logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Ujian Nasional

UN akan berlangsung selama 3 hari. Dan Aninda telah menyiapkan dirinya baik secara lahir maupun batin tentu saja. Bukan hanya otak yang kita butuhkan tapi juga kesehatan juga harus mendukung ya...
"Aninda kamu udah siap ujiannya" tanya Diandra.
"Insya Allah siap Di... kamu bagaimana" balas Aninda.
"Iya dong, aku kan sudah belajar yang rajin" ucap Diandra.
Tak lama kemudian, Ibu Febby selaku pengawas ujian nasional datang. Tak menunggu waktu lama soal ujian pun dibagikan. Semua peserta ujian mengerjakan tes mereka dengan penuh konsentrasi tak ada bisik-bisik teman sebangku, tentu saja jarak mereka agak jauh antara satu peserta dengan peserta yang lainnya. Aninda mengerjakan soalnya dengan cepat hanya membutuhkan waktu 25 menit diapun mengumpulkan lembar jawabannya.
"Eh... buset dah Aninda cepat banget selesainya" batin Diandra.
10 menit setelah Aninda mengumpulkan lembar jawabannya, Diandra pun menyusulnya. Menyusul, kan setelah mengumpulkan lembar jawaban peserta tidak diperkenangkan tinggal di dalam kelas.
"Aninda mana sih, apa dia ke kantin ya. Cari kesana deh" batin Diandra.
Sampainya dia di kantin. langsung celingukan mencari Aninda, bagaikan anak ayam yang mencari keberadaan induknya. Melihat itu Aninda pun memanggilnya.
"Diandra aku disini" panggil Aninda yang duduk di meja kantin paling belakang.
"Kamu ya" semprot Diandra.
"Kamu ma lama Di, aku bosen tahu nunggunya" balas Aninda.
"Lama kepala kamu pean... kamu yang cepat banget keluarnya. Aku baru mengerjakan 20 nomor kamu sudah selesai menjawab semuanya" ucap Diandra.
"Habisnya bosan aku lama-lama di kelas, yaudah aku cepatin aja" bantah Aninda.
"Alah alasan kamu... bilang aja lagi lapar" ucap Diandra.
"Iya" cengir Aninda tanpa dosa.
"Kamu udah selesaikan, kita ke perpus yuk. Cari materi untuk ujian besok" usul Diandra.
"Ok... Ayo kita pergi" antusias Aninda.
Keduanya pun memutuskan ke perpustakaan, sesampainya disana mereka langsung mengumpulkan buku apa saja mereka perlukan. Setelah itu mereka pun mempelajarinya...
"Eh... ngomong-ngomong soalnya tadi lumayan mudah loh. Jadi aku cepat selesainya" ucap Aninda.
"Mudah dari mana An... otak kamu yang kepintaran tahu" balas Diandra.
"Ya kali mudah An... aku aja setengah mati menyelesaikannya. Bahasa Indonesia gitu loh, mudah dari mana coba. Emang kamu otak komputer, aku ma apa sih remahan buku" batin Diandra.
"Masa sih Di... ya sudah lah. Kita belajar yuk, nanti siang ada ujian matematika loh" ucap Aninda.
"Iya" balas Diandra.
Mereka pun melanjutkan pembelajarannya yang tertunda tadi... tak lama kemudian bel istirahat pun terdengar. Ya... bodoh amatlah, mereka kan sudah makan lebih baik melanjutkan belajarnya.
Butuh waktu berjam-jam untuk keduanya belajar. Demi mengistirahatkan otaknya, mereka memutuskan ke taman sekolah.
"Panas otak gue An... ke taman yuk" ajak Diandra.
"Baiklah" balas Aninda sambil membereskan buku-buku mereka.
"Ayo kita berangkat" lanjut Aninda.
Mereka pun berjalan ke taman, sangat indah. Bagaimana tidak, di sana tersedia bangku taman yang unik terbuat dari semen yang di bentuk sedemikain rupa. Tak lupa juga taman bunganya yang berisikan berbagai bunga mulai dari mawar, tulip, matahari bahkan bunga kenangapun ada. Di tengahnya terdapat kolam air mancur di dalamnya ikan koi dan ikan mas. Wow... sangat menenangkan ya guys.
Ujian nasional, mereka hadapi dengan semangat dan antusias hari ini. Begitupun dengan hari-hari ujian berikutnya. Wajar sih mereka berdua adalah bunga dari sekolahnya, bukan dalam kategori kecantikan ya. Melainkan prestasi yang keduanya raih selama ini, keduanya menduduki peringkat 1 dan 2 semenjak sekolah.
"Eh... An rencana liburan nanti kamu mau kemana. Kan biasanya setelah UN kita akan libur selama dua bulan loh" tanya Diandra.
"Nggak tahu deh Di... kalau biasanya sih tinggal di rumah bersama orang tua eh ralat sendiri. Kamu tahukan sibuknya orang tuaku bagaimana" balas Aninda.
"Hmm... bagaimana kalau kita bukan kelas mengajar aja. Banyak loh anak-anak di kota ini yang tidak pernah mengenyam bangku sekolah kalau ada sih palingan hanya tamatan Sekolah dasar sih" usul Diandra.
”Wih usul yang bagus Di... ya sudah nanti kita buka kelas Rumah Kita bagaimana" ucap Aninda.
"Rumah kita ya, unik namanya. Aku setuju" balas Diandra.
"Kalau kau setuju. Terus kita adakannya di mana Di" tanya Aninda.
"Di villa aku aja. Lokasinya juga strategis dan tentunya jauh dari kebisingan jalan raya" usul Diandra.
”Ok... aku setuju. Kalau begitu kapan kita bisa susun konsepnya, agar menarik anak-anak. Supaya mereka tidak merasa sedang dalam peroses pembelajaran" tanya Aninda.
"Hmm... baiknya konsep kita, jangan sekarang deh. Udah mau masuk nih. Ke kelas yuk" balas Diandra.
"Baiklah" ucap Aninda.
Keduanya pun kembali ke kelas untuk mengikuti ujian selanjutnya. Seperti biasanya tidak ada kesulitan bagi keduanya untuk menjawab setiap soal yang ada. Namanya juga bunga sekolah... iya nggak sih.
Prestasi keduanya bukanlah hal yang diragukan lagi. Tak hanya menang dalam bidang akademik, luar akademik pun keduanya selalu mengharumkan nama sekolah. Banyak bidang non akademik yang mereka kuasai. Diantaranya Basket, bulu tangkis dan volly. Untuk renang keduanya sepakat tidak mengikutinya karena sebab tertentu. Terkhusus Aninda, dia memang tidak tahu berenang terlebih dia punya trauma dengan kolam renang. Semuanya terjadi dibangku SMP. Perlu aku ceritakan tidak sih.... Nanti aja ya.
Aninda memang terlahir dengan berbagai kemampuan, bukan hanya dibidang akademik. Non akademikpun dia mampu. Ada banyak olahraga yang di sukainya, namun hanya satu yang tak disukainya. Lebih tepatnya tak mampu dia lakukan. Apa itu, olahraga renang... anehkan... memang aneh. Tapi itu kenyataannya. Dia tak mau berenang, bukan karena tak tahu, tapi dia tak mampu melakukannya. Trauma yang dialaminya beberapa tahun yang lalu, membuatnya mengubur mimpinya. Nyawanya bahkan hampir melayang karena hal itu.
Kok bisa ya, bisa lah. Kalau dendam akan membutakan mata hati, jika hancur itu urusan belakangan. Itu sebabnya penyesalan selalu dibelakang masa di depan itu namanya pendaftaran. Mimpi menjadi atlet renang pun pupus sudah, sekarang tersisa masa lalu kelam yang tak ada artinya lagi. Hidup ya harus tetap berjalan... ntah sampai kapan.
Kejam memang kejam. Anak yang tak bersalah menderita karena keegoisan orang dewasa. What... ini sungguhan ya kali ini mimpi. Keegoisan, dari siapa. Sampai sekarang akupun bertanya-tanya. Keegoisan dapat menghancurkan siapa saja. Mudah saja ketika hati tak lagi merasakan kebahagiaan. Banyak hal yang akan dihalalkan, kenapa tak berpikir membunuh saja. Hal ini lumrah, ditengah-tengah masyarakat. Bahkan keluarga yang harmonis pun dapat hancur karenanya.
Egois memang... tapi inilah kehidupan. Kehidupan yang telah digariskan oleh sang khalik. Pemiliki alam semesta dan seisinya. Kenapa harus egois. Kenapa??? Aku pun tak tahu, namun yang pasti ini saatnya kisah itu dimulai...

Komento sa Aklat (313)

  • avatar
    RintilAs

    baik

    5d

      0
  • avatar
    InnaMutmainna

    bagus

    7d

      0
  • avatar
    MlIkok

    bagus

    10d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata