logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Aku Ini Menantu Atau Pembantu?

"Fani!! Kamu itu gimana sih kerjanya, masa gosok kemeja aku saja masih lecek gini, gak becus banget jadi istri." omel Bima ketika dia sedang siap-siap untuk kekantor dan mendapati kemejanya masih lecek.
Fani yang pagi itu sedang di dapur untuk membuat sarapan, menoleh ketika suara Bima terdengar memanggilnya.
"Kan aku udah gosok dan di gantung yang bener mas, masa sih lecek ? Kamunya kali yang naronya sembarangan jadi ketindih baju yang lain makanya lecek, " ucap Fani sedikit mendengus, karna acara masaknya di ganggu Bima, masalah baju aja bikin heboh serumah, pikirnya.
"Enak aja kamu kalau ngomong, kan yang gosok dan naro baju ini kamu, berarti yang gak becus itu kamu, malah nyalahin orang lain, " sewot Bima menanggapi omelan istrinya.
"Ada apa sih ini pagi-pagi udah ribut aja berisik dengarnya tahu gak,, " tiba-tiba terdengar suara ibu Ina melerai keributan Bima dan Fani.
"Ini loh, Bu. Fani!! masa kemeja Bima di bikin lecek gini, bilangnya udah di gosok tapi kok masih lecek, dasar aja emang pemalas, padahal Bima mau pake kemeja ini buat ke kantor Bu, " Bima mengadu ke ibu nya meminta pembelaan.
"Kamu itu gimana sih Fan.. Kalau kerja gak becus gitu, kok bisa kemeja Bima masih lecek, udah cepat sana kamu gosok lagi baju Bima, sampe rapih. " perintah ibu Ina, ke menantunya itu.
"Tapi kan Bu, Fani lagi sibuk bikin sarapan, mas Bima bisakan gosok baju sendiri, kan cuma satu baju aja masa gak bisa sih. " Fani berusaha membela diri.
"Kamu itu udah salah ngeyel lagi, udah sana gosok lagi kemeja Bima biar rapi, keburu telat nanti dia berangkat kerjanya, urusan sarapan kamu selesaikan setelah gosok kemeja Bima. " perintah ibu Ina sudah tidak bisa di ganggu gugat, dengan terpaksa Fani menggosok ulang baju Bima yang memang lecek karna ulah dia sendiri.
"Sini aku pakein juga biar gak lecek lagi, nanti minta di gosok lagi. " ujar Fani sambil membawa kemeja Bima dan bermaksud memakaikanya juga, tapi Bima langsung menolak dengan menyingkirkan tangan Fani.
"Saya masih bisa pake baju sendiri kok," ucapnya datar, dan langsung pergi begitu saja masuk ke kamar.
Fani melangkah kembali ke dapur untuk menyelesaikan pekerjaan yang tadi tertunda, membuat sarapan untuk penghuni rumah ini. Sesampainya di dapur Fani melihat ibu mertuanya dan adik iparnya sedang menikmati nasi goreng yang tadi dia buat namum.belum selesai, karna keburu Bima minta di gosokan kemejanya.
"Lho Bu, kok nasi gorengnya cuma jadi tiga piring saja, nasi goreng untuk Fani mana ?" tanyanya bingung melihat hanya tiga piring saja nasi goreng yang tersaji di atas meja.
"Ya memang nasi gorengnya cuma ada tiga piring, kenapa memang ? Kalau kamu mau sarapan bikin sendiri aja, bikin roti selai ke, atau mie instan terserah kamu, " tak acuh ibu Ina menjawab .
Lagi-lagi Fani hanya bisa pasrah menerima dengan diam, karna protes juga percuma, apa lagi ngadu ke Bima, yanh ada suaminya malah akan memarahi habis-habisan.
Terlihat Bima berjalan mendekat ke meja makan, dengan acuh dia melewati begitu saja istrinya yang masih mematung berdiri di pinggiran meja makan, bahkan tanpa basa basi untuk sekedar menegur saja tidak pernah, tanpa mempedulikan apa kah Fani sudah makan apa belum, dia dengan santai melahap nasi gorengnya itu.
"Lho kok bengong, Fani cepat bikin apa kek buat sarapan kamu sendiri, " tegur Bu Ina yang melihat menantunya itu masih diam berdiri di pinggiran meja makan.
"Iya Bu. " jawabnya pelan, dia gegas mengambil roti dan selai kacang, tak lupa juga di membuat susu hangat untuk dia sendiri.
"Habis sarapan kamu beresin meja makan, cuci semua peralatan dapur dan piring kotor, habis itu jamu bersihin kamar ibu, kamar Mila, cuci baju, kalau udh selesai jemurin baju, kamu pergi kepasar, beli kebutuhan dapur, " perintahnya menyebutkan serentetan pekerjaan rumah yang tidak akan ada habisnya,
Fani hanya dapat menghela nafas dan menjawab pelan. " Iya Bu, " dengan menunduk memakan rotinya, ada kabut bening di mata Fani, tapi dengan cepat dia menghapus buliran bening itu sebelum jatuh ke pipi mulusny.
"Saya di rumah ini menantu atau hanya di anggap pembantu gratisan sih, setiap hari harus mengerjakan pekerjaa rumah tanpa ada habisnya, mah.. Fani kangen mamah,, " batinnya nelangsa merindukan sosok mamahnya yang kini sudah tenang di surga-NYA.
⏳⏳⏳⏳⏳

Komento sa Aklat (746)

  • avatar
    Nur Afiya Syafikah

    good

    10/10

      0
  • avatar
    Soleman Dangga Limu

    Alur Ceritanya Luar biasa

    07/08/2023

      0
  • avatar
    Ayya

    okk

    03/07/2023

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata