logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Sasaran Fitnah

Hari ini semua murid sekolah dasar sedang mengerjakan ulangan matematika yang diberikan oleh Bu Guru.
"Anak-anak, lusa akan diadakan seminar dokter kecil atau dokcil, di sekolah dasar Merak merah. Berikut ibu umumkan nama nama yang terpilih untuk mengikuti kegiatan ini".
Tiba tiba Yuda berjalan kedepan memberikan kertas ulangan yang sudah ia selesaikan. Namun tak sengaja menggeser meja gadis kecil itu yang renggang, tidak berdempetan dengan teman sebelahnya. Tak menunggu waktu lama Yuda menggeser meja, ia tidak tahu tangan Gadis kecil itu berada ditengah-tengah meja teman sebangkunya.
`Dug!
Tangan gadis kecil itu terjepit memberikan suara hentakan keras, sementara ibu sedang mengumumkan nama murid yang terpilih untuk mengikuti kegiatan seminar dokter kecil. Artium menahan rasa sakit tangannya yang baru saja terjepit.
"Yang akan menjadi perwakilan adalah Regina, Stepi, Siti, Ariela, dan untuk 4 orang lagi cowok, Marwan, Raihan, Rivan, jadi totalnya ada 7 orang. "
Disisi lain, gadis kecil itu sudah tidak bisa menahan rasa sakit di tangannya, ia pun menangis. dibalik itu Regina mengambil kesempatan dan berbicara kepada Bu Guru, bahwa gadis kecil itu menangis, karena tidak diajak mewakili sekolah dasarnya.
"Bu, si Artium kayanya pengen diajak seminar dokter kecil, soalnya namanya ga kesebut aja langsung nangis." ucap Regina.
"Anak ini membuat kesal Saja. Yaudah jadi 8 orang dengan Artium, kalian bisa istirahat. Wassalamu'alaikum." cetus Bu Guru lalu pergi meninggalkan kelas.
"Waalaikumussalam." serentak murid dengan bersemangat dan menaruh buku nya ke dalam tas, lalu pergi ke kantin.
Kini gadis kecil itu menjadi perbincangan semua anak kelasnya, karena tidak punya malu menangis tidak terpilih mewakili Sekolah. Padahal ini sebuah kesalahpahaman, gadis kecil itu menangis karena menahan rasa sakit tangannya yang terjepit di meja oleh Yuda. Dan kebetulan ibu sedang membacakan nama-nama siswa untuk mewakili sekolah.
"Liat, si Artium gatau malu banget ya, nangis nangis didepan Bu Guru biar ke bawa ngewakilin sekolah." cetus beberapa orang yang sedang di kantin.
Regina mendorong Gadis kecil itu hingga tersungkur disisi lapang upacara. Ditambah oleh Irma menyemburkan pop ice dimuka Gadis kecil itu.
Sesak sekali rasanya, namun gadis kecil itu tak menghiraukan perkataan dan perlakuan mereka. Ia hanya menahan kesalahpahaman yang baru saja terjadi.
"Bundaaa," gadis kecil itu berteriak mencari keberadaan ibunya didalam rumah.
"Artium gak jajan? Artium kenapa nangis? kenapa seragamnya basah?" tutur Bu Misa dengan penuh khawatir karena tidak biasanya putri sulungnya itu menangis.
"Engga Bun, cuman ini tangan tadi kejepit meja sama si Yuda." ucap gadis kecil itu.
"Ohh, yasudah. nanti kita obatin ya, mana seragamnya mau Bunda cuci." balas Bu Misa mengambil air minum untuk putrinya.
"Bun minta uang, aku mau jajan nasi kuning didepan." ucap Gadis kecil itu, sembari menyodorkan tangannya agar diberi uang oleh ibunya.
"Boleh, nih." ucap Bu Misa memberi uang recehan Dua ribu untuk gadis kecil itu.
"Makasih Bun," balas gadis kecil itu, lalu pergi membeli Nasi Kuning yang ada didepan rumahnya.
"Bu, beli nasi kuning nya satu." ucap gadis itu, sembari menyodorkan yang ditangannya.
"Okee, tunggu ya Ar." ucap Bu pedagang nasi kuning, memberikan nasi kuning kepada gadis kecil itu.
Istirahat sudah selesai, Aktivitas belajar kembali dilanjutkan. Hari ini Bu Guru hanya memberi intruksi untuk besok yang akan mengikuti seminar kesehatan itu.
"Nanti disana bukan sekedar seminar aja, kalian harus bisa menjawab pertanyaan dari panitia pelaksana seminar. Karena semakin kalian banyak menjawab, sekolah bisa menang, dan dikenal oleh banyak sekolah juga." ucap Bu Guru memberi arahan kepada murid-muridnya.
"Iya Bu," ucap Regina yang merasa paling tinggi diantara semua murid.
"Bu kita jadi berapa orang? 7 atau 8?" tanya Siti dengan melirik sinis kepada gadis kecil itu.
"8, Artium kan nangis karena gaada nama dia." ucap Bu Guru dengan tatapan kesal kepada Gadis kecil itu.
"Ha ha ha, cengeng banget. Caper pengen ngewakilin sekolah, gapunya bakat apa apa, ga guna banget hidup." cetus Yuda sembari menarik kerudung gadis kecil itu.
"Kalo nggak pinter, jangan caper." cetus Regina.
"Iya nih. Pinter enggak, caper sama penyakitan iyah." cetus Irma mengompori suasana kelas.
"Bunda, seandainya bunda tau kelakuan mereka terhadap aku, aku sesak Bunda, aku mau pindah sekolah. Aku nggak peduli nanti banyak yang ngomongin karena ga bersyukur bisa diterima di sekolah depan rumah. Aku sakit Bunda, aku pengen bunuh diri aja di kamar ini. Kenapa Tuhan gaadil Bun?, kenapa tuhan ngasih aku cobaan kaya gini? aku masih kecil buat mikirin tentang hal ga masuk akal kaya gini, kenapa harus aku yang dapet fitnah ini Bun? kenapa ga Regina atau Siti? padahal mereka jahat Bund." ucap gadis kecil itu dikamarnya, sembari menggambar apa saja yang ada di pikirannya. Bu Misa tidak ada dirumah, beliau masih berbicara dengan para pedagang di depan.
"Aku capek. Aku ga bisa kaya gini terus, aku mau meninggal aja lah." ucap gadis kecil itu merintih sesak di dada nya.
Mentari memancarkan sinar nya begitu terang, semua murid yang mewakili sekolah masing-masing begitu tegak duduk di meja yang sudah disediakan oleh panitia seminar kesehatan.
"Assalamualaikum selamat pagii anak-anak pilihan," ucap salah satu moderator yang berdiri sejak acara dimulai.
"Waalaikumussalam pagi, pagi, semangat pagi." seruan murid-murid perwakilan sekolah dasar itu.
"Oke, perkenalkan nama kakak Milani Putri Amanda, kalian boleh panggil kak Lani aja ya." tutur Moderator berlesung pipi itu.
"Iya kak Lani," ucap beberapa murid diruangan.
"Disini kakak akan menjelaskan sepenting apakah kesehatan bagi manusia, ada yang tau gak Gajah bisa pake sikat gigi?" tanya kak Lani selaku moderator diruangan itu.
"Gak, kak." cetus satu murid dari sekolah lain.
Kak Milani menampilkan Poto Gajah sedang membersihkan giginya memakai sikat gigi, para peserta seminar kesehatan tertawa, karena baru melihat hal diluar nalar seperti itu.
Beberapa jam sudah materi yang disampaikan oleh moderator kepada para peserta seminar kesehatan, kini saatnya mereka pulang ke rumah masing-masing, karena jam sudah menunjukan pukul 12 siang, dilanjutkan kembali besok hari.
Besoknya, para peserta dan panitia melakukan aktivitas seperti kemarin.0 Memberi dan menerima materi, ada sesi tanya jawab juga, yang membuat para peserta seminar kesehatan itu aktif menjawab. Namun hari ini berbeda dari hari kemarin, panitia memaparkan siapa saja yang mendapatkan juara dalam sesi tanya jawab dan mengisi pertanyaan-pertanyaan dengan benar yang sudah diberikan panitia.
"Di urutan ke 3 jatuh kepada sekolah dasar, wah pada degdegan ga nih?" tanya moderator sengaja menghentikan ucapannya agar para perwakilan sekolah dasar itu penasaran.
"Juara tiga jatuh kepada sekolah dasar Trimatra yang diwakili oleh Fatan, selamat untuk Fatan. Silahkan maju ke depan untuk mengambil hadiah dari panitia." ucap moderator.
"Di urutan ke dua jatuh kepada sekolah dasar..." moderator itu kembali mengentikan ucapannya.
"Selamat kepada sekolah dasar Komaro yang di wakili oleh Rimanda, sahkan maju ke depan kepada Rimanda untuk mengambil hadiah dari panitia." ucap moderator.
"Dan,, di urutan pertama jatuh kepada sekolah dasar Tanungraja atas nama Ariela Putriana, selamat untuk Ariela. Silahkan maju kedepan untuk mengambil hadiah dari panitia." ucap moderator, lalu menggiring perwakilan murid yang mendapat hadiah itu untuk dokumentasi.

Komento sa Aklat (139)

  • avatar
    NurNur mujizatin

    baguss👍🏻👍🏻

    18d

      0
  • avatar
    RiadyAgung

    Good

    24d

      0
  • avatar
    IshaqMaulana

    bagus video nya

    15/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata