logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 3 Misteri

Setelah diriku mengikuti pertemuan bimbingan tiga jam berlalu dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke asrama tidak hanya itu kebetulan hari ini ada reuni mendadak dengan teman masa sekolah ku dulu. Kami berjanji untuk bertemu di suatu cafe bar rencananya nanti malam. Sebelumnya mereka berencana ketika aku pulang kuliah ternyata berubah menjadi nanti malam karena salah satu teman ku tidak bisa datang jika itu sore hari.
Waktu pun berlalu tidak terasa sudah pukul tujuh malam aku segera bersiap-siap untuk pergi ke acara reuni tersebut karena jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat ku tinggal tentunya tidak memerlukan waktu lama untuk sampai di lokasi. Rupanya ketika aku sudah masuk mereka sudah berkumpul mungkin hanya aku yang sedikit terlambat. Aku bergerak ke arah mereka dan menyapanya satu demi satu sudah lama tidak berkumpul seperti ini rasanya canggung sekali meskipun begitu mereka tetap melontarkan lelucon sambil tertawa bersama malam ini yang datang hanya lima orang saja itu dihitung dengan ku. Mereka adalah Doni, Smith, Felix, Mario dan Jose. Teman masa sekolah ku ketika dulu kami sering bersama bahkan aku masih ingat di mana kami bolos sekolah dan memilih untuk party di rumah Smith karena pelajaran biologi yang paling kami benci itu tidak pernah terlupakan sama sekali.
“Yo! Bagaimana kabarmu? Ku dengar kau sebentar lagi akan lulus?” tanya Smith kepadaku
“Ya semoga saja tapi aku masih harus menyelesaikan beberapa penelitianku,” ucap Gray
“Oh ya ku dengar Doni kau akan pindah ke luar kota? Apa itu karena pekerjaan?” tanya Mario. Sepertinya dia sedikit penasaran tentang pekerjaan Doni jujur saja aku juga sedikit penasaran akhir-akhir ini tidak ada kabar tentangnya ku kira dia tidak akan datang dalam reuni ini.
“Ah itu benar jika bukan karena pekerjaan aku tidak akan pindah ini memang merepotkan,” sahut Doni
“Memangnya apa pekerjaanmu?” tanya Felix
“Barista. Wajar saja kalian tidak tahu karena aku tidak mengumumkannya di seluruh dunia,” sahut Doni sambil sedikit tertawa.
“Oh... Jadi tuan barista ini sangat sibuk rupanya sampai tidak ada kabar sama sekali haha,” ucap Felix
“Bukan sibuk hanya agak banyak pekerjaan,” ucap Doni
“Sepertinya karir Mario juga cukup bagus itu benar kan bro?” tanya Jose
“Kau mengejek ku?” sahut Mario
“Aku hanya bertanya tidak mengejekmu sama sekali,” ucap Jose
“Kau sendiri bagaimana? ada rencana? Ku dengar kau cukup pintar,” ucap Felix kepada Jose
“Itu memang benar tidak perlu di tanya lagi setelah lulus aku akan memulai karis bisnis ku sambil melanjutkan ke jenjang berikutnya,” ucap Jose
“Woaahhh si jenius memang tidak main-main,” ucap Mario
“Kau sendiri ada rencana? Bukankah kau juga sebentar lagi lulus Gray?” tanya Doni
“Rencanaku sudah pasti akan berkarir,” ucap ku
“Yokk bersulang,” teriak Smith
Malam ini kami berpesta sambil menikmati reuni beberapa dari kami mulai sedikit mabuk bicaranya mulai ngelantur untung saja tidak sampai pingsan. Jika itu terjadi akan sangat merepotkan. Memang perbedaan terlihat jelas dari cara kami menempuh kehidupan ada yang tengah sibuk dengan karirnya masing-masing ada juga yang mempersiapkan diri untuk lanjut ke jenjang berikutnya ada juga yang masih harus berjuang melalui proses panjang jalan kami memang berbeda namun kebersamaan akan selalu ada itulah yang terlintar dalam pikiran ku untuk saat ini.
Selang beberapa menit sepertinya aku melihat seseorang dia memakai pakaian serba hitam dan juga topi hitam aku tidak bisa mengenali wajahnya dia memperhatikan kami dari arah sudut ruangan aku tidak yakin siapa hanya saja sepertinya dia tengah memantau kami dan ketika aku menoleh ke arah yang sama orang itu pergi tidak tahu kemana apa ini hanya imajinasiku saja memgingat aku mulai sedikit mabuk juga. Tidak mungkin jelas aku tidak mungkin salah lihat.
“Hey kau kenapa? Dari tadi seperti mencari orang lain? Apa kau kenal dia?” tanya Felix tiba-tiba
“Ah tidak ada apa-apa,” ucap ku
“Benarkah? Masa? Apa dia pacarmu? Yang mana? Cantik tidak?” ucap Felix. Anak ini mulai bicara yang aneh-aneh maklum saja dia tengah mabuk tapi bisa-bisanya berkata seperti ini sial.
“Ah sudah ku bilang bukan!” ucap ku sedikit kesal
“Jika dia datang kemari beritahu ya kau harus mengenalkannya pada kami,” sahut Felix
“Wtf. Ah terserah kau saja.”
“Ada apa ini kenapa kalian berisik?” tanya Smith
“Bukan apa-apa. Felix tengah mabuk jadi bicaranya tidak nyambung. Eh ku dari mana saja?” ucap ku
“Aku ke toilet sebentar,” ucap Smith
Felix, Mario dan Jose mereka memang mabuk parah dari tadi terus bergumam tidak jelas padahal mereka tidak biasanya seperti ini. Jujur saja aku penasaran dengan orang yang tadi tengah berdiri di sudut sana. Rasa penasaran ku tiba-tiba muncul begitu saja tidak aku tidak boleh seperti ini. Kehadirannya terasa asing namun juga penasaran siapakah orang itu sebenarnya.
“Hey kalian mau segelas wine lagi?” ucap Felix
“Letakan saja di situ,” ucap ku
“Sepertinya yang tidak terlalu mabuk hanya kita berdua,” sahut Smith
“Berdua?” ucap Felix
“Wtf itu menjijikan,” ucap Smith
“Sepertinya tidak cara lain selain membawanya ke toilet dia bisa muntah di sini,” ucap ku
“Oh lord no,” ucap Smith
Memang memalukan tapi mau bagaimana lagi ini Felix. Dia memang selalu seperti ini menyusahkan saja harusnya jika tau akan begini dia bawa obat penghilang mabuknya. Untung saja orang-orang tidak melihat ke arah sini dengan cepat pelayan membersihkan bekas muntahan Felix di meja. Aku hanya bisa menahan malu sambil bilang terimakasih.
‘Dasar sialan kau mebutaku malu saja,’ batin Gray
“Bagaimana ini oh sial,” ucap Smith
“Ada apa ini? Oh kepalaku,” ucap Doni. Tiba-tiba dia bangun sebelumnya tidak sadarkan diri juga hanya saja dia tidak memalukan seperti Felix.
“Bagaimana kalau bubar saja sudah larut malam dan lagi dua orang merepotkan itu sudah terlihat parah,” ucap ku
“Biarkan saja mereka nanti juga sadar sendiri,” ucap Smith
“Rupanya ada yang mabuk parah sekali ya sayangnya aku sekarang tidak bisa mengemudi bagaimana kalau kau saja Smith,” ucap Doni
“Ah sialan! Aku juga ada pengaruh alkohol,” sahut Smith
“Kalau begitu menginap saja di sini,” ucap Doni
“Hiiiihhh,” sahut Smith
Lain kali jika reuni lagi aku tidak akan datang ujungnya pasti seperti ini sebelum akhirnya di usir karena terlalu lama berada di sini kami pulang juga Felix dan Jose pun mulai bangun dan mereka pulang dengan menggunakan taxi begitu juga dengan Doni dan Smith karena tidak ada yang tidak terpengaruh alkohol jadi mereka juga terpaksa pulang dengan menggunakan taxi tidak terkecuali diriku.
Sebelum aku pulang ke asrama aku pergi ke suatu tempat terlebih dahulu. Sengaja aku pergi ke toko burger untuk membeli beberapa cemilan untuk makan malam juga kebetulan sekali sedang tidak terlalu ramai jadi aku tidak harus menunggu lama mengantri dan tidak lama setelah itu aku memutuskan untuk segera kembali ke asrama kepalaku rasanya sudah mulai pusing. Tadi aku lumayan banyak minum untungnya tidak sampai mabuk parah dan pingsan seperti teman-teman ku yang lain. Tepat di depan pintu asrama dan lalu masuk ke dalam untuk beristirahat karena besok aku harus kembali memulai aktivitasku.
‘Sebelum tidur aku harus menghilangkan rasa mabuk ini satu kotak ayam goreng dan burger memang yang terbaik,’ batin Gray
Sebenarnya aku merasakan ada yang tidak beres dengan diriku akhir-akhir ini meskipun sudah konsultasi sekali pun kepada dokter psikiater. Ku pikir aku mulai tidak lagi bermasalah dengan gangguan tidur tapi kali ini berbeda semacam perasaan menyedihkan yang tiba-tiba muncul begitu saja ingatan mengerikan itu juga ikut bermunculan seperti sebuah puzzle yang tersusun perasaan seperti ini anehnya selalu datang ketika aku tengah sendirian apakah ini pertanda atau hanya rasa stres akibat tekanan hidup saja aku hanya ingin mengumpat terus menerus tanpa henti.
Ponselku berbunyi jarang sekali ada yang menelponku malam-malam begini setelah ku lihat ternyata dia Alex.
“Halo,”
“Hey kau sekarang ada di mana?” ucap Alex
“Asrama. Kenapa bertanya seperti itu tiba-tiba itu mengerikan.”
“Ah sial kau tidak pergi ke bar?”
“Sudah pulang memangnya kenapa?”
“Ada pertemuan angkatan jangan bilang kau lupa cepat kemari.”
“Tidak terimakasih lain kali saja. Malam ini aku tidak bisa sorry.”
Tidak lama kemudian aku menutup telponnya. Sial aku lupa ternyata malam ini ada pertemuan angkatan juga rupanya aku terlalu fokus pada acara reuni dengan teman sekolah ku dulu dan melupakan angkatan memang tidak terlalu penting hanya saja perasaan ku tidak enak kenapa lagi-lagi begini. Malam gelap ini aku akan menutup mataku dan segera pergi ke alam mimpi sebelum itu aku harus melakukan ritual ku dulu meminum sedatif yang di berikan dokter ku untuk membuat diriku bisa tidur normal seperti biasanya kali ini sangat efektif karena ketika pemeriksaan sebelumnya aku meminta untuk menaikan sedikit dosisnya agar bekerja lebih cepat dan ternyata dokter juga menyarankan hal yang sama hingga pada akhirnya ini lah yang terjadi. Semoga saja tidak bermimpi buruk meskipun aku mengonsumsi ini mimpi itu selalu saja muncul mimpi yang tidak ingin aku lihat lagi seumur hidupku.
Di waktu yang sama di sebuah rumah susun di distik 23 kota Roland. Tepat di kamar no 12 satu keluarga yang tengah di ikat mengguanakan tali. Mereka tidak bisa bertertiak karena mulutnya di perban. Di sana berdiri di depan mereka seseorang yang memakai pakaian serba hitam wajahnya nyaris tidak terlihat memegang sebuah kampak bergigi dua. Keluarga itu dengan ketakutan berkeringat dingin ekspresi mereka sangat putus asa dan seolah meminta ampunan. Namun itu hanya sia-sia.
DUAKK
Satu persatu tubuh mereka terpisah dari kepalanya. Ruangan itu kini bersimpah darah di tengah gelapnya malam satu keluarga tewas mengenaskan di tempat.

Komento sa Aklat (103)

  • avatar
    Tiara Azwa Resize

    500

    22d

      0
  • avatar
    GantengHaidar

    us ke djk

    05/07

      0
  • avatar
    Nursolehah Sahidan

    goodluckkkkkkkk

    02/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata