logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

4. Lui Tau Dikeroyok Para Pendekar Teratai Emas

"Ya, Tuan. Aku dan para prajurit lainnya sangat mengenal pemuda itu," jawab prajurit tersebut.
Chun Lie mengerutkan keningnya. Kemudian, ia bertanya lagi, "Lantas siapa pemuda itu?"
"Lui Tau, Tuan," jawab prajurit tersebut. "Sudi kiranya Tuan bersedia untuk membantu kami, sesuai yang diminta oleh Jenderal Tong Xian Guo! Berapa pun upah yang Tuan minta, Jenderal Tong Xian Guo pasti akan membayarnya," sambungnya.
"Bukan upah yang aku permasalahkan!" bentak Chun Lie merasa tersinggung dengan perkataan dari prajurit tersebut.
"Maaf, Tuan. Jika ucapanku menyinggung perasaan, Tuan." Prajurit itu menjura sambil menundukkan kepala. Lalu berkata lagi, "Aku hanya ingin memastikan bahwa Jenderal Tong benar-benar butuh bantuan dari Tuan."
"Jenderal Tong Xian Guo adalah sahabat baikku, sungguh tidak hormat jika aku menolak permintaan darinya," ujar Chun Lie sambil tersenyum lebar. "Tapi, kau juga harus menyampaikan pesanku kepadanya! Katakan kepada Jenderal Tong, bahwa aku bukanlah pembunuh bayaran! Jika meminta bantuan, janganlah mengiming-imingi aku dengan upah!" sambung pria paruh baya itu.
"Baik, Tuan. Aku akan menyampaikan pesanmu kepada Jenderal Tong. Tapi, aku meminta kepastian dari Tuan. Apakah Tuan menerima tawaran tersebut atau tidak?"
Mendengar pertanyaan dari prajurit itu. Sejenak Chun Lie terdiam, seperti tengah menimbang-nimbang keputusan yang hendak diambilnya.
Setelah itu, ia langsung memberikan jawaban kepada prajurit utusan Jenderal Tong Xian Guo.
"Baiklah, aku dan anak buahku akan segera mencari pemuda itu," tandas pria paruh baya yang memiliki janggut tebal berwarna perak itu. "Tapi, aku akan meminta izin terlebih dahulu kepada Suhu Miao. Jika beliau mengizinkan, maka aku akan melaksanakan rencanaku dalam melakukan pencarian terhadap pemuda itu," sambung Chun Lie.
Prajurit itu tersenyum, ia tampak semringah mendengar kesiapan sang ketua perguruan kungfu Haocun. Setelah itu, ia pun langsung pamit kepada Chun Lie dan anak buahnya untuk menyampaikan kabar tersebut kepada Jenderal Tong Xian Guo.
"Terima kasih, Tuan. Aku mohon undur diri, aku akan segera menyampaikan kabar baik ini kepada sang jenderal."
Chun Lie tersenyum lebar sambil mengangguk pelan. "Sampaikan salamku kepada Jenderal Tong! Katakan padanya, aku akan segera menangkap Lui Tau. Tapi tidak sekarang!" kata Chun Lie lirih.
"Baik, Tuan. Aku akan menyampaikan salam dari Tuan," ujar prajurit itu menjura hormat kepada sang ketua perguruan kungfu Haocun itu.

Prajurit itu segera berlalu dari hadapan Chun Lie, kembali ke istana untuk menyampaikan kabar tersebut kepada Jenderal Tong Xian Guo.
Setelah berlalunya prajurit tersebut. Maka, Chun Lie segera mengadakan pertemuan dengan guru besar perguruan kungfu Haocun, yakni Suhu Miao Shan.
Chun Lie hendak melaporkan permintaan Jenderal Tong Xian Guo yang menginginkan dirinya untuk segera menangkap Lui Tau yang dianggap sebagai pengacau keamanan di wilayah kekaisaran Tonggon.
"Pendapat Jenderal Tong Xian Guo tentang Lui Tau sebagai pengacau keamanan tidaklah benar," ujar Miao Shan. "Namun, kita berkewajiban untuk menyadarkan anak muda itu agar tidak melakukan tindakan semena-mena terhadap pihak kekaisaran," sambungnya lirih.
Dua bola matanya menatap wajah Chun Lie, suaranya lembut dan sangat berwibawa.
"Lantas, apa yang harus aku lakukan, Guru?" tanya Chun Lie balas memandang wajah pria senja yang memiliki rambut dan janggut berwarna putih itu.
Miao Shan tertawa kecil sambil mengelus-elus tongkat pusaka miliknya. Kemudian, ia menjawab pertanyaan dari murid seniornya itu, "Lui Tau ditakdirkan oleh Dewa untuk menjadi seorang kesatria sejati. Tidak ada satu orang pun di antara kita yang dapat menghalanginya, cukup nasihati saja dia! Jika kau tidak bisa, bawalah pemuda itu ke hadapanku!" jawab Miao Shan.
"Jika dia melawan bagaimana, Guru?" tanya Chun Lie.
"Kita ini merupakan kelompok pendekar aliran putih, aku harap kau bisa bersikap bijak dalam menyikapi laporan dari pihak istana! Jangan dulu berkesimpulan bahwa Lui Tau bersalah. Hadapi pemuda itu dengan sikap lemah lembut, dan bujuk dia agar mau menghadapku!" jawab Miao Shan penuh kebijaksanaan. "Berangkatlah esok hari, cari anak muda itu!" tambahnya.
Chun Lie masih belum paham dengan perkataan yang terlontar dari mulut pria senja itu. Ia terdiam sejenak, menilai kalimat-kalimat yang diucapkan oleh gurunya.
"Lantas, jika aku bertemu dengan anak muda itu, apa yang harus aku perbuat, Guru?"
"Sudah aku bilang bawa ke sini saja! Aku akan menasihati dia," jawab Miao Shan sedikit membentak.
'Lui Tau sudah terbukti bersalah, dia telah membunuh Panglima Xio Lie dan mengacau di istana kekaisaran. Kenapa harus diberikan nasihat? Bukankah orang yang bersalah harus dihukum?' kata Chun Lie dalam hati.
Melihat sikap Chun Lie, sepertinya Miao Shan mengetahui apa yang ada dalam pikiran murid seniornya itu.
"Chun Lie!"
"Iya, Guru," sahut Chun Lie sedikit kaget.
"Apa kau ragu dengan keputusanku ini?" tanya Miao Shan menatap tajam wajah muridnya.
"Ti—tidak, Guru," jawab Chun Lie gugup.
"Aku tahu apa yang ada dalam benakmu saat ini. Perlu kau ketahui! Kita tidak tahu duduk persoalannya, tidak mungkin ada asap jika tidak ada api," kata pria berusia senja itu.
Chun Lie menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata lagi, "Baiklah, aku patuh dengan apa yang Guru sarankan. Esok pagi aku akan berangkat ke desa tempat tinggal Lui Tau."
"Ya, memang harus seperti itu. Kau harus menjadi seorang yang bijaksana dalam mengambil keputusan. Jangan asal menuruti permintaan sahabatmu itu, meskipun dia seorang jenderal!" tandas Miao Shan.
"Baik, Guru. Besok aku akan segera berangkat ke desa Tiang Min," tandas Chun Lie menjura hormat kepada gurunya.
"Ya, tapi ingat. Kau jangan sendirian!" kata Miao Shan lirih.
"Baik, Guru. Aku tidak akan berangkat seorang diri," jawab Chun Lie merangkapkan kedua telapak tangannya.
Keesokan harinya ....
Chun Lie langsung berangkat ke desa Tiang Min yang ada di wilayah timur kota Anming untuk mencari keberadaan Lui Tau, atas permintaan dari Miao Shan.
Chun Lie berangkat bersama seorang anak buahnya, mereka hendak mencari Lui Tau, dan akan mengajaknya untuk menghadap Miao Shan, karena Lui Tau akan diberikan nasihat oleh Miao Shan terkait perbuatannya yang sudah membunuh seorang petinggi prajurit kekaisaran Tonggon.
Baru saja Chun Lie dan anak buahnya menginjakkan kaki di desa Tiang Min, sudah terdengar suara gaduh senjata berbenturan, dan teriakan orang-orang dalam sebuah pertempuran di desa tersebut.
Mereka menghentikan langkah sejenak, berdiri sambil mengamati pergerakan para pendekar yang tengah bertarung sengit.
"Siapa mereka yang terlibat pertempuran itu, Ketua?" tanya Lue Caw kepada Chun Lie.
"Entahlah, mungkin mereka adalah para pendekar dari Sekte Teratai Emas. Kita jangan ikut campur dalam persoalan mereka!" jawab Chun Lie. "Terkecuali mereka mengganggu kita," tambahnya kembali melanjutkan langkah memasuki desa Tiang Min.
"Baik, Ketua," sahut Lue Caw langsung berjalan mengikuti langkah Chun Lie.

Komento sa Aklat (94)

  • avatar
    MahdiMuhammad

    semoga seru tak di awal

    21/07

      0
  • avatar
    ZainalNizam

    best

    15/06

      0
  • avatar
    MHuma

    cerita tersebut sangatlah menarik untuk di baca

    10/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata