logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Akhir Takdir Cintanya

Akhir Takdir Cintanya

Leanzy


1. Bertemu dengannya.

Pagi ini Kenzie akan sangat sibuk sekali, dengan rencana pertemuan janji kerja sama yang akan di mulai pada pukul 9 pagi nanti, dan ketika jam 1 siang dia juga harus memeriksa keadaan restorannya, di tambah dengan memeriksa toko kue milik ibunya. Kenzie sangat profesional dalam bekerja, bahkan ketika dia sudah memiliki janji pertemuan dengan seseorang, dia tidak akan membuat seseorang itu menunggu terlalu lama karenanya. Kekurangannya hanya saja dia terlalu keras dalam mendidik karyawannya dan tidak mau mendengar kesalahan dalam bekerja, atau pekerjaan yang tidak selesai-selesai. Karena hal itu lah, bos besar menunjuk dirinya dan mempercayakan perusahaannya jika di pegang oleh Kenzie.
Pukul 06:00, Kenzie sudah tiba di kantornya, dan pagi ini ada yang berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, yaitu Kenzie melihat Jennifer Lawrence Sekretaris dari bos besar, yang sudah tiba lebih dulu dari padanya, dan Jennifer yang sedang merapikan mejanya kerjanya sendiri yang sangat berantakan sekali.
“Pagi Jen, tumben pagi-pagi sudah datang ke kantor lebih dulu dari pada saya?.” ucap kenzie, melihat Jennifer sekretarisnya
Jennifer hanya tersenyum kecil dan, “Hehe, iya bu. Saya kan tidak ingin di marahi lagi oleh ibu, maka dari itu saya belajar lebih on time dari biasanya.” jawabnya, yang takut di marahi jika terlambat lagi, karena Kenzie sangat tidak menyukai orang yang tidak disiplin.
Kenzie mengangguk, “Baguslah, kalau begitu. Oh iya, jen. Pertemuan dengan Perusahaan MetronHAQ jadi jam sembilan nanti, bukan?” ucapnya lalu menanyakan kepastian untuk pertemuan nanti.
“Iya bu, tetap akan di laksanakan pada pukul sembilan nanti.” jawab jennifer.
“Oke, kalau begitu, saya masuk ke ruang saya dulu. Kamu lanjutkan saja pekerjaan mu, dan jangan tidur saat sedang bekerja. Paham?” ucap Kenzie, mengingatkan Jennifer agar tidak tertidur saat bekerja.
Dengan wajah yang malu, “Baik, bu. Saya tidak akan tertidur, saat bekerja.” jawabnya sambil menundukkan wajahnya.
Kenzie hanya menjawab dengan ibu jarinya, yang dalam artian yang sering ia katakan seperti *Good Job*
“Hari ini pekerjaan kita banyak, jadi tubuh harus fit, dan lebih baik di dahulukan dengan minum segelas kopi americano kafe sebelah.” gumam kenzie, ingin meregangkan pikirannya lebih dahulu dengan di mulai dari meminum kopi favoritnya.
Kenzie menelepon Caca Medina sebagai office girl di kantornya, untuk membelikan kopi kesukaannya di kafe favoritnya.
“Caca, tolong belikan saya, satu kopi Americano di kafe biasa ya.” ucap kenzie.
Dengan sigap dan cepat, “Oh, baik bu. Siap! Tunggu ya, bu.” jawabnya, lalu bergegas menaiki lift untuk ke kafe.
“Oke, caca terima kasih.” ucap kenzie sebelum menutup teleponnya.
“Sama-sama, ibu.” jawab Caca, lalu mematikan teleponnya. Dan bergegas ke kafe.
Sambil menunggu kopi nya datang yang di bawakan oleh caca, Kenzie mengerjakan pekerjaan yang masih tertunda kemarin, karena acara di puncak membuatnya harus jadi menumpukkan pekerjaannya.
20 menit berlalu, akhirnya kopi yang di tunggunya datang. Kenzie langsung menyiapkan uang pengganti, sekaligus ongkos kirim untuk caca yang sedang menabung agar berkuliah.
Caca mengetuk pintu ruang kerja kenzie, “Misi ibu, ini dia kopi Americano yang ibu minta tadi.” ucap caca, lalu masuk ke dalam ruangan kenzie.
“Oke, terima kasih Caca, ini uang ganti sekaligus ongkos kirimnya.” jawab Kenzie, langsung memberikan uangnya.
Caca hanya mengambil uang ganti dan dia menolak uang untuk ongkos kirim, “Ih, ibu apaan sih! Memangnya saya kurir? Harus bayar ongkos kirim segala!” ucapnya kesal, lalu mengembalikan uang ongkos kirim pada kenzie.
Kenzie juga menolak caca yang ingin mengembalikan uangnya, “Tapi kan kamu butuh uang banya? Makanya saya kasih bonus buat kamu, biar kamu bisa cepat dalam menabung untuk berkuliah.” jawabnya, yang ternyata kenzie ingin membantu caca agar cepat berkuliah.
“Ih, ibu... Ibu serius?” tanya caca, sebelum menolak uang itu lagi.
“Serius caca, ayo di ambil biar kamu bisa cepat berkuliah, dan menyaingi saya bekerja di sini.” jawabnya, lalu meledek caca, agar bersemangat untuk bekerja.
Caca sangat terharu dengan jawaban kenzie, yang sangat menyemangatinya untuk berkuliah, agar cepat lulus dan bekerja dengannya.
“Ah, ibu... Bu kenzie sudah saya anggap seperti kakak saya sendiri, terima kasih ibu sudah mau menyemangati saya agar cepat berkuliah.” ucapnya sangat tulus dan polos sekali.
“Haha, iya sama-sama. Jika kamu kekurangan uang untuk berkuliah, katakan pada saya, saya akan membantu mu, dan jika kamu ingin mendapatkan beasiswa katakan pada saya, agar saya yang membantu mu untuk mendapatkan beasiswa yang kamu inginkan itu.” jawab kenzie, lagi-lagi senang membantu caca.
Kenzie tidak akan marah atau galak dengan seseorang yang rajin dan selalu bersemangat dalam bekerja agar meraih cita-citanya seperti yang di lakukan caca. Malah ia akan sebaliknya, membantu agar caca bisa meraih cita-citanya.
“Saya mau banget, dapat beasiswa dari UI dan saya ingin berkuliah dengan jurusan komunikasi seperti ibu dulu.” ucap caca dengan rasa senangnya mengikuti jejak kenzie.
“Kamu bisa mendapatkannya jika kamu rajin belajar, nanti jika kamu sudah siap untuk mengikuti tes beasiswa nya, saya akan beritahu teman saya yang bekerja di sana. Oke!” jawabnya membantu meringankan pikiran caca, yang keberatan dengan keuangan kuliah.
Tak percaya tapi ini nyata, “Terima kasih bu, saya akan rajin belajar dan semakin rajin bekerja. Karena ibu akan membantu saya, untuk mendapatkan beasiswa itu.” ucapnya, dengan perasaan yang sangat senang.
“Iya, baguslah. Jika kamu paham caranya berbalas budi pada seseorang, jadi saya tidak salah untuk membantu orang, dengan semangat yang menyala seperti kamu.” jawabnya, lalu meminum kopi yang sudah di belikan caca.
“Ya sudah bu, kalau begitu, saya permisi mau melanjutkan pekerjaan.” Ucapnya berpamitan sebelum pergi mengerjakan pekerjaannya kembali.
Kenzie hanya mengangguk, lalu kembali memeriksa beberapa dokumen yang sudah ada di mejanya. Tak kerasa sudah hampir pukul 9, saatnya kenzie pergi meeting dengan perusahaan MetronHAQ ke restoran nya. Karena pertemuan itu di adakan di restoran nya, itu membuat nya semakin memudahkan pekerjaannya.
Kenzie tidak memakai sopir, dia akan pergi ke restoran nya bersama dengan Jennifer sekretaris bos Juan.
“Biar saya yang menyetir bu, ibu di belakang mempersiapkan bahan unti presentasi saja.” ucap jennifer ingin mengambil alih berkendara.
Dengan cepat Kenzie menolak untuk di kendarai oleh jennifer, “Tidak perlu, saya sudah menyiapkan presentasinya dan saya yang akan menyetir. Kamu duduk yang manis, di sebelah saya saja ya.” jawabnya, lalu masuk ke dalam mobil.
“Hm, baiklah bu.” Jawab jennifer, lalu mengikuti kenzie yang masuk ke dalam mobil, dan dia juga duduk di sebelah kemudi mobil.
Perjalanan memakan waktu, sekitar 10 menit itu tidak lama, karena jaraknya yang tidak terlalu jauh kenzie bisa berkendara dengan santai. Sesampainya di restoran, ternyata orang-orang dari Perusahaan MetronHAQ belum sampai. Atau mungkin saja terjebak kemacetan, karena jarak perusahaan itu ke restoran nya memakan waktu sekitar 1 jam 30 menit.
Sambil menunggu, kenzie memeriksa keadaan restoran nya, dan dapur belakang nya sekaligus melihat perkembangan penjualan harian dari restorannya. Pencatatan penjualannya sangat bagus, manajer mengikuti apa yang di perintahkan kenzie, maka dari itu restoran selalu ramai pengunjung. Tiba-tiba jennifer memanggilnya di ruang kerja manajer, dan mengatakan jika orang-orang dari Perusahaan MetronHAQ sudah datang.
“Bu, ibu...” lirih jennifer memanggil dengan terengah-engah.
“Ada apa, Jen? Mengapa kau sangat tergesa-gesa sekali?” tanya kenzie.
“Pak Rafael asisten, dan penggantinya CEO Pak Fachrazi sudah datang di meja rapat.” ucapnya, lalu menarik tangan kenzie, untuk cepat keluar dari sana.
Kenzie memberhentikan langkahnya, dan mengatakan “Pak Fachrazi sudah di ganti?” tanyanya bingung.
“Iya bu, saya juga terkejut. Saya kira Pak Fachrazi yang akan memimpin rapat itu, ternyata dia telah pensiun dan di ganti oleh anaknya.” jawabnya yang tidak sesuai rencana.
“Anak? Sejak kapan Pak Fachrazi mempunyai anak?” tanya kenzie.
“Kalau itu nanti saya ceritakan, sebaiknya sekarang kita temui mereka berdua.” jawabnya, mendorong kenzie untuk melanjutkan jalannya.
Saat mendatangi orang-orang itu, kenzie belum sempat melihat wajah anak dari CEO MetronHAQ itu, dia langsung meminta maaf karena keterlambatan nya yang sedang memeriksa pekerjaan manajer restoran nya.
Dengan membungkukkan tubuhnya lalu, “Maaf Pak, atas keterlambatannya.” ucap kenzie, yang masih tidak berani melihat wajah CEO baru itu, lalu dia duduk tepat di depan CEO baru itu.
“Ah, tidak apa-apa. Mari kita mulai saja rapatnya.” jawab lelaki itu, yang ingin langsung memulai rapatnya.
“Hm, maaf pak. Sebelumnya, kalau boleh saya tahu. Nama bapak siapa? Karena yang saya kenal hanya Pak Rafael selaku asisten dari Pak Fachrazi, dan Pak Fachrazi CEO lama.” tanya kenzie, sebelum memulai rapat.
“Oh, iya saya lupa berkenalan. Bisakah wajah anda, bertatapan dengan wajah saya? Karena menurut saya, itu sangat lah tidak sopan.” ucapnya, yang lupa memperkenalkan diri, dan menyuruh kenzie untuk membangunkan wajahnya yang sedari tadi menunduk.
“Hm, baiklah Pak, maaf. Saya dari tadi hanya menunduk, tidak memperlihatkan wajah saya.” jawabnya lalu membangkitkan wajahnya.
Saat membangunkan kepalanya, lalu kenzie melihat ke arah CEO baru tersebut. Dan tak percaya, ternyata orang yang ada di hadapannya sekarang adalah cinta pertamanya di SMA nya, yaitu Daffin Faaz Dhiaulhaq. Ini mungkin mimpi, sampai-sampai kenzie membisikkan ke telinga jennifer untuk mencubit tangannya, agar mengetahui ini bukan mimpi atau dia sedang berkhayal menginginkan adanya Daffin di depannya.
*Ouch* jerit kenzie kesakitan, yang terdengar suaranya sampai ke telinga Daffin.
“Kamu tidak apa-apa?” tanya daffin, yang khawatir dengan kenzie yang tiba-tiba menjerit.
“Ah, tidak apa-apa, hm... Oh ya, saya perkenalkan diri saya lebih dulu.” jawabnya, lalu ingin memperkenalkan dirinya lebih dulu.
Daffin mengangguk, “Silahkan.” ucapnya, dengan mengeluarkan senyum manis.
Saat di beri senyuman yang jarang keluar dari wajah Daffin, kenzie merasa ingin terbang. Tapi tunggu dulu, ini masih dalam lingkungan pekerjaan, kenzie tidak boleh terkecoh dengan senyuman daffin, dan harus fokus dalam pekerjaannya.
“Saya Kenzie Amelia Artharin, selaku asisten dari Pak Juan yang mewakili rapat ini, di karena kan Pak Juan selaku pemimpin saya sedang ada urusan pribadi yang tidak bisa dia tinggalkan. Dan dia mempercayakan menjalankan bisnisnya pada saya, dan saya rasa itu cukup di pahami oleh bapak.” jelasnya, lalu menyuruh daffin, untuk bergantian berkenalan.
“Oke, saya Daffin Faaz Dhiaulhaq, selaku CEO baru di perusahaan milik ayah saya, ayah saya menyuruh saya untuk mengganti posisinya karena ayah yang ingin menikmati masa pensiun nya, dan karena kakak saya juga sudah sukses dan menikmati perusahaannya sendiri jadi saya yang di tunjuk sebagai pemimpin baru di Perusahaan MetronHAQ, tolong kerja samanya karena saya masih pemula.” jelasnya bergantian memperkenalkan dirinya.
“Baik pak, kita langsung fokus ke rapat ini ya.” jawab kenzie, langsung memulai rapat nya.
Setelah 2 jam rapat, dan sekaligus makan siang bersama akhirnya meeting selesai berakhir dengan kesepakatan kerja sama. Kenzie tidak percaya dengan apa yang ia rasakan dari tadi, hatinya berdegup kencang merasakan kembalinya cinta pertama itu. Dia ingin menanyakan apakah Daffin mengenali nya, tapi mengapa hatinya sangat berat sekali, dan dia juga tidak ingin jika Daffin merasa terganggu dengan kebenarannya jika dia pernah satu sekolah dengan daffin.
“Terima kasih, atas kesepakatan kerja sama ini, dan makan siangnya juga, mungkin saya akan berkunjung ke restoran ini, karena makanannya enak sekali.” ucap daffin sebelum pergi.
“Baiklah, Pak. Saya juga akan bisa sesekali memberikan diskon pada bapak.” jawab kenzie, senang setelah di puji makanan restoran nya.
Daffin tertawa kecil, dan “Terima kasih, kalau begitu saya dan Pak Rafael pamit, untuk kembali ke kantor.” ucapnya, lalu pergi dari restoran seafood milik kenzie.
Setelah melihat kepergian daffin, Kenzie merasa kesal karena sepertinya daffin melupakan dirinya. “Dia melupakan aku? Dengan semudah itu melupakannya? Ah, menyebalkan sekali!” gumam nya.
“Ibu, tidak apa-apa?” tanya jennifer, yang melihat kenzie menggerutu.
“Tidak, aku tidak baik-baik saja.” jawabnya, lalu kembali ke meja makan untuk merapikan laporan nya, lalu ingin pergi ke toko kue milik ibunya.
“Jika ibu ada masalah, katakan saja, aku akan membantu bu kenzie.” ucapnya dengan semangat ingin mengetahui permasalahan yang di hadapi kenzie.
“Kau ini, umur ku tidak setua itu, sampai kau harus memanggil ku dengan sebutan ibu. Panggil aku kakak jika di luar gedung! Aku merasa tua jika, terus menerus bersama mu. Padahal umur ku masih dua puluh delapan.” kesal Kenzie, yang tak suka di panggil ibu ketika di luar kantor nya.
“Maaf bu, eh maksudnya kak, hehe...” ucap jennifer.
“Sekali lagi aku mendengar kau menyebutkan kata ibu di luar gedung atau di luar pekerjaan, akan aku hukum kau.” ancamnya, lalu pergi ke dalam restoran.
“Ah, iya-iya. Kau sangat cerewet sekali, seperti ibu ku saja." jawabnya, lalu kembali pulang ke kantor dengan menaiki taksi.

Komento sa Aklat (233)

  • avatar
    Yxztna_28

    Bagus banget kk ceritanyaaaaa,,cepetan di up ya kk kelanjutannyaa gasabar niee,,,,semoga aja kenzie sama daffin bersatuu,,dan terornya selesaii,,jgn sampai kenzie nikah sama dirgaa,,jgn ya kk pliss,,udh bagus kalo kenzie sama daffin tpi apapun endingnya,,tetap semangat kk,,jangan lama2 ya kk upnyaa nungguin niee😊

    19/01/2022

      3
  • avatar
    Karll08

    nice

    2d

      0
  • avatar
    gempolbalerante

    Sangat berkesan sekali,,

    15d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata