logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 4 (Sepiring berdua)

🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Tiba tiba tanganku merasa perih.
"Awh.." ucapku lirih, ternyata tanganku terkena serpihan piring ini.
Aku segera mencuci tanganku, karna darah segar terus saja mengalir. Tiba tiba Mbak Dina mengagetkanku.
"Pie sih, Dit. Iki kok r di uweske" (Gimana sih, Dit. Kenapa ini kok belum selesai) ujar Mbak Dita sambil menunjuk ke lantai yang ada pecahan piring tadi.
"Kosek Mbak, iki tang .... " (Bentar Mbak, ini tang .... ) ucapanku yang belum selesai sudah main di potong saja.
"Alah, koe ki alesan wae. Ndang cepet resiki" (Alah, kamu itu alasan saja. Cepat bersihkan) ujarnya dengan berkacak pinggang.
Oeeekkk oooeeeekkk oooeeeekkkk
Terdengar tangisan Maul anakku. Aku pun yang ingin segera menghampiri Maul tapi sudah di cegah oleh Mbak Dina. Terpaksa aku membereskan dulu. Belum selesai membereskan.
Terlihat suamiku mendekat ke arahku yang sambil menggendong anakku.
"Dek, neneni sek. Iku Mas sek gresikki" (Dek, Asiin dulu. Itu Mas yang bersihin) ujar suamiku sambil menyerahkan Maul kepadaku. Aku pun hanya mengangguk. Terlihat sekali bahwa Mbak Dina tidak sudah padaku.
Aku segera membawa Maul ke kamarku. Aku sangat benar benar merasa bersalah. Karna tadi suamiku bilang jika sudah lapar. Mungkin setelah ini aku ke warung dulu untuk membelikan mie rebus buat suamiku.
Maul pun akhirnya tertidur lagi. Gegas aku mencari uang. Setauku masih ada uang 5 ribu di lemari. Aku pun mencarinya, dan betapa senangnya diri ini uangnya telah ketemu.
Aku segera berjalan untuk menuju ke warung. Mumpun Maul sudah tidur aku tinggal sebentar saja. Tiba tiba saat di pintu aku pun bertemu dengan Ibu.
"Meh nangdi Koe Dit, nglayap wae" (Mau kemana kamu Dit, keluyuran saja)
Ddddddddddeeeeeeegggggggg
Kenapa ibu selalu bilang seperti itu. Padahal aku cuma ingin beli mie rebus buat makan suamiku. Tapi di kira aku bakal keluyuran saja. Ku urungkan niatku untuk pergi ke warung.
Ku membalik badanku lalu berjalan lagi menuju kamarku. Terlihat saat sudah sampai di kamar, suamiku sudah duduk di tepi ranjang.
"Mas, dingapunten anu ... " (Mas, maaf anu ... ) ucapku yang aku gantungkan. Karna memang aku nggak tau harus bagaimana lagi.
"Wis rapopo. Adek wes maem po ?" (Sudah nggak papa, adek sudah maem pa ?) tanya suamiku. Aku hanya menggeleng saja.
"Yo wis, Mas tak tumbas sek. Sek ya henteni dilit"(Ya sudah, Mas beli dulu. Di tunggu sebentar) ujar suamiku lagi. Membuat aku trenyuh.
"Enggeh Mas" (Iya Mas) jawabku yang dengan tersenyum. Gegas suamiku lun pergi meninggalkan kamar ini. Kamar yang sangat penuh akan kenangan.
Baru badan ini ingin aku rebahkan, tiba tiba Mbak Dina sudah memanggilku saja. Kalau Ayah sudah pulang ya begitulah cari perhatian Ayah.
"Dit, kae piringe reget kabeh, ndang kumbah" (Dit, itu puringnya kotor semua. Cepet cuci) ujar Mbak Dina yang dengan berteriak. Aku tak menjawabnya, segera ku langkahkan kaki ini untuk ke dapur lagi.
Terlihat pecahan piring tadi sudah bersih. Aku segera menuju ke wastafel ternyata benar saja banya piring kotor yang menumpuk.
"Awwhhhss" ujarku lirih karna tanganku saat terkena sabun benar benar perih. Aku terus menahannya sampai aku sudah selesai mencuci piringnya.
"Nek wes, ndang kumbahno klambiku" (Kalau sudah, cepat cuci bajuku) ujar Mbak Dina yang dengan menaruh sekeranjang besar pakaiannya. Aku sudah sangat jengkel, karna aku bukan babunya Mbak Dina. Kalau aku terus mengalah pasti aku akan terus di tindas.
"Kumbah dewe lah Mbak, aku hudu babumu" (Cuci sendiri lah Mbak, aku bukan pembantumu) jawabku yang dengan meninggalkan Mbak Dina itu.
"Dit, ndang kumbahno wek Mbakmu kui." (Dit, cepat cuciin punya Mbakmu itu) ucap Ibu berteriak.
Terlihat Mbak Dina tersenyum dengan kemenangan. Kalau sudah begini ya sudah aku cuciin dulu. Perutku yang sedari tadi ingin minta makan saja belum sempat aku isi.
Untung saja, Maul anakku tidur nyenyak. Jadi aku selesai sudah mencuci bajunya Mbak Dina yang sekeranjang besar itu. Saat ingin berdiri kenapa pandanganku serasa kabur dan ...
Bbbbrrrrrruuuuukkkkkkk
Aku ambruk di kamar mandi. Dan setelah itu semuanya menjadi gelap dan senyap sekali.
"Dek, tangi, Dek" (Dek, bangun, Dek) terdengar suara lamat lamat entah itu siapa.
"Dek ... " panggilnya lagi.
Aku pun perlahan lahan membuka mataku. Saat aku edarkan mataku ke sekeliling ternyata aku ada di kamarku. Terlihat suamiku sedang memijit mijit kakiku.
"Maem disik Dek, mesti pelmau durung maem" (Makan dulu Dek, pasti dari tadi belum makan) ujar suamiku yang dengan menyodorkan 1 piring nasi dengan lauk tahu bacem. Aku tau pasti suamiku beli makanan ini yang harganya sangat murah.
"Tersuwun Mas, Mas pun maem" (Makasih Mas, Mas sudah makan) tanyaku. Terlihat suamiku mengangguk. Suara yang tak terduga berbunyi.
Kkkkrrrrruuucccuuukkk kkkrrruuccuukkk kkkrruucccuukkk
Dan suara itu berasal dari perutnya suamiku. Terlihat suamiku hanya nyengir saja. Aku sangat memahami suamiku. Keuangan kami sangat kurang. Punya uang 50 ribu saja di ambil oleh Mbak Dina tadi.
"Yo wis Mas, maem berdua nggeh" (Ya sudah Mas, makan berdua ya) ujarku menawarkan.
"Ra usah Dek, mengko ra warek kamu ki Dek" (Nggak usah Dek, nanti nggak kenyang kamu Dek) jawabnya, makin membuat aku tak tega jika makan nasi ini. Karna suamiku juga belum makan.
"Nek Mas ra gelem maem, yo wes adek yo emoh maem" (Kalau Mas nggak mau makan, ya sudah adek juga nggak mau makan) ujarku merajuk.
"Nggeh Dek, yo wis ayo maem berdua" (Ya Dek, ya sudah ayo makan berdua) jawab suamiku yang membuat aku tersenyum.
Lalu kami pun makan bersama, walaupun hanya sepirin berdua tapi rasanya jauh lebih enak juga sangat mengenyangkan. Terlihat buliran air mata suamiku menetes.
Tiba tiba piring yang berisikan nasi ini di rebut oleh ....
🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹🌹
Next ?
Jangan lupa like juga komennya semua 😊

Komento sa Aklat (93)

  • avatar
    RasyaRasya

    bagus

    08/07

      0
  • avatar
    RiAnd

    sangat bagus ak suka itu aku akan kasih bintang ⭐⭐⭐⭐⭐5

    27/06

      0
  • avatar
    Jenn Naa

    bagus

    15/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata