logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

PART 05

Iyus POV
Aku suka sekali suasana rumah Eyang Harnoto. Besar dan sangat asri. Apalagi dengan suasana pedesaan yang tak berbeda jauh dengan tempat tinggalku sebelumnya. Itu membuat aku tidak ragu menjejakkan kaki disini. Udara yang masih sangat sejuk dan orang-orangnya yang masih hangat penuh persaudaraan, tempat seperti inilah yang paling pas buatku. Masih bisa dengan sangat mudah aku dengar kicau burung yang hinggap di pepohonan dan bersahut-sahutan, itu membuat hati dan otakku terasa damai. Tapi sayang, semua hal itu hanya aku rasakan sesaat sebelum aku bertemu dengan seseorang.
Tadinya, pertama kali memasukinya saja aku sudah merasa betah dan bakal kerasan. Itu felling aku sebelumnya. Apalagi Eyang Harnoto dan Tante Rumina sangat baik sekali orangnya.
Tapi semua perkiraanku itu tak berlangsung lama. Begitu muncul kehadiran putri satu-satunya tante Rumina yang bernama Adinda, buyarlah sudahh segala anganku yang bagus-bagus dan indah-indah disini.
" Assalam mualaikum.."
Sebuah sapaan yang cukup merdu terdengar dari muka pintu, lengkap dengan sosoknya juga yang tengah berdiri dengan manis.
Serentak yang ada di dalam rumahpun menyahut semua, menjawab salam bersamaan.
" Waalaikum salam.."
Awalnya aku mengira dia gadis yang smart. Ramah juga. Karena kecantikan yang terpancar dari wajahnya itu benar-benar cantik yang  humble dan sangat menyenangkan.
Dandanannya yang santai dengan tshirt ketat berwarna abu-abu agak tua dengan kemeja kotak-kotak sebagai pelapis, dia begitu cantik dengan sepasang kakinya yang bagus, terlihat dari balutan celana jeans biru muda yang dikenakannya. Dan rambut hitam sebahu yang tergerai indah serta bentuk lehernya yang jenjang  begitu pas banget dimataku. Siapapun pasti suka jika bertemu dengan dia. Tapi sayangnya dia jutek.
Jutek plus plus. Itu baru aku tau saat dia mulai dengan angkuhnya menatapku. Mengulas senyum menyebalkan dengan sorot matanya yang menurutku seperti tak suka dengan keberadaanku. Tak cukup sampai disitu, dia juga memperhatikanku seolah ingin menelanjangiku. Sepasang mata itu ingin kucongkel rasa-rasanya.! 🤨😠
Masa sementara semua orang yang ada disitu diajak jabat tangan dengan senyum ramahnya tapi giliran ke aku dia langsung bertampang cuek. Tanpa senyum dan hanya pandangan mengejek. Benar-benar nyebelin.! 😤
Eh tapi..,, woouuhh.. Telapak tangannya halus sekali.. sangat jauh beda sama tangan aku! Aku jadi sedikit minder di buatnya.
' pasti dia enggak pernah mengerjakan pekerjaan rumah dan hobinya ngegame mulu..' Bersungutku sok tau dalam hati.
Lihat saja jari-jarinya lembut dan lentik. Kuku-kukunya aja begitu rapi dan bagus meski dipanjangin. Sangat terawat dan terpelihara dengan baik. Sekali lagi aku dibuatnya engga PD di hadapannya. Kuperhatikan sekilas jari-jari tanganku yang kukunya kupotong habis. Karena aku malas jika harus memanjangkannya, sementara dirumah kerjaan aku yang selalu berkutat sama panci-panci kotor yang harus aku cuci setelah selesai digunakan. Belum lagi bantuin nenek sama kakek aku yang bercocok tanam. Heumm.. beda sekali keadaan aku dengan cucu eyang Harnoto. Pantes kalau dia tumbuh menjadi gadis songong dan angkuh.
Cuma sayang aja sih jika sikapnya sangat bertolak belakang dengan fisiknya yang cantik sempurna menurutku.
Seumur-umur baru kali ini aku kenal gadis yang super belagu dan sok sekali. Terlebih dia yang carmuk didepan mas Widhi.
Ihh enggak bangettt
Huh, gadis model begitu enggak akan pernah lolos seleksiku misal dia ngantri untuk jadi pacarnya mas Widhi. Aku pasti yang maju pertama kali untuk tak memberikan restu. 😏
Gadis genit ganjen dan kecentilan sudah barang tentu paling enggak aku suka. Dan itu tak terkecuali juga aku tujukan untuk Adinda.
Buatku dia lebih pantas di sebut nenek sihir!.
Mak lampir!.
Iyaa.. Matanya yang tiba-tiba membuatku tertunduk malu dan seolah-olah aku kena sihirnya dan jadi nervous jika sudah mulai nakal memperhatikan atau curi pandang. Aku sangat-sangat tak nyaman di buatnya. Namun semua itu bisa berubah drastis ketika dia memandang ke arah mas Widhi. Tatapan sok inocent.
Huuuhhh
Lebay!
Seperti orang yang tak pernah melihat cowok cakep aja caranya memperhatikan mas Widhi, kakakku.
Hanya butuh sejam, satu ruangan sama dia udah buat moodku jelek. Gimana enggak? Disenyumin cuek melulu. Malah bengong seperti orang kesambet jin.
Sialnya saat aku mencoba memperhatikannya diam-diam dan curi-curi, dia seakan merasa jika tengah diawasi. Tahu-tahu dia ikut memandangku juga.
Duuhh malunya tingkat dewa!
Menangkap sepasang matanya malah balik mengawasiku tanpa malu-malu.  Membuat mukaku sudah seperti kepiting rebus dan anehnya detak jantungku menjadi terpompa lebih cepat. Dag dig dug
Beruntungnya hanya sepintas saja dia tebar tatapan mautnya, jadi dia tak begitu melihat muka merahku yang mati-matian aku coba sembunyikan darinya.
Tuhan..sepertinya keputusanku untuk menetap tinggsl dan mencari kerja disini adalah keputusan terbodoh yang pernah kuambil seumur hidupku.!
Langkahku untuk tinggal dirumah Eyang Harnoto daripada kontrak rumah sendiri bukan sebuah awal yang baik.
Aku merasa akan banyak kejadian yang tak mengenakkan nantinya akan terjadi. Entahlah..
Perasaanku sudah meraba akan hal itu.
Menangkap sikap Adinda, cucunya Eyang Harnoto yang jelas-jelas tak bersahabat dan lebih menebar permusuhan denganku, sepertinya akan menjadi ganjalanku tinggal di rumah ini.
Jika belum-belum sudah begitu, gimana aku mau sering-sering main ke tempat tante Rumina??
Sementara putri cantiknya siap menelanku mentah-mentah jika aku benar-benar punya nyali menginjakkan kaki ke sana.!
" Iyus bisa sering-sering main ke rumah Dinda.., kan biar bisa lebih akrab lagi..Di rumah yang ada hanya tante dan Adinda saja.."
" Makasih tante."
Aku senyum. Sekedar melegakan hati tante Rumina saja.
Sedang saat kulirik cewek itu seperti vampir yang siap menghisap darahku sampai habis!.
( Enggak apa-apa sih kalau yang menghisap bibir seseksi punya Adinda.. Berasa melayang pasti..)
Ish mulai ngawur otakku ini!
Apapun yang dibicarakan seisi orang di ruangan itu aku jadi kurang ngeh. Enggak tahu, mendadak di dadaku ada rasa tak enak yang membuatku merasa takut dan gelisah.
Sepertinya perang israel akan pindah ke rumah ini sebentar lagi.
Hemm pasti itu.. aromanya udah tercium jelas di hidungku. Mau nangis rasanya..
Inginnya aku ikut pulang sama nenek dan kakek aku, juga mas Widhi. Tapi aku juga tak mau mengecewakan mereka, orang-orang yang begitu aku sayangi. Meski untuk memulai hari di tempat itu tanpa keluargaku, aku sedikit tak percaya diri dan tak cukup berani. Keberadaan cewek itu yang paling aku takutin..🥺
Dadaku sedikit mengeliat panas melihat dua anak manusia yang saat itu duduk tak jauh dariku yang saling curi pandang dengan tingkahnya yang nampak konyol olehku.
Melebihi kakek-kakek dan nenek-nenek yang lagi puber.!
Bikin perut aku mual secara mendadak.! 🤢
Coba saja kalau saat itu dia ada dirumah nenekku, sudah pasti aku bakalan usir dengan cara apapun!
Aku paling sebal sama cewek ganjen dan kegatelan. Contohnya kek Adinda itu. Enggak malu-malu nunjukin ketertarikannya, padahal dia perempuan. Jika aku yang menjadi dia, akan sangat-sangat jual mahal. Bukan malah bersikap seperti anak kucing yang mau aja digendong siapapun. Tak perduli.
Ihh buatku NO!
Merendahkan diri sekali..

Komento sa Aklat (431)

  • avatar
    TaneA.a

    bagus terus berkarya ya kak

    24/05/2022

      0
  • avatar
    JuliasariKenaya

    bgss bngttt

    04/08

      0
  • avatar
    MuhammadMuhammad isayama

    cerita nya sangat menarik

    21/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata