logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 51

"Kau gila!" pekik Delisha saat melihat Ayden tiba-tiba muncul di hadapannya seperti maling karena menerobos masuk ke dalam kamarnya, dengan kondisi laki-laki itu basah semua.
"Ini." Delisha langsung mengambil handuk agar Ayden mengeringkan badannya, bagaimana laki-laki ini menerobos masuk ke dalam kamarnya dan hanya terkekeh seperti orang gila. Delisha langsung berlari mengunci kamarnya, jangan sampai orang rumah ada yang tahu Ayden masuk ke kamarnya.
"Aku mau lihat anak kita." Delisha hanya menggeleng, sebenarnya ia mengantuk dan ingin tidur. Baby Cheryl tak terlalu rewel, walau bangun hanya untuk minum susu, setelah ini tertidur kembali.
"Sini peluk." Delisha langsung mendorong Ayden saat laki-laki itu membawa dalam dekapannya, baju Ayden sudah dibuka dan laki-laki itu bertelanjang dada menyiksakan boxernya yang tidak ikutan basah.
Ayden memeluk Delisha membuat gadis itu bisa mencium aroma ketiak Ayden walau dia suka. Aneh memang, tapi Delisha suka bau tubuh Ayden.
"Kamu merasa sakit nggak?" Delisha menggeleng saat Ayden membelai rambutnya. Dia lemah sekali dengan sentuhan seperti ini.
Laki-laki itu membawanya ke ujung ranjang dan memeluk Delisha, keduanya terdiam di atas ranjang. Hujan di luar semakin deras mendukung suasana untuk bermesraan berdua. Delisha sebenarnya tak terlalu memusingkan tentang pasangan, tentang perasaan atau hubungan seperti yang anak muda lakukan karena dirinya merasa bukan waktu yang pas. Fokus Delisha pada dirinya terutama bayinya.
"Jangan takut, kita akan menghadapi berdua." Kepala gadis itu ia telungkupkan ke dada Ayden, dan memeluk dada telanjang itu. Udara dingin tapi dada Ayden terasa begitu hangat.
"Ngantuk tidur aja." Delisha menutup matanya, saat merasakan sentuhan itu mengantarnya tidur.
๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ๐Ÿ’ธ
Suasana di luar terasa gelap karena hujan ditambah mati listrik karena petir, suasana kamar itu jadi gelap walau Delisha bisa melihat keadaan sekeliling.
Gadis itu merasakan napas teratur Ayden, laki-laki ini juga tertidur dengan memeluk tubuhnya. Mereka benar-benar jadi suami istri. Delisha mencoba melakukan seperti yang laki-laki itu lakukan untuk dirinya, mencoba mengelus-elus rambut laki-laki itu. Ah menyenangkan sekali rupanya. Wajah Delisha turun dan mencium pipi Ayden seperti ia melakukan pada Cheryl. Tidak tahu! Tapi Delisha hanya ingin melakukannya.
Saat Delisha ingin bangun Ayden menarik tubuh gadis itu dan terjatuh di pelukan laki-laki itu dan menyuruh untuk tidur lagi. Tapi Delisha ingin melihat anaknya, gadis itu mendorong laki-laki itu dan melihat Cheryl yang masih tertidur dengan begitu damai. Gadis itu tersenyum dan mencolek-colek pipi anaknya.
"Udah nggak sabar biar dia cepat besar."
"Kamu pakai baju." perintah Delisha. Ayden menggeleng, laki-laki itu merangkap tubuh gadis itu membuat Delisha berusaha untuk melepaskan dirinya.
"Kamu pulang sana." Delisha mendorong Ayden, laki-laki itu tertawa. Di balik semua masalah dan musibah saat kamu mencoba menerimanya dan menjalani, tidak begitu berat seperti yang dipikirkan.
"Bangunin aja tak?" Delisha menggeleng, dia belum pernah melihat Cheryl rewel dan dirinya kewalahan. Bayi ini hanya tidur sepanjang hari, hanya bangun untuk mandi.
"Mandi aja ya, udah sore juga."
"Tapi hujan."
"Kan dia mandi air panas." Delisha tak yakin, air rebusan tadi masih hangat. Pasti sudah dingin. Gadis itu berdiri dan memeriksa panci panas tadi dan benar sudah tidak panas.
"Rebus lagi."
"Kamu beli aja tempat masak air panas pakai listrik, nanti tinggal dicolokkan." Delisha tidak berpikiran sampai sana, dan dia juga tak punya uang yang banyak. Delisha butuh Oma untuk memberi dukungan secara finansial, walau ia juga butuh dukungan moral karena ini tak mudah.
"Aku rebus air dulu." Delisha keluar lagi dari kamar dengan membawa panci masih terasa hangat jadi tidak butuh waktu lama buat dipanaskan kembali. Dia senang dengan kegiatan ini, Delisha yakin hidupnya takkan kesepian lagi, tapi bagaimana bila orang-orang di rumah tahu yang sebenarnya?
Delisha memanaskan air sambil melamun. Orang rumah sepi, pasti pada tidur di rumah masing-masing. Cuaca seperti ini sangat mendukung untuk tidur atau sekedar bermalas-malasan.
Delisha membawa kembali air panas ke kamarnya, dan listrik yang padam sudah hidup kembali.
"Kok bangun?" tanya Delisha, menutup kembali pintu saat Ayden berbicara dengan Cheryl seperti orang gila.
"Dia bangun Mami, mau mandi, trus mau makan."
"Apaan sih?" sahut Delisha karena kesal dan juga malu. Apa-apaan laki-laki ini memanggil dirinya mami? Memangnya Ayden anak Delisha?
Delisha langsung mengisi air di bak mandi bayi, dan merasakan suhu air untuk bayi mandi.
"Jangan buka baju dulu. Dingin!" Ayden sudah membuka baju Cheryl hanya menyisakan pampers bayi itu. Laki-laki itu membukanya, dan melihat tubuh bayi merah yang masih keriput, tapi saat besar dia akan berevolusi jadi anak yang cerdas.
Delisha dan Ayden sama-sama memandikan bayi itu. Ayden yang memegang tubuh Cheryl dan Delisha yang menyiram tubuhnya. Walau belum berpengalaman mereka hanya menuruti naluri apa saja yang harus mereka lakukan dengan berhati-hati.
"Kamu mandi aja." Delisha berdiri melihat Ayden. Laki-laki mengangkat tubuh Cheryl dan Delisha mengambil handuk bayi dan meletakan di atas tempat tidur. Bayi itu dikeringkan tubuhnya.
"Yaudah, aku mandi aja." Delisha langsung bergegas mandi, karena jika sendiri ia khawatir Cheryl akan bangun dan menangis.
Ayden bahkan bisa mengganti baju untuk Cheryl. Laki-laki itu menggeleng, tak percaya jika hidupnya akan seperti ini. Karena kebodohannya dia harus punya anak di usia semuda ini dan sekarang dia sudah jadi ayah dan secara naluri dia bisa mengurus anak.
Laki-laki itu menoel pipi bayi merah itu yang sedang membuka matanya. Biasanya Ayden terus menjumpai Cheryl dengan keadaan mata tertutup.
"Hi anak ayah. Cepat besar ya, kamu punya abang loh. Hebat kan, sudah punya Abang. Namanya Juna."
Ayden menunduk dan mencium pipi Cheryl. Ketika melihat Delisha keluar dari kamar mandi sudah berganti baju. Gadis itu menuju meja rias dan langsung menyisir rambutnya.
Delisha pakai handbody agar kulitnya tak terlalu kering. Sebenarnya ia cepat merasa kelaparan sekarang.
"Kamu lapar?" Delisha mengangguk, dan naik ke atas ranjang mengambil Cheryl dan ingin memberi ASI sebelum bayi itu tertidur lagi.
"Kamu wangi." bisik Ayden. Delisha langsung menyikut laki-laki itu, karena memeluknya begitu erat dan mencium-cium rambutnya.
"Nanti udah besar, kamu mau nikah sama aku nggak?" tanya Ayden tanpa dosa. Delisha langsung cemberut.
"Nggak!"
"Tapi kan kita udah punya anak." Gadis itu langsung menyikut laki-laki di belakangnya karena Ayden bicara sembarangan. Terlalu jauh membicarakan menikah, umur mereka belum legal walau sudah punya anak.
Ayden masih memeluk Delisha dengan meletakan kepalanya di bahu gadis itu dan melihat Cheryl yang sudah tertidur kembali walau masih semangat menyedot air susu ibunya. Ah dua wanita mengemaskan ini adalah orang terpenting di hidupnya. Bagi Ayden, wanita paling berharga di hidupnya adalah Delisha.
"Nanti kalau udah dewasa, nikah berdua, kita punya banyak anak."
Ayden langsung mengambil alih Cheryl dan menidurkan bayi itu di tempatnya. Sudah wangi.
Delisha menekan air susunya yang terasa sakit dan keluar dengan begitu deras hingga terkadang bajunya basah.
"Kamu hebat, Lisha. Aku bangga pada kamu." puji Ayden tulus. Laki-laki itu membawa gadis itu dalam pangkuannya dan memeluknya. Delisha suka intim bersama Ayden.
Keduanya berciuman, menutup mata dan hanya ingin menikmati ini semua sebelum kembali dihadapkan pada kenyataan yang seolah tak pernah memihak pada mereka.
Delisha hanya butuh Ayden di hidupnya, begitu juga sebaliknya.

Komento sa Aklat (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

    ย ย 0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini๐Ÿ˜

    05/08

    ย ย 0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

    ย ย 0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata