logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

6. Perbincangan Lui Tau dengan Miao Shan

Lui Tau tampak semringah mendengar perkataan pria paruh baya itu. Ia berpikir bahwa hal tersebut memang jarang didapatkan oleh para pendekar di luar perguruan kungfu Haocun.
Jarang sekali mereka mendapat kesempatan untuk bertemu dengan Suhu Miao. Sehingga Lui Tau berpikir bahwa dirinya memiliki keberuntungan bisa mendapatkan kesempatan itu.
'Ini adalah kesempatan baik bagiku, sebentar lagi aku akan menjadi murid Suhu Miao,' kata Lui Tau dalam hati penuh keyakinan.
Lui Tau sangat berharap bahwa undangan dari Miao Shan bertujuan untuk mengangkat dirinya menjadi murid di perguruan kungfu Haocun.
Melihat sikap Lui Tau seperti itu, Chun Lie pun kembali bertanya, "Apakah kau bersedia ikut dengan kamu?"
Ia menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Baiklah, aku setuju. Kapankah kita berangkat ke sana?" Lui Tau menatap wajah Chun Lie.
Lui Tau tampak tidak sabar, ia ingin segera bertemu dengan Miao Shan. Lui Tau tidak mengetahui maksud sebenarnya undangan dari Suhu Miao tersebut. Ia beranggapan bahwa itu bukan merupakan undangan biasa saja.
"Kita berangkat sekarang. Apakah kau sudah siap?"
"Ya, aku sudah siap," jawab Lui Tau tampak semringah.
Dengan demikian, mereka pun langsung berlalu dari desa tersebut, untuk segera menuju ke perguruan kungfu Haocun yang berada di desa sebelah.
Setibanya di tempat tujuan, Lui Tau langsung menghadap kepada guru besar perguruan kungfu Haocun di sebuah ruangan khusus.
"Terimalah salam hormatku, Suhu," ucap Lui Tau menjura hormat kepada sang pemimpin perguruan tersebut.
"Duduklah!" sahut Miao Shan.
"Mohon maaf, Suhu. Ada hal apakah yang hendak Suhu bicarakan denganku? Sehingga Suhu mengutus ketua perguruan ini untuk menjemputku?" tanya Lui Tau bersikap ramah.
Pria senja itu tersenyum lebar sambil mengangguk-angguk. Lantas, ia pun mulai angkat bicara terkait pemanggilannya terhadap pemuda itu.
"Apakah kau ingin menjadi seorang kesatria yang tangguh?" tanya Miao Shan tampak bersungguh-sungguh menatap tajam wajah Lui Tau.
Mendengar pertanyaan tersebut, Lui Tau tampak girang sekali. Ia berpikir bahwa dirinya akan diangkat menjadi murid oleh Miao Shan, karena hal tersebut memang sangat ia inginkan.
"Tentu, Suhu. Aku ingin sekali menjadi seorang kesatria yang tangguh," jawab Lui Tau tampak semringah.
Suhu Miao terkekeh-kekeh mendengar perkataan Lui Tau, "Hahaha...."
"Kenapa Suhu mentertawakan aku?" Lui Tau sedikit mendelik kepada pria senja itu.
"Kau jangan tersinggung, Anak muda! Aku hanya teringat dengan putraku yang memiliki sifat persis seperti dirimu," jawab Miao Shan.
"Oh ... aku kira ada sesuatu yang lucu dalam diriku," kata Lui Tau sambil tersenyum-senyum. "Aku mohon maaf, Suhu. Sikapku memang seperti ini, aku harap Suhu memakluminya," sambung pemuda itu menjura hormat kepada Suhu Miao.
Suhu Miao meluruskan pandangannya ke arah Lui Tau, ia menarik napas dalam-dalam. Lalu berkata lagi, "Jika kau ingin menjadi seorang kesatria, kau harus menjawab pertanyaanku dengan sejujur-jujurnya!" pinta pria senja itu.
Lui Tau tampak bingung mendengar perkataan dari Suhu Miao. Sehingga, ia pun berkata dalam hati, 'Apa yang dimaksud oleh Suhu Miao?'
"He! Kenapa kau diam?"
Lui Tau tampak terperanjat, lalu menjawab, "Iya, Suhu. Katakan saja! Apa yang hendak Suhu pertanyakan kepadaku?"
"Di kota manakah kau dilahirkan? Dan siapakah gurumu, sehingga kau dapat membunuh Panglima Xio Lie dengan sangat mudah?" tanya Miao Shan menatap tajam wajah Lui Tau.
'Kenapa orang tua ini mengetahui jika aku sudah membunuh Panglima Xio Lie?' batin Lui Tau bertanya-tanya.
"Anak muda! Lekaslah jawab pertanyaanku!" bentak Miao Shan.
"Baik, Suhu," sahut Lui Tau gugup. "Aku dilahirkan di desa Tiang Min yang ada di pinggiran kota Anming, ayahku Changyi, ibuku Hien Zhu. Kedua orang tuaku seorang petani biasa," sambung Lui Tau menuturkan.
Kemudian, Miao Shan bertanya lagi, "Lantas, siapa gurumu?"
"Aku tinggal di kota Anming bersama seorang musafir tua seumuran dengan Suhu, dia berasal dari Waifu namanya Hong In. Orang tua itu yang mengajarkan aku ilmu bela diri," jawab Lui Tau. "Tapi Hong In tidak mau jika dirinya aku sebut guru," sambung pemuda itu.
Mendengar penuturan dari Lui Tau, Miao Shan mengerutkan kening, ia tampak ragu dengan keterangan yang diberikan oleh pemuda itu. Sehingga dirinya pun bertanya lagi, "Sehebat apakah orang tua yang bernama Hong In?"
"Harus Suhu ketahui, bahwa Hong In telah bertapa sejak dari masa muda. Dua puluh lima tahun ia habiskan untuk bertapa di sebuah gua. Jika Suhu ragu, Suhu boleh menjajal sendiri kemampuan Hong In!" tandas Lui Tau memalingkan wajahnya dari tatapan pria senja itu.
Miao Shan hanya tertawa kecil melihat tingkah laku pemuda yang ada di hadapannya itu, "Hahaha ...."
Lui Tau merasa tersinggung mendengar perkataan dari Suhu Miao yang terkesan ragu dengan kemampuan Hong In yang sudah mengajarkan banyak ilmu bela diri kepada dirinya.
"Kau seorang pembunuh. Tapi, tingkah lakunya seperti anak kecil."
"Terserah anggapan Suhu saja!" ucap Lui Tau dengan nada sinis.
"Kau ini memang keras kepala, aku hanya bertanya. Bukan berniat untuk menjajal kemampuan Hong In!" bentak Miao Shan.
Meskipun demikian, Miao Shan tidak benar-benar marah terhadap Lui Tau. Justru, ia malah suka melihat sikap polos yang ditunjukkan oleh pemuda tersebut. Sikap Lui Tau mengingatkan Miao Shan kepada putranya yang telah lama hilang yang hingga saat ini tak ada kabar beritanya.
"Iya, Suhu. Aku mohon maaf, Suhu jangan marah!" sahut Lui Tau merangkapkan kedua telapak tangannya sambil menundukkan kepala.
"Ceritakan saja apa yang kau ketahui dari Hong In!" pinta Miao Shan.
"Baik, Suhu."
Setelah itu, Lui Tau langsung menceritakan kisah Hong In di hadapan Miao Shan, "Hong In telah banyak mengalami penderitaan selama hidupnya. Menurut keterangan darinya, ia mengalami banyak penderitaan karena kutukan Dewa. Perlu Suhu ketahui! Setiap penderitaan yang dialami oleh Hong In memakan waktu bertahun-tahun."
Lui Tau berhenti sejenak, dua bola matanya mengarah pada wajah Miao Shan yang tampak seperti sedang tidur sambil duduk menyilangkan kedua kakinya.
"Aku ini sedang bicara, kenapa Suhu tidur?" tanya Lui Tau mengerutkan kening. Ia merasa geram melihat sikap orang tua itu, seakan-akan menyepelekan dirinya.
"Bicara saja! Aku tidak tidur," jawab pria senja itu sedikit membentak. Sementara matanya masih tertutup rapat seperti sedang tidur sambil duduk.
Lui Tau menarik napas dalam-dalam, lalu berkata lagi, "Aku kira, Suhu sedang tidur?"
"Lanjutkan saja ceritamu!" pinta Miao Shan.
"Baik, Suhu," jawab Lui Tau. Kemudian melanjutkan kembali perkataannya, "Aku diajarkan jurus rajawali dan beberapa ilmu tenaga dalam. Kata Hong In, aku ini akan menjadi seorang pemimpin."
"Ya, itu memang benar. Tapi kau akan menjadi seorang panglima dari tentara pemberontak, bukan tentara dari kekaisaran yang berkuasa!" sahut Miao Shan mulai membuka matanya dan menatap tajam wajah Lui Tau.
"Sungguhkah, Suhu?" tanya Lui Tau penasaran.
"Benar, Anak muda. Kau akan menjadi seorang pemimpin, dan juga seorang kesatria yang akan menggemparkan seantero jagat!" tegas Miao Shan menjawab keraguan yang ada dalam benak Lui Tau.

Komento sa Aklat (94)

  • avatar
    MahdiMuhammad

    semoga seru tak di awal

    21/07

      0
  • avatar
    ZainalNizam

    best

    15/06

      0
  • avatar
    MHuma

    cerita tersebut sangatlah menarik untuk di baca

    10/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata