Keseharianku memang selalu di habiskan dengan menonton film anime kesukaanku dan lagi membaca manga sebuah komik yang selalu di angkat menjadi film anime. Diriku menyukai kedua hal tersebut tidak lama ketika aku beranjak remaja saat itu aku masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. Awalnya aku tidak terlalu tertarik dengan manga dan anime sampai seseorang mengenalkanku pada dunia itu. Orang itu tidak lain adalah teman masa sekolah ku sebelum akhirnya kami berpisah karena orangtuanya pindah ke kota Mapplely. Dari sana aku menyukai manga dan anime karena ceritanya yang bisa di bilang cukup menarik. Sampai sekarang aku masih menyukai itu dan malah menjadi suatu kebiasaan karena tidak dapat di pisahkan dari duni anime. Meskipun aku termasuk penggemar mangaka tapi tidak separah teman-teman sekelas ku di kampus sampai membuat club khusus untuk merayakan hari manga setiap tahunnya. Jujur saja itu sangat berlebihan di tambah lagi terkesan agak kekanak-kanakan. Terlebih di kalangan non anime dan manga.
Sudah ku selesaikan sebagian dari revisi yang telah melewati masa bimbingan tadi. Hari ini diriku akan focus pada satu hal saja yaitu cepat lulus karena aku sudah muak berada di jurusan ini. Sebelumnya aku mengambil jurusan akuntansi ini karena menurutku tidak terlalu sulit dalam mencari pekerjaan nanti di masa depan. Ketika sudah memasuki dunia akuntansi ternyata selama ini aku salah tidak semudah yang dibayangkan sebelumnya. Ini memang membuatku kecewa di tambah lagi semakin ke sini semakin rumit dan kepalaku selalu di penuhi migrain. Semuanya pada akhirnya akan berakhir setelah aku melewati beberapa tahap lagi. Aku sangat menantikan hal itu terjadi hingga membuatku menjadi seseorang yang ambisius. Tidak hanya itu saja aku juga mengambil kerja paruh waktu ketika liburan semester. Namun sekarang aku harus mulai tidak bukan mulai tapi focus ke satu hal yaitu segera lulus.
Matahari mulai meredup pertanda sudah petang saatnya untuk ku pergi mandi dan lanjut istirahat. Meskipun sebenarnya aku sulit sekali untuk tidur tapi aku terus mencobanya bahkan sampai menemui dokter sekalipun. Dokter memang mengatakan semua penderitaanku karena trauma masa lalu dan juga sibuknya diriku melihat fakta itu aku sadar bagaimana harus ku perbaiki diriku meskipun itu tidak mungkin. Insomnia itulah gejala yang ku alami setiap malam meskipun aku meminum sedatif dalam jumlah banyak tidak berakhir seperti yang ku inginkan ini sangat menyebalkan.
Tiga hari yang lalu aku menemui dokter langgananku berobat dan dia mengatakan aku harus menaikan sedikit dosisnya agar penyembuhanku cepat selesai. Tanpa berpikir panjang aku menyetujuinya dan dokter itu memberikan resep baru kepadaku.
“Kau yakin tidak masalah?” ucap dokter Isak. Itulah nama dokter yang menjadi penolongku untuk menyembuhkan insomnia parah yang ku alami.
“Tidak masalah asalkan aku bisa tidur. Ini menyiksa bahkan kantung mataku sudah bukan berwarna hitam lagi tapi sangat gelap seperti panda,” kata ku kepada dokter Isak. Beliau tidak berkomentar apa-apa hanya terus memeriksa obat yang akan di berikan kepadaku.
“Kali ini aku sungguh menaikan dosisnya. Semoga kau bisa mendapatkan manfaatnya hanya seperti biasanya kau tidak boleh mengonsumsi cafein meskipun hanya dalam jumlah yang sedikit,” ucap Dokter Isak.
“Baiklah aku memang tidak pernah lagi meminum cafein terakhir kali ketika aku masih menjadi mahasiswa baru.”
“Baguslah kalau kau mengerti. Ini demi kebaikanmu sendiri.”
Tidak lama kemudian dokter memberikan semua obat yang ku butuhkan dan itu masih sama seperti biasanya golongan sedatif hanya saja dosisnya lebih tinggi kali ini. Setelah aku berbincang-bincang dengan dokter Isak ternyata aku memang harus menjalani terapi lebih rutin lagi di tambah sekarang mulai sibuk dan tentunya akan memicu kambuh lagi. Mendengar semua ucapan dokter Isak membuatku yakin aku akan melewati fase ini dan kembali seperti biasanya. Sebenarnya aku lupa kapan terakhir kali hidup normal tanpa gangguan tidur. Semakin aku ingin mengingatnya dan ternyata itu sudah lama sekali. Hampir tidak ada harapan sama sekali awalnya seperti itu hingga aku memberanikan diri untuk mencari solusinya.
Memang benar ketergantungan seperti ini menurut sebagian orang merupakan sebuah tindakan yang tabu bagiku itu hanya omong kosong belaka karena pada dasarnya mereka tidak merasakan apa yang ku rasakan. Hanya diriku sendiri yang tahu bagaimana rasanya dan langkah apa yang harus ku ambil. Lagi pula ini bukanlah hal sepele yang patut di olok-olok dan ditertawakan halayak orang. Selama ini aku sendiri yang menanggungnya tidak ada yang mengetahui penderitaanku karena diriku terasing dari sosial media yang banyak memperlihatkan hal yang tidak seharusnya.
Setelah aku selesai mandi aku mengmbil segelas air putih dan menaruhnya di meja dekat tempat tidurku. Setelah itu aku meminumnya bersama dengan obat tidur itu sampai akhirnya perlahan mataku terasa berat dan ingin sekali menutup mata.
Di waktu yang sama di kantor polisi Roland terlihat sangat sibuk mereka terus membicarakan pekerjaannya dalam menangani berbagai kasus. Malam ini di sana tengah di dapati seorang wanita yang melaporkan dirinya kepada polisi karena merasa terganggu oleh stalker. Orang itu sangat terobsesi pada wanita itu sampai melakukan hal yang sangat mengerikan.
“Dia saja terlalu percaya diri! Ini tidak masuk akal aku sama sekali tidak menguntit wanita itu ini fitnah!” ucap seorang lelaki yang berpakaian jeans biru dan sweeter hitam itu. Orang ini terus saja mengelak dan terus melakukan pembelaan diri.
“Hah... ini sudah ada buktinya kau masih saja menyangkal? Psikopat sepertimu memang seharusnya membusuk di penjara,” ucap seorang lelaki yang memakai blazer itu rupanya dia adalah pengacara wanita yang mengaku korban dari stalker itu.
“Sampai kapan kau akan bersikap seperti itu? Bukti sudah jelas dan semua ini mengarah padamu kau masih saja tidak tau malu,” ucap salah satu polisi dan ternyata dia adalah detektif di kantor polisi Roland. Namanya sangat terkenal karena merupakan orang yang keren dan juga sangat kompetem.
Wanita itu hanya terdiam dan menangis wajar saja dia pasti merasakan trauma yang mendalam karena orang gila itu memang sangat keterlaluan bukan hanya menguntit dia juga masuk ke kamar apartemen tempat di mana wanita itu tinggal dan nyaris membunuhnya sebelum akhirnya pengacara itu datang karena dia merupakan kekasih wanita itu. Rekaman cctv juga menunjukan bahwa laki-laki itu memang pelakunya sebelumya pihak kepolisian terus mendapat panggilan darurat dari nomor ponsel wanita itu yang tidak lain bernama Judith. Awalnya polisi hanya menduga itu panggilan darurat perampokan tapi ternyata setelah di selidiki lebih dalam lagi itu merupakan stalking yang mengerikan.
Sebelumnya medengar cerita dari pihak korban pelaku melakukan hal gila tersebut sudah lama karena sebelumnya Judith yang merupakan seorang influencer terkenal di insta memebuat pelaku sangat terobsesi kepadanya. Judith memang terkenal karena banyak sekali followers dan juga sering memposting dirinya tengah berada di mana pun. Itu lah faktor yang membuat pelaku terus mengejarnya hingga kan membahayakan nyawanya. Pada akhirnya kami menyimpulkan pelaku untuk di tahan selama 10 tahun karena tindakannya yang merugikan korban. Tanpa harus mengikuti sidang terlebih dahulu meskipun korban akan membawanya ke persidangan itu tidak perlu di lakukan karena semua bukti sudah mengarah kepada orang gila itu.
“Sudah di putuskan kau akan di hukum selama 10 tahun penjara,” ucap Detektif itu
Mendengar pernyataan polisi korban merasa lega karena pelaku akan di hukum atas perbuatannya. Namun ternyata tidak sampai di situ pelaku juga mengancam korban akan mendatanginya lagi setelah keluar dari penjara.
“Dia memang sudah gila harusnya di bawa ke Rumah sakit jiwa saja,” ucap pengacara itu
“Aku sangat berterimakasih kepada anda berkat anda orang gila itu akhirnya ketahuan dan akan di hukum sesuai dengan hukum negara ini,” ucap Judith sambil merasa lega meskipun berlinang air mata.
“Itu karena anda dengan sigap menelpon polisi dan pengacara anda,” ucap Detektif
Karena masalahnya telah selesai Judith dan pengacara itu yang tidak lain adalah kekasihnya sendiri akhirnya pergi meninggalkan kantor polisi. Waktu memang sudah menunjukan tengah malam tapi tempat ini tidak pernah sepi karena setiap waktu pasti ada saja insiden yang mengharuskan kami untuk turun tangan.
“Woahh kau hebat kapten,” ucap salah satu polisi yang ternyata dia anggota tim penyelidikan.
“Buakankah ini sudah biasa. Banyak sekali kasus yang berhasil di tangani kapten kau tidak perlu terkejut berlebihan seperti itu,” ucap seorang polwan
“Hey ayolah jangan bertengkar kalian seperti kucing dan tikus saja,” ucap seorang polisi yang terlihat lebih tua dari mereka.
Keesokan harinya tepat di kediaman asrama Gray dia bangun pagi karena alarmnya terus saja berbunyi menndakan waktu sudah menjukan pukul 7 pagi. Setelah membuka mata rupanya sudah pagi dan harus bersiap untuk pergi ke kampus. Meskipun terasa berat namun aku harus segera pergi mandi lewat lima menit akhirnya aku pergi ke kamar mandi. Setelah beberapa menit berlalu aku bersiap dan pergi ke kampus rencananya aku kan sarapan di minimarket saja dan itulah yang terjadi. Setiap hari memang selalu seperti ini aku tidak sempat untuk menyiapkan sarapan pagi bahkan untuk diriku sendiri bukankah ini menyedihkan begitu pemlasnya diriku. Dan lagi kebiasaan ini selalu terulang bahkan ketika aku masih semester tiga.
“Kau mau?’ tiba-tiba Selena memberikan ku sandwich. Karena aku merasa tidak enak dia sudah berniat baik kepadaku akhirnya aku menerimanya.
“Terimakasih,” ucap ku
“Iya sama-sama,” sahut Selena
Kami pun mengobrol sambil menikmati sarapan kebetulan depan minimarket kampus ada kursi dan meja khusus untuk menikmati makanan. Dan kami pun makan di sini meskipun hanya obrolan singkat namun ini cukup memakan waktu tidak lama kemudian kami berdua pergi menuju ruang bimbingan karena hari ini akan diadakan bimbingan untuk kelompok bimbingan ku. Tidak ku sangka ternyata tidak menunggu sampai satu jam dosen sudah datang.