logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 46

Sebenarnya Delisha tak bisa tidur nyenyak karena merasakan perih yang luar biasa di bawah perutnya, disilet-silet setiap saat. Gadis itu ingin menangis kejar karena hal ini, tapi ia tahan namun air matanya turun.
Lampu kamar sengaja tak dimatikan karena ada bayi. Untuk pertama kalinya Delisha tidur malam dengan orang asing bahkan menambah anggota mini baru di antara mereka.
Jika Delisha tak bisa tidur, maka tak jauh beda dengan Ayden. Laki-laki menerawang kosong, sesekali melirik ke arah bayi itu dan juga Delisha. Tak menyangka kenapa takdir malah membawa hidupnya stuck seperti ini.
Tangisan Delisha jadi terisak, karena sudah tak kuat lagi. Ayden langsung berbalik dan melihat gadis itu tersedu-sedu, tak mengerti apa yang dikeluhkan, harusnya bayi yang diurus bukan orang besar.
"Lisha kenapa?" tanya Ayden panik dan bangun ingin melihat gadis ini kenapa. Apa rindu orang tuanya? Tapi Delisha harusnya mengerti inilah resiko yang harus mereka hadapi.
"Lisha ..." panggil Ayden pelan. Delisha tak menghiraukan dan makin menangis kencang seperti anak kecil. Ini benar-benar perih tak tertahankan. Ia tak kuat, bahkan tubuhnya ikut menggigil dan sepertinya ia akan demam sekarang.
"Lisha kenapa? Ada yang sakit?" Delisha hanya terus menangis. Ayden makin bingung apa yang harus ia lakukan, kepalanya mau pecah.
"Lisha ngomong, aku nggak tahu kamu kenapa." Ayden memohon pada gadis itu, tapi Delisha terus menangis. Ayden akhirnya bergeser melewati Baby Cheryl dan memegang Delisha yang tubuhnya masih gemetaran.
"Lisha ... Apa yang sakit?" Ayden menguncang tubuh Delisha. Gadis masih menangis, menahan pedih tak tertahankan.
"Kamu kenapa?" Karena tak tega, Delisha akhirnya menunjuk ke daerah bawah perutnya walau ia menggeleng.
"Apanya?" tanya Ayden bingung. Ia benar-benar tak mengerti apa yang Delisha rasakan dan gadis ini keluhkan.
"Vagina aku sakit." Delisha berkata dengan memeluk dirinya masih dengan menangis. Sekarang Ayden yang menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung. Vagina adalah barang pribadi perempuan dan bagaimana ia memeriksanya?
"Aduh, jadi gimana dong?" Delisha hanya menggeleng masih dengan menangis. Laki-laki itu mengangkat gadis rapuh itu bangun dan memeluknya menenangkan Delisha. Delisha semakin merintih kesakitan.
15 menit Ayden memeluk Delisha tapi gadis itu terus menangis.
"Boleh aku lihat?" Delisha menggeleng. Ayden curiga pasti vagina Delisha robek dan luka, yang keluar makhluk berkepala besar.
"Kita obatin aja dulu ya. Besok kita ke dokter." Delisha hanya menangis. Dan satu-satunya yang terlintas di kepala Ayden adalah anti septic, obat untuk luka baru walau rasanya perih.
Laki-laki itu langsung bergegas mencari obat yang ia maksud dan mengingat pesan neneknya untuk mengompres menggunakan air hangat.
Ayden membawa air hangat satu baskom dan kain bersih.
"Aku tahu ini perih, tapi setidaknya bisa bikin lukanya kering." Semua hanya perkiraan Ayden karena dia bukan seorang dokter.
"Buka celananya." Delisha menggeleng, malu tentu saja. Tapi karena tubuhnya terlalu lelah kebayankan menangis dan menahan pedih di daerah bawah perut akhirnya Ayden menurunkan sendiri celana itu dan memeriksanya.
Laki-laki itu langsung terdiam. Merasa ngeri, miris, mau nangis, bahkan jijik pun ada. Bagaimana milik Delisha yang dulunya berbentuk kecil dan imut terlihat melebar dengan banyak luka merah di Sepanjangan labia mayora tersebut.
Delisha malu, tapi rasa sakit dan pedih mengalahkan rasa malu, akhirnya gadis itu hanya menangis saat Ayden terus mengompres miliknya, dan merasa sesuatu cairan dingin di daerah vagina selanjutnya terasa begitu perih dan menggigit daerah tersebut.
Melihat luka nyata ini, Ayden takkan tega untuk menyakiti wanita. Ia akan berpikir dua kali untuk mempermainkan perasaan wanita.
Ayden tiba-tiba tak habis pikir dengan laki-laki yang sudah menikah, punya anak dan berani selingkuh! Laki-laki itu bersumpah, andai hidup dibalik dan laki-laki yang melahirkan.
Bagaimanakah rasanya?
Jangan sesekali sakiti wanita yang telah melahirkan anakmu.

Komento sa Aklat (373)

  • avatar
    argariniratih pangestika

    novel nya bagus. banyak sekali pelajaran yg kita ambil dari kisah novel ini. miriss memang dengan anak muda jaman sekarang, semoga anak anak kita dan para remaja lainnya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas. sangat disayangkan masa depan mereka harus hancur karna salah pergaulan.

    29/12/2021

      0
  • avatar
    SunifaMiftakhul

    ah aku seneng banget cerita ini😍

    05/08

      0
  • avatar
    YunusAshar

    Keren Kak, lanjutkan

    04/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata