logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bantuan yang Salah

“Karena kau tidak bisa melihat seseorang dari satu cerita dan pandangan saja. Bisa jadi, yang kau bantu, justru penjahat yang sebenarnya. Sebab di dunia, kebohongan adalah kebohongan yang lainnya yang dianggap sebuah kebenaran. Kau tak tahu apapun.”
***
Pria itu semakin mengeraskan tawanya, “Lo percaya diri banget, ya?” ia mendekat, terus mendekat ke arah Iren.
“Pria yang pegang senjata adalah pembunuhnya. Astaga. Dengan argumen sampah yang lo sebut tadi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan, Cantik. Lo masih terlalu dini untuk mengenal kehidupan.” ejeknya.
“Siapa lo? Berapa lama lo kenal kita berdua? Sedekat apa lo? Lo cuma orang asing yang gak tau apa-apa. Lo bahkan gak tau apa inti dari masalah yang terjadi diantara kita berdua.”
“Jadi berhenti bersikap sok jagoan dan biarin gua bawa pulang perempuan gila ini!” jarak mereka semakin dekat. Iren bahkan harus menahan napasnya tatkala pria itu menyudutkannya.
Malik datang. Ia sengaja berdiri tepat di hadapan gadis itu, membawa tubuh Iren, mengarahkannya untuk berdiri di belakang —seperti menjadi tameng Iren yang hanya membisu karenanya, “Ada 3 hal yang perlu lo inget di dunia ini.”
Malik balik menatap dengan dingin dan penuh selidik. Auranya seketika berubah, “Pertama, jangan biarkan lidah lo berkata kasar ke wanita. Kedua, jangan ancam mereka dan membuat mereka berada dalam ketakutan.” pria itu mencoba mengatakan kalimat tersebut dengan santai tanpa emosi.
“Dan yang ketiga, jangan coba-coba angkat tangan lo ke mereka, atau lo akan tau akibatnya.” dengan lirikan tajamnya Malik berhasil membungkam sosok yang bersikap tak baik ke Iren.
Entah mengapa, Malik seakan berhasil menujukkan aura mematikannya. Membuat suasana di sana terasa seakan tak baik.
“Siapa kalian sebenarnya, hah? Gua bahkan gak ganggu kalian dan kenapa kalian jadi menghalangi urusan gua?!” hardiknya, tak terima.
“Ini namanya kalian yang mencoba untuk menimbulkan masalah. Kalian yang salah!” ia memberikan cap pengganggu ke Iren dan Malik. Dua orang asing yang terpaksa membuat tugasnya tertunda.
Sesuatu pasti terasa membakar dadanya. Pria itu terlihat geram bukan main, “Berhenti membuang waktu, Angel! Kemari, kita pergi dari sini.” ia berkata kepada perempuan yang hanya bisa menyembunyikan dirinya dibalik tubuh Iren.
Namun kembali, untuk yang kesekian kalinya Iren melarang pria itu mendekat, “Coba aja. Atau gue bakal lapor lo ke polisi. Jangan berani-beraninya bawa perempuan ini dengan paksa, lo paham?!” ancam balik Iren kepada orang asing di depannya.
Menurut mimpinya, yang berbuat jahat dan yang mencoba menyakiti adalah pria ini. Perempuan ini, tlah lama diincar olehnya. Mereka adalah sepasang kekasih, ya, dilihat dari beberapa kata ‘sayang’ yang dilontarkan oleh keduanya.
Iren benar-benar mendengar jelas bahwa seseorang yang baru saja ia temui di mimpinya itu mengucapkan kata ‘tolong’. Hal itulah yang membuatnya tergerak membantu. Sekali lagi, itulah alasannya mengapa Iren kemari.
Dan kematian.
Kematian perempuan itu menjadi kematian yang begitu mengerikan dan menyedihkan. Iren tidak bisa membayangkan meski hanya dalam mimpinya. Ada banyak kejadian mengenaskan yang dirinya lihat, tetapi yang kali ini benar-benar menggangu hatinya.
“Dengar, gadis aneh —” belum pria itu melanjutkan kalimat hinanya, Malik menatapnya dengan tatapan yang seolah menyiratkan ‘panggil dia dengan nama itu, lo gabis sama gua!’ ke arahnya.
Pada akhirnya, sebelum benar-benar melakukan titah Iren dan Malik yang mengusirnya begitu saja, pria itu menyampaikan sedikit hal pada Iren, “Gimana kalau orang yang lemah dan lugu yang lo bela itu ... Pembunuh sebenarnya? Lo bakal menyesal. Ingat itu.” pria yang mulai kesal itu akhirnya memutuskan untuk pergi.
“Dan lo!” tunjuknya pada perempuan di belakang Iren, seseorang yang sebelumnya ia panggil Angel.
“Gua gak bakal biarin lo hidup dengan tenang. Lo harus balikin nyawa yang udah lo ambil dengan nyawa lo juga. Lo harus ikut tanggung jawab. Camkan itu. Kemanapun lo pergi, kematian akan berada di sana.” ujarnya penuh kebencian.
Pria itu sempat menatap ke arah Malik dan Iren yang menghalangi niatnya. Tentu saja ia mau tak mau membiarkan incarannya ini harus terlepas atau Iren —dengan kepandaiannya yang menyulitkan— bisa membuatnya terjebak dalam kekacauan yang lainnya.
“Lo gak papa, Ire? Dia gak ngapa-ngapain lo, kan?” Malik memeriksa keadaan Iren. Gadis itu terlihat baik-baik saja, sementara perempuan di belakangnya masih menunduk ketakutan.
Benar, keputusan yang tepat menyelamatkannya. Karena bisa saja, jika Iren atau Malik berpura-pura tak melihat pertengkaran tadi, seseorang barangkali saat ini sedang berada di dalam bahaya.
Iren merasa bahagia karena mimpinya sekali lagi menyelamatkan seseorang dan memberikannya kesempatan ke dua. Anugrahnya memang luar biasa. Yangkuasa tak pernah salah membuatnya terlahir berbeda.
“Kamu sendiri enggak apa-apa, kan? Sekarang gak ada yang bakalan membahayakan kamu. Jadi, gak perlu takut.” Iren memeriksa keadaan perempuan bernama Angel tersebut.
“Yaudah, gua ke sana dulu. Cari kendaraan untuk antar orang ini ke kantor polisi atau semacamnya. Supaya laki-laki tadi gak nyerang dia lagi. Lo tunggu di sini, ya, Ire.” tukas Malik disusul anggukan oleh Iren.
“Semuanya baik-baik aja. Berkat lo. Sekarang kita bisa pulang. Tunggu sebentar, ya.”
Namun tepat saat Malik ingin melangkah pergi, sesuatu terjadi.
Apa yang dikatakan pria tadi untuk tak mempercayai siapapun sepertinya benar. Iren —untuk kali ini— salah mengambil keputusan dan mengartikan mimpinya.
“Jangan mendekat!” titah perempuan dengan matanya yang berair dan memerah, “Kalian mau lapor polisi?” ia berkata sembari diselingi tawa.
“Kalau begitu, kenapa kalian repot-repot menyelamatkanku dari orang gila tadi? Aku ... Membutuhkan perlindungan, bukan semakin disulitkan.” ia menegaskan tiap kalimat yang terlontar di bibirnya. Seolah menyesal dengan apa yang menimpanya. Ditolong, tapi seperti kembali disulitkan begitu saja.
Tubuh Iren masih terpaku, apa yang dikatakan perempuan ini? Me-mengapa ia justru balik menyerang Iren? Bukankah ia tlah membantunya? Bukankah tadi ... Jelas-jelas Iren membantunya dari pria jahat itu?
Perempuan ini dengan sangat berani mengarahkan senjata tajam yang entah ia dapat darimana ke arah Iren begitu saja.
“Apa yang lo lakuin, hah? Turunin pisau lo sekarang juga. Lo gila? Lo buat orang lain dalam bahaya!” Malik berteriak marah. Ia terus berusaha mendekat, tapi semakin mendekat, perempuan aneh itu semakin membuat pisau di tangannya menempel ke leher Iren.
Sedikit saja, sedikit saja bila ia tak sanggup mengendalikan tangannya, maka Iren akan dalam bahaya.
Perempuan itu semakin memasang ekspresi menakutkannya, “Aku gak pernah minta kalian buat bantu aku, 'kan? Jadi kenapa aku harus? Kenapa aku harus membiarkan kalian yang sudah berbuat baik padaku justru menjadi sesuatu yang menyulitkan?” tukasnya, marah.
“Jika berniat membantu, maka bantulah. Jangan menjadi menyebalkan seperti Doz —seseorang yang kau bentak tadi— dan membuatku kesal. Apa yang kalian dapatkan dengan membawaku ke kantor polisi? Kalian ingin melihat aku tertangkap begitu saja, hah?” tukasnya dengan sedikit berteriak.
“Keparat kalian! Dasar orang-orang tidak berguna!”

Komento sa Aklat (320)

  • avatar
    ForusKristo

    cerita dari novel ini menarik dan dapat memberikan kita pelatihan dalam penggunaan bahasa yang baik dalam penulisan kalimat. sehingga kita dapat menjadi fase dalam penggunaan kalimat yang baik.

    06/01/2022

      0
  • avatar
    Hemik Radjawane Verhagen

    cerita nya bagus sekali

    12d

      0
  • avatar

    cerita yg sangat unik,seru untuk dibaca👍🏻

    14/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata