logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Diandra Cahaya Ningrum

Diandra Cahaya Ningrum itulah namanya, salah satu bunga kebanggaan yang dimiliki sekolahnya. Orang tuanya bernama Kayla Permata Ningrum dan Abimanyu Ningrum, wow keluarga ningrum. Merupakan salah satu keluarga nomor 7 terkaya di dunia. Beragam prestasi yang telah ditorehkannya semasa dia bersekolah. Mulai dari berbagai kemenangan olimpiade dan juga bidang olahraga utamanya renang sebelum dia memutuskan berhijab ya. Setelah berhijab dia memilih fokus dengan olimpiade.
"Kamu serius nak mau keluar dari club renang ini" tanya Markus sang pelatih.
"Iya pak, maaf saya ingin fokus sama olimpiade saja" balas Diandra.
"Baiklah nak, kalau itu keputusan kamu" ucap Markus.
Tak ada yang tahu kenapa dia lakukan hal itu, hanya saja ada sesatu hal yang menyebabkannya. Tentu saja bukan karena penampilannya sekarang ini.
"Sebenarnya aku masih sangat ingin berenang, tapi apa daya kecelakaan itu berakibat fatal. Dan aku tak mungkin lagi bisa berenang sampai kapanpun" batin Diandra.
"Kalau begitu saya permisi pak. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" pamit Diandra.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh" balas Markus.
Berita kemunduran dirinya menjadi tanda tanya besar bagi semua teman-teman apalagi guru-gurunya. Tapi tidak untuk orang tuanya, karena mereka sudah tahu penyebab yang sebenarnya sehingga sang anak melakukannya.
"Kamu tidak apa-apa nak" tanya Kayla.
"Nggak apa-apa ma" balas Diandra.
"Ya sudah nak, tamat sekolah nanti kamu mau daftar di mana" tanya Abi.
"Aku mau daftar di Blx Senior high School bolehkan pa" balas Diandra.
"Tentu sayang, kamu tidak apa-apa itu bandung loh sayang" tanya Abi.
"Nggak apa-apa pak, aku mau mandiri saja. Kan disana ada Villa kita juga, nanti aku tinggal di sana saja" balas Diandra.
"Baiklah kalau itu keputusan kamu, papa dan mama pasti dukung" ucap Abi.
Hari-hari yag ditunggu pun tiba, sekarang dia telah lulus dan akn melanjutkan pendidikannya di bandung kota kelahiran sang Mama.
"Baik-baik ya disini. Kalau butuh apa-apa hubungi mama" ucap Kayla.
"Ingat jangan nakal. Dan ini mobil untuk kamu, bukan mobil mahal kok tenang saja" sambung Abi.
"Makasih Pa... ma" balas Diandra.
"Sama-sama nak, kalau begitu kita pulang dulu ya. Ayo ma" ucap Abi.
"Iya mas... kamit pamit sayang. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" pamit Kayla.
"Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh" balas Diandra.
Begitulah kehidupannya di bandung hingga dia dipertemukan dengan Aninda dan menjadi sahabat baiknya.
'Hari ini katanya ada siswa baru, katanya sih murid beasiswa gitu'
'Eh masa sih, mau aja nih sekolah nerima mereka. Kalau aku sih nggak level ya'
'Tapi katanya dia sangat cantik loh. Nambah nih stok cewek cantik di kelas kita. Asyik'
Berbagai bisik-bisik yang terjadi, hingga ibu Dian pun datang bersama dengan siswa baru tersebut.
"Anak-anak hari ini kita kedatangan siswa baru. Silahkan nak perkenalkan nama kamu" ungkap bu Dian.
"Masya Allah cantik sekali" batin Diandta.
"Baiklah, perkenalkan nama saya Aninda Putri W. Pindahan dari Surabaya, salam kenal semuanya. Mudah-mudahan kita dapat berteman dengan baik" ucap Aninda.
"Nama ibu Diana Almahera, panggil ibu Dian saja, sebagai wali kelas kamu. Ada yang ingin kalian tanyakan" tanya bu Dian.
Seorang cowok mengacungkan tangannya, setelah dipersilahkan dia pun berbicara.
"Ya Alfian, silahkan apa yang ingin kamu tanyakan" ucap bu Dian.
"Apa alasan kamu pindah ke sini" tanya Alfian.
"Karena ikut orang tua" jawab Aninda.
"Nah sudah dijawabkan. Jika masih ada yang ingin ditanyakan, besok-besok saja ya. Aninda silahkan kamu duduk bersama Diandra" ucap bu Dian.
Gadis yang disebut namanya mengacungkan tangannya.
"Baik bu, terima kasih" pamit Aninda.
Aninda pun berjalan ke arah Diandra, gadis berkerudung itu. Merekapun berkenalan.
"Hai nama aku Diandra Cahaya Ningrum. Semoga kita bisa berteman baik" ucap Diandra.
"Aku Ani..." ucap Aninda terpotong.
"Aku sudah tahu, kamu sudah perkenalankan tadi" ucap Diandra.
Setelah perkenalkan singkat tersebut merakapun kembali fokus untuk memulai pelajaran. Bel istirahat pun berbunyi, para siswa bersiap ke kantin. Begitupun dengan Aninda dan Diandra.
"Kamu mau makan apa, biar aku yang pesanin" ucap Diandra.
"Aku Nasi Goreng aja ya, minumnya jus jeruk" balas Aninda.
"Ok. Aku pesanin dulu ya" pamit Diandra.
Beberapa menit kemudian Diandra kembali dengan membawa pesanan mereka. Tanpa menunggu lama mereka pun makan dengan nikmatnya. Waktu berjalan dengan cepat, mereka pun kembali ke rumah masing-masing.
"Aninda kamu pulangnya sama siapa" tanya Diandra.
"Biasanya pulang sendiri, atau nggak pesan ojol" balas Aninda.
"Kebetulan aku bawa mobil, bareng aku aja ya" ucap Diandra.
"Nggak usah, takut ngerepotin kamu" tolak Aninda.
"Nggak apa-apa kita kan teman. Oh iya rumah kamu dimana" tanya Diandra.
Akhirnya Aninda pun menyerah. Tak disangkah rumah mereka searah. Hanya beda blok saja. Aninda pun turun di rumah palsunya. Setelah mengucapkan terima kasih diapun berjalan masuk.
"Makasih ya Di, aku masuk dulu" ucap Aninda.
"Sama-sama" balasnya.
Diandra pun tiba di villanya, setelah memarkir mobilnya diapun masuk ke rumahnya. Villa yang tak begitu mewah tapi tidak sesederhana dengan apa yang kalian pikirkan. Villla berlantai dua, dilengkapi dengan ornamen-ornamen unik dari kayu. Di pekarangannya terdapat taman bunga tulip yang sangat indah. Dan dibelakang villla terdapat danau buatan yang sangat cantik. Wiss silahkan bayangkan sendiri keindahannya.
Diandra hanya sendiri ya, tinggal di villa tersebut. Sebenarnya ada beberapa pembantu, tapi mereka tidak menginap. Mereka pulang pukul 17:00 dan akan kembali lagi ke villa pukul 06:00. Bisa dikatakan Diandra hanya sendirian pada malam hari.
"Maaf non Diandra, bibi pulang dulu ya. Ini sudah malam besok pagi kami kembali lagi. Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh" pamit bi Asih mewakili kedua temannya.
Aku lupa ya, jadi di villa itu ada tiga pembantu, Asih yang mengurus bagian dalam villa, Arsy mengurus bagian dapur dan pak Anton mengurus taman dan pekarangan Villa. Katanya mau mandiri, ingatkan apa yang Diandra bicarakan pada orang tuanya. Tapi ya beginilah, villa itu sudah lama diurus oleh ketiganya.
"Ya sudah, kalian hati-hati ya. Waalaikumussalam Warahmatullahi Wabarakatuh" balas Diandra.
Diandra pun memilih kembali ke kamarnya. Di sana dia mulai bersantai, tenang soal makan malam bisa dia sekesaikan. Asal kalian tahu ya, dia jago dalam hal masak memasak.
"Masaknya nanti aja deh. Mending aku ngedrakor aja dulu. Drama apa ya yang bagus. Hotel Del Luna, seperti ini bagus deh. Lihat ah" batin Diandra.
Dia pun memutuskan menontonnya, tanpa dia tahu kalau itu adalah drama horor. Tapi untung sih dia bukan tipe yang penakut. Tapi ya ngerih juga kali, menontonnya sendirian di villa seluas ini.
"Aduh mampus horor lagi. Tapi ya sudah deh. Udah terlanjur juga" batin Diandra.
Kegiatan menontonnya terhenti setelah jam menunjukkan pukul 20:00. Karena keasikan jadi lupa waktu ya. Tapi jangan salah, minggu ini adalah hari kebebasannya. Apa itu, biasa urusan perempuan kedatangan tamu bulanan. Setelah mematikan laptopnya diapun menuju ke dapur yang berada di lantai bawah. Dengan perasaan senang diapun memasak, tentu saja porsi cukup untuk dirinya sendiri. Kan sayang kalau masak yang bayak terus tidak dihabiskan. Kan mubazir...
Masakan pun sudah terhidang dengan cantiknya di meja makan. Mau tahu apa aja langsung ya, ada tempe goreng, terong balado dan sup. Lumayan ya banyaknya, nggak lah itu bisa dihabiskan kok, tenang aja. Diapun menyantap makanannya dengan diam. Setelah kenyang dia pun membereskannya kemudian istirahat. Nggak lanjut nonton lagi... ya enggaklah. Begitulah kegiatannya sehari-hari, pagi-siang di sekolah dan setelahnya di rumah aja. Keluar kalau ada yang penting aja atau ada keperluan mendesak yang tak boleh ditinggalkan bahkan dilupakan.
Ya begitulah pertemuan singkat keduanya yang mengantarkannya kedalam jurang pertemanan yang dinamakan persahabatan.
Ujian sudah selesai kini adalah hari libur. Diandra dan Aninda memutuskan untuk mengisi hari liburnya dengan menjadi guru bagi anak-anak jalanan di dekat Villa Diandra. Anak-anak semuanya antusias, ditambah yang mengajar mereka adalah gadis-gadis cantik yang berwajah malaikat itu. Keduanya merasa senang dapat berbagi sedikit ilmu kepada anak-anak yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung atau pengamen. Tamparan keras untuk keduanya, dibalik megahnya bangunan yag bernama sekolah masih ada anak yang tak mendapatkan pendidikan karena keterbatasan ekonomi. Sungguh disayangkan... hingga terlintas dipikiran Aninda untuk memberikan beasiswa untuk anak-anak itu tapi apa itu mungkin. Dan tanpa dia sadari hal itu juga yang dipikirkan oleh Diandra. Hingga setelah anak-anak itu pulang keduanya pun berbincang.
"Eh... An... aku kepikiran untuk memberikan mereka beasiswa sampai selesai. Kamu bagaimana" tanya Diandra.
"Itu juga yang aku pikirkan Di. Lebih baik kita lihat dulu perkembangannya bagaimana" balas Aninda.
"Iya An... ngomong-ngomong kamu serius ingin masuk pesantren" tanya Diandra.
"Aku serius Di" balasnya.
"Baiklah... ingat ya dengan surat aku. Jangan lupa di buka tapi bukan untuk sekarang" ucap Diandra.
"Iya Di... emangnya isinya apaan sih" tanya Aninda.
"Enak aja nanya-nanya, tunggu saja ya. Nanti juga kamu tahu kok" balas Diandra.

Komento sa Aklat (313)

  • avatar
    RintilAs

    baik

    4d

      0
  • avatar
    InnaMutmainna

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    MlIkok

    bagus

    10d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata