logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Goes to School

Elfarehza
Delapan tahun kemudian
El tampak berdiri di depan cermin memastikan pakaian telah terpasang dengan rapi sebelum berangkat ke sekolah. Rambut hitam tebal tersisir rapi dengan belah pinggir. Dasi berwarna abu-abu menggantung di bagian tengah bawah leher. Sebuah senyuman terbit di wajah setelah menyeka pinggir rambut yang lebih pendek.
“Sarapan dulu, El.” Terdengar suara lembut sang Ibu memanggil dari luar kamar.
“Ya, Mi. Sebentar lagi aku turun,” sahutnya bergegas mengambil tas ransel berwarna biru dongker dari meja belajar.
Dengan ringan kaki panjang El melangkah menuruni anak tangga menuju lantai dasar kediaman keluarga Harun.
Selama delapan tahun terakhir, Brandon beserta anak dan istri tinggal di kediaman keluarganya. Rumah yang tadi sepi menjadi ramai dengan kehadiran kedua cucu keluarga Harun dan juga Farzan.
Ah, mengenai Farzan. Anak itu kini tumbuh menjadi pemuda yang tampan, tidak kalah dari Brandon sewaktu muda. Sekarang Farzan menempuh pendidikan S1 Teknik Mesin (Mechanical Engineering) di ETH Zürich, Swiss.
El mengedarkan pandangan begitu tiba di ruang makan. Semua telah berkumpul di sana. Arini dan Brandon tampak rapi mengenakan pakaian formal, karena setelah sarapan segera berangkat ke kantor. Sandy dan Lisa juga tak kalah necis dibanding kedua anak dan menantu mereka.
“Abang lama banget sih. Bisa telat loh kita nanti,” celetuk Al tersungut.
Alyssa terlihat begitu cantik dengan balutan seragam SMA khusus muslimah. Kerudung segitiga menghiasi kepala, menutupi rambut hitam panjang dan tebal miliknya. Gadis itu tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik, perpaduan wajah Iin dan Bran.
“Iya maaf, Dek. Tadi Abang sakit perut,” balas El nyengir kuda.
“Buruan sarapan, biar nggak telat,” suruh Arini mengerling ke arah nasi goreng yang telah dibuatnya tadi pagi.
El dan Al segera menyantap hidangan yang telah tersedia. Setelah menandaskan satu porsi nasi goreng dan segelas susu, mereka segera berpamitan kepada Kakek Nenek dan kedua orang tua mereka.
“Jaga adik baik-baik ya, El,” ujar Bran sebelum El melangkah menuju pintu rumah.
“Iya, Pi. Aman,” tanggapnya menaikkan tangan kanan ke atas sekilas.
“Jangan lupa salat,” imbuh Iin.
“Siap, Mi,” sahut El dan Al serentak.
“Ingat, jangan pacaran dan hati-hati memilih teman,” cetus Brandon melihat putra dan putrinya bergantian.
El dan Al saling berpandangan, lantas mengangguk lesu.
“Papi nggak ingin kalian salah pergaulan. Mengerti?!” tegas Brandon.
“Mengerti, Pi,” jawab El dan Al.
Keduanya kemudian bersalaman dengan Arini dan Brandon bergantian. Setelahnya berpamitan ke sekolah.
Seperti biasa, El dan Al ke sekolah diantarkan supir. Bran tidak mau membelikan kendaraan untuk El dengan alasan belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi).
“Bang,” panggil Al setelah berada di dalam mobil.
“Kenapa, Dek?” El memalingkan paras melihat Al.
“Papi parnoan banget ya kalau kita pacaran?”
El mengangguk lesu. “Padahal kalau pacaran nggak bakal macam-macam juga.”
Al manggut-manggut setuju. “Tiap hari pasti ingetin terus nggak boleh pacaran, jangan berteman dengan sembarang orang. Pokoknya yang gitu-gitu deh.”
Pemuda itu melihat ke arah jalan raya yang masih lengang. “Padahal dengar cerita dari Tante Moza, dulu Papi gebetannya banyak.”
Alyssa cekikikan saat kembali mengangguk. Dia teringat bagaimana antusiasnya Moza, mantan pacar Bran, bercerita tentang masa lalu Brandon.
“Heran deh, kenapa Mami mau sama Papi. Padahal udah tahu kelakuan Papi kayak gitu,” risik Al bergidik.
“Hush, kamu nggak boleh ngomong gitu. Kalau mereka nggak nikah, kita nggak bakalan lahir loh,” balas El menyentil pinggir kepala Al.
“Bener juga ya.” Al menyengir sambil garuk-garuk kepala yang dilapisi jilbab.
“Tapi mereka jadi legenda di sekolah loh, Bang. Katanya dulu kayak anak kembar saking dekatnya,” sambung Al kembali memalingkan paras kepada El.
El dan Al bersekolah di SMA yang sama dengan Bran dan Iin menimba ilmu dulu. Anak-anak itu sering mendengar cerita tentang kedua orang tua mereka dari guru senior dan penjaga yang bekerja di sana semenjak Brandon dan Arini sekolah.
“Ya, apalagi Papi leader klub basket juga.”
“Abang nggak mau masuk klub basket kayak Papi?” tanya Alyssa.
El menggelengkan kepala cepat. “Malas. Nggak terlalu suka olahraga.”
“Aku juga.” Al mengangkat tangan ke atas lantas ‘tos’ dengan El.
Keduanya tertawa bersama mengingat tidak ada satu pun minat dari Brandon dan Arini yang menurun kepada mereka.
Tak lama kemudian, mobil berhenti tepat di depan gerbang. El dan Al melangkah memasuki pekarangan gedung sekolah yang tidak terlalu berbeda dengan dulu. Hanya warna cat bangunan dan penambahan sebuah hall di samping gedung sekolah yang berubah.
“Abang naik ke atas dulu ya, Dek. Nanti pulang tunggu di depan gedung aja kayak biasa,” kata El sebelum menaiki anak tangga ketika tiba di lantai dua.
“Oke, Bang,” sahut Al melambaikan tangan.
Baru menginjak anak tangga kedua, seseorang menepuk pundak El.
“Masih dianterin supir aja nih anak Brandon Harun,” ujar teman satu kelas El setengah meledek.
El hanya tersenyum samar menanggapi perkataan siswa itu.
“Kenapa nggak minta dibelikan kendaraan aja sih?” tambahnya.
Elfarehza menatap malas temannya itu. “SIM gue belum ada, Riz. Nggak dibolehin Bokap.”
Hariz tertawa geli. “Gue juga belum punya SIM kali, El. Aman-aman aja tuh, asalkan kita lihat rambu-rambu. Kalau ketilang ya tinggal kasih duit aja buat denda. Beres!”
Mereka berdua memasuki kelas, lantas duduk di meja masing-masing.
El termenung duduk di kursinya. Dulu dia pernah minta dibelikan sepeda motor agar bisa berangkat ke sekolah sendiri, namun Brandon tidak mau. Katanya masih terlalu dini untuk El berkendara ke sekolah seorang diri.
Apa coba minta lagi ya? Sekarang ‘kan ada alasan, karena bisa sekalian berangkat dan pulang dengan Al, bisiknya dalam hati.
***
Alyssa
Al bergegas menuju musala yang ada di lantai tiga untuk menunaikan ibadah salat Zuhur. Bersyukur ketika tiba di sana, salat jamaah baru saja dimulai. Hanya ada lima orang siswi yang ada di musala. Seperti pesan Arini, Al tidak boleh melewatkan satupun salat wajib.
Selesai melakukan salat Zuhur, Al duduk di kursi panjang yang berada di luar musala sembari memasangkan sepatu. Pandangannya menyapu lantai tiga, tempat kelas sebelas berada. El tidak terlihat di sana. Tilikan mata hitam Al berhenti ketika melihat empat orang perempuan berparas cantik sedang tertawa.
Mereka adalah geng Jelita. Empat orang siswi populer dengan penampilan modis. Seragam ketat dengan rok di atas lutut. Semua siswa di sekolah tersebut tahu siapa mereka.
Al melihat diri sendiri, lantas mendesah pelan. Sebuah senyum samar tergambar di paras cantiknya ketika menyadari perbedaan mencolok pada penampilan mereka. Kepalanya menggeleng pelan.
Begitu sepatu terpasang, Al beranjak dari musala menuju tangga.
“Hei!” Terdengar seseorang memanggil.
Alyssa tidak menghiraukan panggilan tersebut dan meneruskan langkah menuruni anak tangga.
“Kamu yang pakai kerudung,” panggil orang itu lagi.
Al masih tidak menggubrisnya.
Terdengar suara kaki seperti berlari. Dalam hitungan detik seorang siswa berpenampilan rapi dengan rambut yang masih lembab, bekas terkena air wudu berdiri di depannya.
“Maaf. Ini punya kamu, ‘kan?” tanya pemuda itu menyodorkan tas kecil berbahan parasut warna putih kepada Al.
“Eh?” Al terkejut, lantas melihat ke arah benda yang ada di tangan siswa tersebut. Dia melihat tangannya yang kosong.
“Astaga! Bener, ini mukenaku. Thanks,” ucap Al tersenyum singkat kemudian mengambil tas kecil berisi mukena miliknya.
“Sama-sama. Tadi ketinggalan di kursi,” jelas pria itu.
“Sekali lagi, makasih,” pungkas Al sebelum meninggalkan siswa berkulit sawo matang itu.
Langkah Al kembali berlanjut menuju kelasnya di lantai dua. Dari kejauhan, dia kembali melihat geng Jelita yang menurutnya sangat cantik dan populer. Keinginan untuk dekat dengan mereka terbesit di pikiran gadis itu.
Bisa nggak ya deket sama mereka?
Bersambung....

Komento sa Aklat (141)

  • avatar
    WINATA WIJAJAADHI

    ngetot

    01/07

      0
  • avatar
    arya dinda

    novel nya sangat lah bagus dan saya menyukai nya dengan novel ini

    20/05

      0
  • avatar
    IkrimahFani

    baguss

    09/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata