logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Lelaki Berwajah Ustadz

Aku menyerahkan surat lamaran yang telah kugubah tadi malam di rumah Kang Mukhlis, sekalian aku menyerahkan sebuah amplop surat, yang harus kusampaikan dari Kang Mukhlis untuk kepala sekolah.
Pak Danu Ramajasa, dialah kepala Sekolah Dasar Negeri Cahaya. Orangnya telah tua dan berkacamata teramat tebal kurasa, atau aku terlalu berlebihan... Kumisnya tebal, dan wajahnya teramat tirus, kurus tubuhnya bahkan terlihat sangat kurus seperti orang sebulan tak makan. Tapi, dari sorot matanya, kau tahu Kawan, matanya seperti mata seorang bayi, ada harapan yang tersimpan di dalamnya.
Pak Danu membuka amplop itu, aku duduk diam saja. Dikeluarkannya kertas terlipat di dalamnya, dibukanya pelan di hadapanku. Tulisan itu sedikit tembus, tidak banyak baris dalam kertas itu, tapi tak mungkin aku bisa membacanya. Pak Danu kusyuk membacanya, sambil sesekali menggerak-gerakkan kacamata super tebalnya, sesekali pula melirik padaku seolah memastikan sesuatu, lalu kembali lagi menekuri kertas itu.
”Baiklah, kamu diterima.”
Begitu mudahnya, lunas setelah membaca surat itu. Aku jadi penasaran apa isinya? Tapi biarlah, mungkin suatu saat nanti aku tahu.
”Tapi Pak Arif, gaji sebagai guru di sekolah ini tidaklah besar. Lima ratus ribu perbulannya. Kuharap kau tidak keberatan, jika kau telah betah dan bisa lebih dari tiga bulan, gajimu akan dinaikkan.”
”Bapak tidak perlu memikirkan itu, tentang gaji saya tidak terlalu memperhitungkannya,” benar, Kawan, ini jawaban jujur dariku. Karena, aku merasa telah menemukan jiwaku di sini.
Pak Danu berdiri, ”Akan kukenalkan dengan guru-guru yang lainnya. Ayo.”
Aku berdiri mengikutinya keluar dari ruangannya, ruangan kepala sekolah teramat kecil dan dipenuhi dengan buku-buku yang ditata di rak, sepertinya arsip-arsip, hingga terlihat semakin sempit.
Keluar ruangan itu, tiga orang guru tengah duduk di kursinya masing-masing. Dua wanita dan satu pria, mereka semua tersenyum padaku. Begitupun aku, ”Ini guru baru di sini, namanya Arif Maulana,” dia memperkenalkan aku lebih dulu pada mereka bertiga.
Pak Danu memperkenalkan mereka satu persatu, dari wanita pertama, berambut lurus pendek sebahu. Namanya Ria Katsirawati, guru kelas satu dan dua, senyumnya simetris. Sopan.
Pak Danu kembali menunjuk, ke arah sebelahnya, wanita bermata lentik anggur ungu. Tuhan, jantung berdetak lebih kencang saat mataku berjarak dekat dengannya, tidak sejauh tadi. Kawan, satu pelajaran kudapatkan saat ini, ’Ternyata ketika wanita dilihat dari dekat, keindahannya semakin bertambah!’
”Namanya Bu Siska, Siska Wulandari,” aduhai! Dia melihatku sekilas lalu menekuri kembali buku-buku yang bertumpuk di depannya, kukira pasti tugas-tugas para siswa. Senyumnya teramat kecil, tercipta di ujungnya saja, mungkin hanya satu atau dua milimeter. Tapi cukup membuatku tergetar. Siska, adalah guru untuk kelas lima dan enam, tapi sering kewalahan, karena pastilah semakin besar anak sekolah dasar di kelas terakhir, tergambar bandel-bandel.
Yang terakhir, namanya Yusuf Manshur. Namanya tak beda jauh dari wajahnya, tampan, walau wajahnya terlihat lugu dan polos. Bukan itu pula yang membuatku tertarik, jenggotnya terjuntai tipis, tapi terlihat semakin tampan. Rambutnya rapi di belah sedikit pinggir dari tengah. Senyumnya tampak meneduhkan.
Pak Yusuf berdiri dan menyalamiku, ”Senang bisa bekerja sama.”
”Sama-sama.”
Pak Yusuf dipercaya, setidaknya untuk memberikan kepadaku training awal. Hari ini aku belum mengajar, tapi mulai besok. Terlalu cepat bagiku, padahal setahunan aku melamar pekerjaan di Ibukota, tak satu pun menerima kertas lamaranku. Di sini, desa Cahaya kawan, hari ini melamar besok mulai bekerja.
Kawan, tolonglah, bagaimana dunia dapat berkata. Aku lulusan Fakultas Ekonomi, menjadi guru? Di mana jalurnya? Tapi, aku cukup lega kawan. Karena, Bu Ria Katsirawati adalah lulusan SMA, desa ini kekurangan sumber daya manusia. Bu Siska, si mata lentik anggur ungu itu adalah lulusan PGSD, sedangkan Pak Yusuf adalah lulusan SMA.
Sebenarnya secara standar, Sekolah Dasar Negeri Cahaya, guru yang mengajar minimal harus enam, tiap kelas satu orang wali murid. Itulah alasan kenapa aku diterima langsung, karena banyak guru telah datang dan pergi, silih berganti, tidak kerasan di desa Cahaya, begitulah cerita Yusuf kala mengantarku berkeliling di Sekolah Cahaya.
”Anda, Bu Siska dan Ria. Sudah berapa lama menjadi guru di sini?”
”Kami belum lama sebenarnya, mungkin tiga tahunan. Kami bertiga berjarak sedikit, aku empat tahun, Bu Siska sudah tiga tahun dan Bu Ria juga tiga tahun. Kalau Pak Danu, dia..., ah! Sudahlah.”
”Lalu, kenapa kalian bisa betah bertahan di sini?
Pak Yusuf menatap hutan belantara di arah utara, dia membelakangiku.
”Karena aku, Bu Siska dan Bu Ria adalah anak desa ini. Dan, begitu pun Pak Danu. Pak Danu pun ingin mengundurkan diri sebenarnya, tapi dia tidak tega melihat sekolah ini mati.”
Aku terdiam, jadi ini sebenarnya kenapa guru-guru di Sekolah ini muda-muda, orang tua hanyalah Pak Danu. Ada rahasia apa yang disimpan di Sekolah ini, apa yang disimpan desa ini sebenarnya, hingga seolah jiwaku terpanggil ke sini, dan ingin bermuara labuhnya kapal. Aku turut menatap hutan di sebelah utara sekolah, sejajar dengan berdirinya Yusuf.
”Aku pun tidak yakin kau akan betah di sini, Pak Arif.”
Tegas, lunas, singkat.
Aku menengok ke arahnya, aku tersenyum. Kita lihat saja nanti Pak Yusuf, semuanya tak akan terbukti jika belum dijalani. Aku semakin penasaran. Akan ada petualangan seru pastinya.
Oya Kawan, ketika aku melihat wajah Pak Yusuf. Persepsimu akan pasti sama denganku, lelaki itu memiliki wajah seorang ustadz. Bicaranya pun seperti ustadz, lembut dan fasih, dia pasti pintar mengaji. Aku yakin itu.

Komento sa Aklat (217)

  • avatar
    Romy

    bagus. kisahnya inspiratif, menggambarkan sudut kehidupan yang penuh perjuangan dan mungkin memang terjadi pd diri seorang pemuda d luar sana.

    27/03/2022

      3
  • avatar
    Rudi Suprijanto

    tulisan ini sangat menginspirasi terutama anak2 muda supaya tdk pernah berhenti menggali mimpinya apapun keadaanya.

    06/02/2022

      1
  • avatar
    Ode Barta

    novel nya menarik dan tidak membosankan

    12d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata