesak tidak karuan.
"Ayo. Aku sudah siap." Tiba tiba ucapan mbak Nadia membuyarkan lamunanku. Aku bergagas berdiri mengekor di belakang Mbak Nadia.
"Nad. jangan gila kamu Nad.?" cegah mas Danang sambil menarik tangan mbak Nadia. Ku lihat mbak Nadia merasa risih.
"Aku nggak gila. Kamu yang gila." Ucap mb Nadia sembari menuding jidat Mas Danang. Dengan penuh emosi Mbak Nadia melangkah mendekati mobil. Aku masih mengekor di belakangnya.
"Ayo. Cepet." bentak mbak Nadia padaku.
Dan aku bergagas masuk mobil. Sedangkan mas Danang berlari mendekati mobinya,mungkin ingin mengekor kami.
Di dalam perjalanan menuju rumahku,kami lebih banyak milih diam.
"Mbak. Maafkan aku." Ucapku memecah keheningan.
" Kamu tak perlu minta maaf. mungkin ini jalan dari yang kuasa. Aku yakin,dalam lubuk hatimu yang paling dalam kamu juga nggak mau jadi pelakor." Kata mbak Nadia tanpa memandangku.
Aku hanya mengguk pelan.
"Lalu?" tanya Mbak Nadia lagi.
"Uang kuliah. Dan cita cita." Jawabku. Mbak nadia terdiam.
"Aku lahir dari keluarga kurang mampu mb. Dan aku punya cita cita terlalu tinggi. Aku ingin jadi perawat. Dan Mas Danang membantuku untuk kuliah." mbak Nadia masih terdiam mendengar ceritaku.
" Dulu sebelum semuanya terlambat,aku sudah menanyakan tentang mbak pada Mas Danang. Tetapi katanya istrinya sudah lama meninggal,dan putri putrinya bersama nenek mereka.Itu yang aku tau mbak. Kalau aku tau mas Danang masih punya istri tak mungkin aku maju mbak." terangku.
Aku kembali menatap mbak Nadia. Tampak matanya berkaca kaca,tapi mulutnya masih tatap saja diam. Setelah itu kami sama sama terdiam,larut dengan pikiran masing masing.
sungguh andai aku tau Mas Danang masih punya istri ,pastilah aku takkan mau d jamah olehnya. Tapi kini nasi sudah menjadi bubur. Masih untung istrinya baik dan lembut. kalau seperti moster bagaimana??
batinku tak karuan.
"depan itu berhenti,mbak." ucapku.
Kemudian mbak Nadia memarkirkan mobilnya di depan rumah yang bisa di bilang sederhana. Aku turu. dengan perasaan tak karuan,begitupun mbak Nadia terlihat sedikit tegang. Ku lihat ayah,ibu,dan adikku sudah berada di teras menunggu kami.
"pak,buk, ini mbak Nadia..." Aku terdiam memikirkan apa yang tepat tak mungkin aku mengatakan kalau inilah istri yang suaminya aku rebut. Tuhan tolong aku.
"teman nya Karin buk,pak" saut mbak Nadia.
rupanya ia tau kegindahan hatiku. Ya allah mbak baik sekali hatimu. Pujiku dalam hati.
"Oalah nduk.... iyo iyo.... monggo masuk nduk." Kata ibu mempersilahkan. dan kami tersenyum.Aku masih heran dengan. sikap mbak Nadia yang masih tenang dan masih bisa tersenyum anggun. Kami duduk di sofa ruang tamu Sofia duduk manis bergelayut di lenganku. Memang dia adalah adikku yang bisa di bilang sangat lengket padaku. Ibu berjalan dari belakang sudah membawa nampan berisi minum dan camilan. Hatiku semakin berdebar kencang,tanganku gemetaran dan dingin. Aku melirik mbak Nadia,ia masih tenang. Sembari mengedipkan mata dan tersenyum memberikan kekuatan padaku. Aku hanya meringis.
"monggo nduk di cicipi." tawar ibu sembari duduk di samping ayah.
"pak,buk,maaf kedatangan saya kesini ingin memberitaukan sesuatu hal yang penting. Tetapi saya harap bapak dan ibu,bisa mempersiapkan hati. Mungkin yang saya sampaikan terasa pahit." Mbak Nadia memandangku yang hanya bisa menunduk.
Kemudian mbak Nadia memegang tanganku,untuk membagikan kekuatan yang ia punya.
"Maksutnya apa y nduk?" tanya bapak. Mbak Nadia menghela nafas.

"Sofia,kamu ke belakang dulu." perintah bapak.
"Tidak. Maaf pak,saya minta biarlah Sofia tetap di sini. Mungkin ini bisa menjadi pelajaran untuknya kelak." saut mbak Nadia dengan cepat.
Suasana kembali hening.
"Begini pak. Apapun yang akan saya sampaikan saya harap bisa di selesaikan dengan kepala dingin." semuanya hening.
"Bilmilahhirohmannirohim.." Mbak Nadia mengambil ancang ancang
"pak,buk,Karin sedang terkena musibah. Dia di tipu seorang pria,dia di janjikan kuliah oleh sang pria. Tapi ternyata pria itu berbohong ternyata dia sudah punya anak dan istri. Untuk kuliah Karin memang menjalani kuliah uang dari sang pria tersebut." semua diam.
Mbak Nadia berhenti sejenak. Sedangkan ayah,ibu,dan Sofia masih diam menyimak cerita mbak Nadia.
"Sebelum jauh Karin sudah menanyakan tentang status perkawinannya." lanjut mbak Nadia.
Kemudian mbak Nadia tanpa aku sangka ia mengelus pundakku seolah ingin mengatakan kalo aku harus kuat.
"Tetapi pria itu berbohong. Dan sekarang Karin hamil 4 minggu." mbak Nadia sangat tegar menjelaskan semuanya kepada orang tuaku. Bahkan dalam kata katanya tak ada amarah dan kekecewaan. Ada apa ini? batinku.
"Apa? Masya allah nak." ucap ibu sembari mengelus dadanya,matanya bak sungai yang mengalir deras. Sedangkan ayah masih diam saja. Sofia sudah mulai bisa mencerna apa yang terjadi.
" Ibu tak usah khawatir. Aku pastikan pria itu menikahi Karin." ucapan mbak Nadia membuat ibu menatapnya seolah mencari jawaban.
""Lalu bagaimana dengan anak isrrinya?" tanya ayah.
"Anak dan istrinya sudah terbiasa tanpa pria itu setelah ia berpacaran dengan Karin." Kata mbak Nadia sembari menarik tangan yang sedari tadi menyalurkan kekuatan padaku.
" Apa kamu yakin nduk?"tanya bapak
"Yakin pak." jawab Mbak Nadia mantap
"Kenapa bisa begitu?" Tanya ayah.
" Karena.... Akulah istri tersebut. Aku yang akan. menikahkan mereka,sebelum bayi itu lahir."terang mbak Nadia.
Ayah menatap mbak Nadia dalam dalam,seolah sedang mendalami apa yang sedang di rasakan mbak Nadia.
"Oalah nduk..... kok kamu tego to.Rebut suami orang?" tanya ibu masih dengan isak tangisnya.
"Karin tidak tau bu,kalau itu suami orang. Kalau Karin tau dari awal mungkin ia juga tak kan mau. Karin anak yang baik bu. Suamiku saja yang ngragas(rakus) bu." bela mbak Nadia.
ya allah mbak terbuat dari apa hatimu mbak. sungguh ruginya mas Danang menyia yiakan kamu mbak.
"Nduk,maafkan Karin y nduk." Kata ibu yang sudah bersimpuh di depan mbak Nadia.
"Buk.... Jangan seperti ini." Kata mbak Nadia sambil menggkat ibu,dan mendudukkannya di samping mbak Nadia.
"Buk. kita sama sama perempuan. kita sama sama punya anak. Dan apa yang akan terjadi kalau anak Karin lahir tanpa ada ayahnya?" semua terdiam.
"Lalu pie denganmu nduk?" Tanya ayah.
"Aku akan segera menceraikan mas Danang pak. Mungkin ini memang sudah jalan yang allah pilih untuk ku. Bukan karene menikah lagi yang menjadi masalah adalah kebohongannya. pak."jawab Mbak Nadia.
"kamu sudah siap nduk? Bagaimana dengan anak anakmu?" Tanya ayah penuh pertimbangan.
Mbak Nadia tersenyum
"Ia akan tetap punya ayah,pak. Hanya sudah tidak tinggal bersama." terang mbaj Nadia.
Ayah diam ibu menatap sendu pada mbak Nadia. Sofia hanya diam.
"Aku ingin pernikahan segera di gelar pak. sekarang siri dulu. Nanti kalau aku susah resmi bercerai baru sah secara negara."
semua terdiam.
######
Bersambung dulu ya mak.... gregeten y sama sikap Nadia yang lempeng aja. aku juga.....

Komento sa Aklat (64)

  • avatar
    WahyuningsihNita

    Bagus👍

    04/06

      0
  • avatar
    AwaliahAdilah

    sukaaa mnarikk

    27/05

      0
  • avatar
    nur annisa

    saya suka dengan cerita ni

    22/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata