logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

MENJAGA AXEL

Suara dering handphone mengganggu tidur Flo. Dia terlihat meraba-raba handphone yang ada di atas nakas.
"Isshhh siapa sih ganggu malam-malam gini. Kalau gak penting bakal aku tabok ni orang!" gumam Flo dengan raut wajah yang sangat kesal. Tanpa melihat pemanggilnya Flo langsung menggeser tombol hijau di layar handphone dengan pandangan samar-samar.
"Halo,” ucapnya sambil mengucek mata.
"Halo Flo ini gua Alex, lu lagi dimana?"
"Kamu, ada apa! Di apartemen. Ganggu orang tidur aja tau gak!" sungut Flo, sambil duduk di tengah kasur.
"Sorry, sorry, tapi gua butuh bantuan lu sekarang!”
Flo mengernyit,"bantuan? Tengah malam gini?" tanyanya dalam hati.
"Bantuan apa? Tengah malam gini ada apa sih?"
"Entar gua ceritain. Mending lu datang ke rumahnya Axel dulu. Ini darurat banget Flo!"
"Oke, aku ke sana sekarang." meski tidak paham, tapi Flo tetap mengiyakan. Karena dia sudah mulai khawatir.
“Gua tunggu, thanks Flo."
Axel memutuskan sambungan. Dengan segera Flo melompat dari kasur menuju kamar mandi. Mencuci muka, memakai behel dan rambutnya.
Dengan tergesa-gesa dia keluar dari apartemen dan memasuki lift. Setelah sampai di ground floor Flo mencari taksi. Beruntung saat dia sampai di pinggir jalan ada taksi yang lewat.
"Mau kemana Mbak?" tanya supir taksi.
"Ke perumahan Cempaka Indah Pak!" jawab Flo dengan cepat. Lalu dengan segera taksi itu melaju menuju alamat yang di katakan Flo.
Dua puluh menit kemudian Flo sudah sampai di depan rumah Axel. Setelah membayar taksi dengan buru-buru dia membuka pagar dan memasuki rumah.
"Apa Tante Ambar gak di rumah?" tanya Flo dalam hati.
Tiba-tiba muncul Alex untuk membukakan pintu.
"Syukur dah Flo lu cepat datang!" ucap Alex dengan lega.
"Ada apa Lex? Itu kenapa wajah kamu memar gitu?" Flo kebingungan melihat wajah Alex yang di penuhi lebam.
"Lebih baik kita ke kamar Axel dulu." Alex kemudian menutup pintu dan berjalan menaiki tangga, di ikuti oleh Flora yang masih kebingungan dari belakang.
Tiba di kamar Axel, Flo kaget melihat kondisi Axel yang sangat mengenaskan, baju yang berantakan, wajahnya yang di penuhi lebam-lebam dan ada sedikit darah di sudut bibirnya. Dan sekarang dia sedang tertidur tak berdaya.
Lalu mata Flo mengarah ke arah sofa, di sana ada Albert yang berpenampilan serupa dengan Axel namun lebih parah tunangannya itu.
"Loh, ini ada apa sih? Kok kalian pada bonyok kayak gini?" Flo sangat khawatir melihat keadaan mereka saat ini.
Alex berjalan ke arah Flo yang berada di dekat kasur.
"Tadi kita bertiga janjian di club. Axel datang duluan, dia banyak minum sampai mabuk dan di susul Albert yang minum juga. Sampai di sana gua lihat kalau Albert sama Axel berantem, pukul-pukulan sama lima orang yang gak gua kenal.” Pria itu meringis melihat keadaan teman-temannya.
“Gua gak tau masalahnya apa. Mereka yang dalam keadaan mabuk ya jadi babak belur gini. Di tambah gua juga di keroyok karena nolongin mereka." Alex cerita panjang lebar. Dan itu membuat Flo menganga.
"Mamah Ambar dimana?" tanya Flo.
"Itu dia Flo, gua minta lu kesini karena Tante Ambar lagi ke luar kota." Terlihat jelas, wajah khawatir dari Alex.
Flo menggelengkan kepala dan berdecak, “pantesan aja ini anak jadi liar," gumam Flo dan mengarahkan pandangannya pada Axel yang tertidur di kasur.
"Maksudnya?" tanya Alex yang tidak jelas mendengar apa yang di katakan oleh gadis itu.
"Oh, nggak. Enggak apa-apa. Terus sekarang gimana?" tanya Flo balik.
"Gua minta bantuan lu buat jagain Axel, karena lukanya pasti parah banget Flo. Gua mau ngantar Albert pulang dulu.” dia menunjuk Albert yang tertidur tidak nyaman di atas sofa, “lu gak keberatan kan Flo? " tanya Alex dia menatap penuh harap.
"Gak apa-apa Lex. Aku gak keberatan kok. kamu antar Albert pulang aja." Dia berjalan mendakati kasur, lalu menatap wajah Axel.
"Thanks Flo. Kalau gitu gua pamit ya!" kata Alex yang kemudian dia memapah Albert yang setengah sadar menuju pintu.
Setelah Alex dan Albert pergi Flo berjalan ke arah dapur. Mengambil mangkuk berisi air hangat, handuk kecil dan kotak P3K dari dalam lemari dapur. Dan membawa itu semua ke dalam kamar Axel.
Sesampai di kamar, Flo meletakkan barang bawaannya tadi di atas nakas. Dia membasuh handuk kecil itu dan memerasnya. Kemudian membersihkan luka-luka Axel.
Sesekali Axel meringis namun dengan mata yang masih terpejam. Dengan telaten Flo membersihkan luka Axel dan meneteskan sedikit obat merah pada lukanya.
Flo melihat kondisi pakaian Axel yang acak -acakan. Dia berinisiatif untuk mengganti kemejanya dengan kaos. Setelah selesai Flo menyelimuti pria itu hingga sebatas dada.
Tiba-tiba tubuh Axel menggigil tak karuan. Gadis itu terkejut lalu dia meletakkan telapak tangannya di atas kening Axel.
"Ya ampun! Kok bisa demam sih!" Flo terlihat sangat khawatir. Dengan cepat dia masuk ke kamar mandi dan menukar air yang ada di mangkuk besar itu. Setelah itu Flo memeras kain dan meletakkannya di atas kening Axel.
Axel mengerang kecil. Kemudian matanya terbuka sedikit, masih dalam keadaan mabuk dan setengah sadar, dia menatap Flo.
"Lu. Flora. Lu udah hancurin hidup gua! Gua benci sama lu!" Suara Axel sedikit meninggi dan jarinya menunjuk wajah Flo. Namun, gadis itu hanya tersenyum.
"Kamu istirahat dulu Xel. Kamu masih mabuk," ucap Flo, seraya menurunkan tangan Axel yang menunjuknya tadi.
"Gua minta lu pergi dari hidup gua. Pliss gua mohon," suara Axel sedikit parau dengan raut wajah yang memohon. Flo sampai tidak tega melihat itu.
"Iya, aku akan pergi. Tapi gak sekarang. Tidurlah." Flo mengusap kepala Axel tak lama kemudian Axel pun memejamkan matanya secara perlahan.
"Pergi dari hidup gua Flora. Pergi!!" Axel mengigau. Dan lagi-lagi Flora hanya tersenyum kecut. Tangannya menggenggam tangan Axel dengan erat
"Bahkan di luar kesadaran pun kamu tetap membenciku. Tunggulah saatnya akan tiba Axel," gumam Flo, lalu dia melepaskan genggaman tangannya dari tangan Axel.
Flo melirik jam di atas nakas, menunjukkan pukul 02.05, dia mendesah. Lalu dia berjalan menuju pintu kaca yang mengarah ke balkon. Berdiri di sana dengan tangan yang terlipat di depan dada.
Raut wajahnya menunjukkan banyak kesedihan. Ketika dia memandang ke arah luar tak sengaja dia melihat ada bayangan hitam di luar pagar.
Flo memicingkan matanya untuk memperjelas apa yang ada di luar sana. Dia menyingkapkan sedikit kain gorden. Terlihat sedikit jelas ada tiga orang yang berada di depan pagar. Mereka melihat ke arah rumah Axel. Gerak gerik mereka sangat mencurigakan.
"Itu orang ngapain? Mencurigakan," gumam Flo yang berbicara sendiri.
"Apa jangan jangan maling?" Flo terkejut setelah mengutarakan pendapat sendiri. Jatungnya berdetak tak karuan.
"Itu maling, pasti maling! Aku harus gimana? Aduh mikir dong Flo, mikir!" Flo terlihat gelisah dia berjalan mondar-mandir di depan kasur Axel, dengan tangan yang memilin jarinya sendiri. Sementara Axel sudah tertidur pulas.
Seketika Flo menghentikan gerakannya.
"Kalau mereka maling. Gak akan aku biarkan mereka masuk!" ucap Flo lalu dia berjalan keluar kamar. Sampai di lantai satu Flo mengambil tongkat baseball yang ada di bawah tangga. Dia berjalan ke arah pintu depan namun langkahnya terhenti.
"Kalau aku dari sini, pasti ketahuan. Mending dari pintu samping aja deh!" ucap Flo yang kemudian dia berjalan ke arah pintu samping di dekat kolam berenang.
Tanpa rasa takut sedikitpun Flo membuka pintu dan berjalan mengendap-endap menuju halaman depan.
Taman rumah yang di tumbuhi banyak tanaman membuat Flo bersembunyi dengan mudah. Langkahnya terhenti ketika mendengar tiga orang mencurigakan itu berbicara.
Lalu Flo bersembunyi di balik pohon Bonsai yang lumayan besar untuk mendengarkan obrolan mereka.
****

Komento sa Aklat (99)

  • avatar
    HutabaratElisawati

    Trimkh,msih ada penulis novel yg mengajak pembcanya utk belajar utk bisa mengampuni masa lalu dan menerima kekurangan org laintanpa kesan mengajari atau panatik dlm suatu agama tertentu,membacanya seperti melihat alur cerita nyata bkn seperti novel2 yg lain yg mengutamakan hayalan tingkat tinggi yg kadang keluar dr fakta kehidupan

    18/01/2022

      0
  • avatar
    Jaku.Reza

    Mantap

    3d

      0
  • avatar
    Adamezza

    bagus

    22/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata