logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

PART 03

Hari minggu seperti biasanya aku menghabiskan waktu libur dengan jalan-jalan ke mall dengan sahabatku Mayda.
Karena cuma dia yang selalu ada waktu untukku, meski sesibuk apapun itu.!
Hehe..
Terkadang aku merasa jadi orang yang curang juga. Pemaksa. Karena apapun kondisinya aku enggak pernah mau tahu.
Asal dia enggak sakit atau ada hal yang terpaksa membuatku angkat tangan, dia harus menuruti mauku. Dan itu tanpa terkecuali. Egois banget kan aku..☹️
Padahal jika dia yang butuh terkadang aku susah dimintai bantuan. Bukan tanpa alasan tapi karena kesibukanku juga.
Dan aku selalu kasih embel-embel ' tapi enggak janji yahh..' sebagai kata-kata pamungkas dan ucapan penghujungnya setelah menyanggupinya untuk membantu.
" Hahh alasan basi.!"
Begitu selalu Mayda menyindirku jika kalimat itu keluar dari bibirku. Dan aku cuma meringis aja. Karena memang aku merasa jika itu yang udah aku lakuin ke sahabatku itu. Tanpa aku berniat membela diripun dia tahu aku seluruhnya. Kecuali isi di badanku mungkin..hehe
" Kamu tuh enggak ada bosan-bosannya ngapelin mall. Sesekali kemana gitu kek."
Mayda memandangku dengan raut protes. Aku cuek aja mendorong motorku untuk berbalik ke arah jalan yang akan kita lalui. Meski Mayda masih terus ngomel-ngomel, buatku itu seperti hembusan angin pagi yang hangat menerpa telinga. 😄
" Bukan aku kali yang bosen, tapi scurity, SPG disitu yang jengah melihatku..." Tertawaku lepas. Mayda mendengus. Kayaknya agak sebel deh.
" Gitu kog pede.."
Semburnya kesal. Matanya mengawasiku sengit. Aku julurkan lidah sebagai jawabanku. Dan balasan nya adalah sebuah pukulan tangannya dibahuku. Aku nyengir aja.
" Naik May, manyun aja disitu."
Kataku mendapati sahabatku itu masih berdiri mematung dengan perasaan dongkolnya. Mayda agak terjingkat.
" Enggak pamit Bunda, kamu?"
Lalu ujarnya dengan nada mengingatkan. Aku senyum.
" Bunda ke rumah eyang kung. Tadi pagi aku anterin. Katanya ada cucu saudara jauh Eyang kung datang dan mau tinggal lama disini."
" Oohh ."
Mayda segera naik di jok belakang scoopy merahku. Dengan rok panjang yang dia pakai benar-benar merepotkan sekali. Untuk aku terlebih dia sendiri. Cantik sih kalau pakai rok.., tapi jika saat naik motor dia pake baju seperti itu aku agak enggak suka. Ribet soalnya.
Dan dasarnya emang ini anak kalau disuruh pakai celana jins sesekali gitu enggak pernah mau. Selalu menolak. Alasannya enggak mau kalah saing sama aku. Jadi lebih berasa cewek katanya.
Jiiaaahhh emang selama ini dia ngerasa jadi banci??
Tapi terkadang aku suka merasa geli juga kalau lagi jalan sama Mayda. Dia sering menggandeng tanganku. Biar dikira pacaran kata dia. Dia perempuannya dan aku lelakinya.
Enak aja dia ngomong.
Di kasih upah berapapun ogah juga kali jadi berubah kelamin meskipun hanya pura-pura.
Aku jelas cewek tulen. Tomboy banget juga enggak. Masih feminim meski keseharian aku lebih nyaman memakai celana. Masih dandan dan bermake up jika bepergian atau ada acara. Cuma malas aja pakai rok. Modis juga dan enggak semau gue.
Dan satu lagi aku masih normal.
Mayda itu suka aneh jalan pikirannya. Demen  banget dia halu.
*******
Sesampainya di mall kita hanya jalan-jalan. Muter-muter sambil melihat fashion yang lagi banyak diskon dan seksligus cuci mata.
Ada sih beberapa tshirt dan kemeja kotak-kotak yang aku beli karena harga yang lumayan murah dari biasanya dengan merk branded. Paling penting udah masuk big sale itu pasti yang paling aku buru 😃😆
Heumm siapa yang enggak tertarik coba??
Akhirnya duit sejutaan lebih habis juga buat beli satu kemeja dan dua tshirt. ( Mungkin buat anak sultan duit segitu cuma buat beli tusuk gigi kali yahh..😆😆 tapi buat aku yang hanya karyawan biasa di pabrikan, itu udah jumlah lumayan..🥺)
Sementara sahabatku Mayda hanya membeli sepatu hig hels yang jauh lebih murah dari harga yang semula. Dia mah..cewek bangetttt.
Setelah selesai bayar di kasir, kita sempetin terlebih dulu untuk cari makan siang. Selain juga perut kita yang udah lapar.
Enggak terasa yah, hanya jalan-jalan di dalam mall aja bisa menghabiskan waktu sampai 4 jam lebih. Sampai bikin kaki-kaki sedikit kram karena capek muter-muter
.
Dan akhirnya tempat kita menghilangkan haus dan rasa melilit diperut itu tertuju ke sebuah warung bakso langganan, kita mengenyangkan perut yang sudah bunyi-bunyi keroncongan di sebuah lesehan.
Selagi lahap-lahapnya aku menyantap bakso yang sepertinya kebanyakan aku taruh sambal karena sumpah pedesnya yang nau dzubillahh..
Tiba-tiba hapeku berbunyi dengan suara getar yang cukup kencang.
Dreett dreett drrreett
Agak tergesa aku raih hape yang ada di dalam tasku. Begitu kulihat ternyata telefon dari Bunda tercinta.
" Siapa Din?" bertanya Mayda menoleh ke arahku.
Aku sedikit terbatuk dengan rasa pedas dikerongkongan.
" Bunda May.."
Sahutku segera menghentikan acara makanku dan menerima panggilannya. Sementara Mayda masih asik menyantap makanan yang ada dihadapannya.
" Wa alaikum salam Bunda..iya bentar lagi Dinda pulang.., Bunda tungguin aja dirumah Eyang kung nanti Dinda jemput.. Dinda lagi sibuk ngasih maem peliharaan Dinda diperut niih..hehe cacing-cacing di perut yang kelaparan."
Dan selanjutnya aku tertawa sambil nyengir mendengar bicara Bunda yang katanya, kalau cacingnya jangan semua ditaruh di dalam perut. Kalau nanti berkembang biak kasihan Bunda, jatah ngasih makannya bertambah banyak..di jual aja, gitu..
Huuhh Bunda ada-ada aja.
" Jangan lupa langsung ke rumah Eyang kung kalau sudah sampai Dinda..Wasalam mualaikum.."
" Iya Bunda sayaanngg.. Waalaikum salam.. sayang Bunda.. muuacchh.."
Lalu kembali hape aku masukkan ke dalam tas dan melanjutkan makan.
" Jiaahh.. Cepet banget makan kamu May.."
Mataku agak terbelalak melihat mangkuk sahabatku itu yang telah kosong dan bersih. Dia cuma nyengir agak meringis.
" Lapeerrr Dindaa.."
Mukanya memelas. Aku manyun saja dan buru-buru menghabiskan sisa makanku sebelum akhirnya kita cabut dari situ setelah membayar semuanya terlebih dulu.
" Din, langsung anterin aku pulang yahh?? Lagian Bunda kamu juga nyuruh buat ke rumah eyang kan..?"
" Iyaa May sayang.., aku balikin kamu kerumah dengan selamat tanpa kurang satu apapun.!" Tandasku sok. Mayda tertawa. Akupun ikut tertawa juga.
" Udah naik.. jangan bengong mulu.. Kamu hobi banget kalo udah mematung kek patung selamat datang yang di bundaran sana.." Aku nyeletuk gitu tanpa ada rasa gimana-gimana. Tapi jusrtu aku yang bersikap seperti itu, buat sahabatku itu langsung  bermuka cemberut dan tanpa ba bi bu, dia langsung aja nongkrong di jok belakang sebelum sempat aku duduk manis. Sampai hampir saja motornya jatuh kalau aku tak kuat menahan beratnya.
" Jalan.. "
" Ihh marahh.."
Masih sempat meledekku. Mayda diam aja sok sadis. Dan aku pura-pura takut, langsung mengikuti kemauannya. Meski setelah motor aku jalankan kita sama-sama tertawa..

Komento sa Aklat (431)

  • avatar
    TaneA.a

    bagus terus berkarya ya kak

    24/05/2022

      0
  • avatar
    JuliasariKenaya

    bgss bngttt

    04/08

      0
  • avatar
    MuhammadMuhammad isayama

    cerita nya sangat menarik

    21/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata