logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Naked Man Festival

Urasa,di hari terakhir Februari dan Awal Maret berubah menjadi kota yang sangat sibuk.Lilin - lilin raksasa berukuran besar berjajar rapi di sisi - sisi jalan.Umbul - umbul di pasang menghiasi jalan - jalan.Setiap tahun menjelang Naked Man Festival atau A Hadaka Matsuri, Urasa akan kebanjiran wisatawan.Dua hotel utama di dekat stasiun,yaitu Hotel Okabe dan Paramount kamar - kamarnya full booked.
Festival ini merupakan festival paling unik di Jepang.
Sekitar 1200 tahun yang lalu, Sakano no Tamuramaro, orang yang benar-benar terkenal dalam sejarah Jepang, membangun sebuah kuil di Urasa dan membiarkan orang bernyanyi dan menari untuk berdoa untuk kedamaian daerah, keamanan keluarga mereka, dan panen yang melimpah . Dikatakan bahwa inilah asal mula acara ini. Kemudian, peserta meningkat dari tahun ke tahun. Akhirnya, festival atau pesta menjadi begitu ramai sehingga orang-orang ingin berdoa lebih awal dari yang lain dan mulai saling mendorong. Dan juga, beberapa orang mulai menyucikan tubuh dan jiwa mereka dengan menuangkan air dingin ke atas diri mereka sendiri. Yang lain mulai melepaskan kain mereka karena mereka sangat gembira. Akhirnya, di festival ini, setiap peserta menjadi telanjang, berbaris, memurnikan tubuh dengan air, dan saling mendorong menuju patung Buddha di dalam kuil, yang telah berlalu sampai abad ke-21.
Nara berdiri seorang diri di Halte Tenomachi menunggu bus kampus ,di ujung jembatan Tamon terpasang dua buah lilin raksasa yang di buat secara khusus untuk event festival.Perempatan besar Tenomachi di kanan kiri jalannya ,salju - salju yang menumpuk di keruk tengahnya di jadikan gua - gua untuk meletakkan lilin - lilin yang berjejer rapi.
Jam di pergelangan tangannya menunjukan pukul empat lewat.Hari mulai menggelap,di musim dingin petang lebih cepat datang dan lebih lama menghilang.Maghrib sekitar jam 5 dan jam 5 pagi itu sudah sangat gelap.Bus kampus berwarna dominan putih dan biru terlihat di ujung jembatan Tamon.Nara segera berdiri agak mepet ke jalan raya.Menunggu bus kampus berhenti di depannya.Begitu naik ke dalam bus ,dia segera mencari bangku yang kosong.Suasana busΒ  lenggang,hanya ada 5 penumpang termasuk dirinya.Dia meletakkan tas di kursi kosong di samping tempat duduknya.Sebenarnya kalau tidak harus mengantarkan belanjaan ke Sejuru apato hari ini dia malas keluar dari dorm.Dingin masih menusuk tulang,meski sudah di akhir Februari.Di Minami Uonoma salju turun hingga bulan Maret ,bahkan April .Sakura dan salju bersanding bersisian bukan hal yang aneh di Urasa.
Salju turun dengan lebat ,membuat bus agak sulit meluncur di atas salju.Tahun ini salju lebih cepat datang dan lebih lebat dari tahun kemarin .Bahkan beberapa hari kemarin karena badai salju ,lalu lintas kereta api terhambat.Pihak JR ( Japan Railway) menghentikan sementara operasional kereta lokal di area Minami Uonuma hingga ke Nagaoka.Tapi meskipun kereta tidak beroperasi,pihak JR masih menyediakan bus JR yang beroperasi sepanjang jalur kereta.
Nara merasakan ponsel bergetar,ada pesan WhatsApp dari Ibunya.
Ibu
Nduk,bisa telfon Ibu?
Nara melihat notifikasi panggilan tak terjawab melalui WhatsApp di pop up ponsel.Nara segera mengetikkan balasan untuk Ibu.
" Masih di bus Bu,nanti kalau dah sampai kamar Nara telfon"
Nara menyimpan kembali ponselnya di saku jaket.Kembali menikmati pemandangan serba putih di sekelilingnya.Bus berhenti di SD4,dormitori bagi mahasiswa tahun kedua yang berada di luar area kampus.Tidak begitu jauh dari kampus utama hanya sekitar 1 kilometer jaraknya.Selain bangunan yang seperti apartemen Jepang pada umumnya ,biaya yang lebih murah di banding SD1-3 tentu menjadi pertimbangan para mahasiswa untuk tinggal di SD4.
"Hai ,Nara -san "sapa Khan,yang baru saja naik bus dari SD-4 melewati bangku Nara duduk.Gadis itu mendongakkan kepala dan tersenyum.
"Hai Khan,do you have class today ?" tanya Nara.Pria berkewarganegaraan Afganistan itu menggelengkan kepalanya.
"I have meeting with GSOΒ  members for GSO president election" Nara mengerjakan matanya,waktu terasa cepat sekali berlalu baginya sekarang ketika Khan mengingatkan akan pemilihan presiden GSO.GSO adalah BEM nya IUJ.The Graduate Student Organization.Rasanya baru kemarin saja,ketika pemilihan pengurus GSO mahasiswa muslim berusaha menarik suara sebanyak - banyaknya agar pengurus GSO di dominasi oleh muslim.Hasilnya cukup menggembirakan.Khan salah satunya ,dia menjabat Social Affairs alias humasnya GSO.Dan kini pemilihan presiden sudah di depan mata lagi.
"Oh ,Gambatte ( semangat ) Khan " Khan tertawa dan mengucapkan terimakasih.Bagaimana pun dia patut memberi apresiasi kepada para mahasiswa yang mau meluangkan waktu di tengah perkuliahan yang padat untuk mengurusi kepentingan mahasiswa lainnya.
Bus berbelok menuju area kampus,berhenti tepat di lobby dan menurunkan semua penumpang disana.Ketika kaki baru berjejak dilantai loby,Nara melihat Mas Faiq tengah duduk di kursi loby sambil tertawa - tawa kepadanya.Dia mengernyitkan dahi bingung.Mau tak mau di hampirinya Mas Faiq.
"Kenapa Mas?" tanyanya.
"Cie ...bareng sama Khan " Nara nyaris mendaratkan tasnya di pangkuan Mas Faiq yang menggodanya terus - terusan.
" Ga penting banget,kirain apa " dia segera ngacir meninggalkan Mas Faiq yangΒ  tak berhenti untuk menggodanya.Jadi begini ceritanya,suatu hari Khan mengatakan sesuatu yang membuat Nara menjadi bulan - bulanan sepanjang statusnya sebagai mahasiswa di IUJ.
"Wanita Indonesia cantik - cantik dan sholehah ya? Mereka tertutup hijab rapat.Saya jadi ingin menikah dengan wanita dari Indonesia " Khan curhat seperti itu kepada Mas Faiq dan Kang Gena.Dan mereka mengajukan nama Nara kepada Khan.Dan sejak saat itu dia menjadi bulan - bulanan kedua lelaki yang memang berkawan baik dengan Khan karena kepengurusan di Muslim Comunity.Kalau di lihat secara mata telanjang,tsah bahasanya
Khan itu good looking.Handsome dan ya dia muslim yang taat.Dia IUJ ini muslim banyak yang memiliki prinsip selagi bukan babi.Dan mereka tetap makan sembarang daging juga alcohol.Sedang Khan termasuk pilah pilih makanan dan no alcohol.Serta rajin sholat berjamaah di MSA.Di lantai dasar MSA ada ruangan yang di gunakan untuk kegiatan ibadah mahasiswa,di jadikan mushola darurat untuk shalat fardhu dan shalat Jumat.Sedangkan muslim dari Malaysia dan Indonesia tentu terkenal akan keribetannya ,selalu memilih makanan.Hanya menurut Nara,tidak ada ketertarikan lebih kepada Khan.Hanya menganggap seorang kawan kuliah yang enak untuk di ajak diskusi.
Nara melewati koridor study room.Matanya terpaku kepada kursi di dekat vending machine.Dadanya mendadak nyeri.Di sana sebuah kenangan akan selalu terpatri dalam memorinya.Pertemuan pertama dengan seseorang yang akhir - akhir ini membuat jantungnya seakan berlompatan.Dia tahu,jika orang itu adalah Khan mungkin akan dia perjuangkan karena Tuhan mereka sama .Tapi dengan seseorang itu, dia bahkan tidak tahu kenapa harus orang itu.Perbedaannya terlalu banyak.Nara segera bergegas menuju kamarnya alih - alih terpaku kenangan - kenangan yang hanya akan membuatnya merasa sakit hati.
"Di jaga sholat dan makannya ya Nduk " nasihat rutin yang selalu di ucapkan Ibu setiap kali Nara menelepon beliau.Setelah mengakhiri obrolan dengan Ibunya,dia mulai menata tempat tidurnya untuk bersiap - siap tidur.Jam di meja belajar menunjukan angka sembilan malam.Hujan salju sudah reda beberapa jam yang lalu.
Terdengar ketukan pintu kamarnya.Nara segera memakai jaket dan jilbabnya untuk melapisi kaos pendek yang dia kenakan.
"Siapa? " tanya Nara sambil membuka pintu ,karena mengira salah satu rekan senegaranya .Namun,di depan pintu dia berdiri dengan satu tangan yang di masukan ke saku.Tersorot binar bahagia dari matanya.Nara menghembuskan nafas pelan .Mau bagaimana lagi dia tidak mungkin menutup pintu kamarnya untuk seseorang yang tidak tahu apa - apa tentang perang di hatinya.
"Dinar -San,apakah saya menggangu?"tanyanya yang di tanggapi dengan gelengan kepala oleh Nara.
"Kenapa Prof?" Nara mengedarkan pandangan ke lorong gedung lantai 5.Suasana lenggang.Lampu bersensor gerak mati diujung koridor.
"Ini untukmu,kemarin malam saya berangkat ke Hiroshima ada pertemuan di sana.Saya teringat kamu,semoga kamu menyukainya " Prof Lim mengulurkan godie bag bertuliskan merk oleh - oleh terkenal dari Hiroshima.
"Ini no alcohol ,sudah saya pastikan di tokonya " tambah Prof Lim.Nara menerimanya dengan hati - hati.Dia tidak bisa berkata apa - apa lagi.
"Terimakasih Prof,tidak seharusnya anda repot begini.Apalagi ini sudah malam,di luar dingin.Besok anda bisa memberikannya kepada saya " ucap Nara.Prof Lim tersenyum....manis.
"Dinar - san " Prof Lim menahan tangan Nara ketika mengambil godie bag dari tangannya.Nara mendongakan kepalanya,menatap Prof Lim menunggu lelaki itu mengeluarkan suara.Namun alih - alih berbicara pria itu malah menatap Nara dalam diam,mengunci pandangannya ke dalam mata Nara .Keduanya saling menatap hingga Prof Lim melepaskan cekalannya di tangan Nara kemudian mengusap kepala gadis itu.Nara pun membeku menerima perlakuan seperti itu.
"Tidak apa - apa.Silahkan masuk,sudah malam.Selamat tidur,Oyasuminasai ( selamat tidur )" ucap Prof Lim sambil menurunkan tangan dari kepala Nara.Prof berbalik meninggalkan Nara yang masih membeku di tempatnya.Hingga Nara tersadar ketika lelaki itu sudah menjauh beberapa langkah darinya.Nara menatap punggung pria itu.
"Prof ...."serunya.Prof Lim berhenti dan berbalik.
"Besok,bisakah anda menemani saya ke festival?Tapi kalau anda sibuk tidak usah "usai mengucapkannya Nara menggigit bibir,memaki kebodohannya sendiri. Senyum Prof Lim kembali tersungging.
" Tentu bisa,besok akhir minggu.Saya akan menjemputmu besok sore di sini " Nara tersenyum malu.Prof Lim melambaikan tangannya.Dan melanjutkan ayunan kakinya hingga menghilang di balik tembok.Nara menutup pintu kamarnya perlahan,di letakkan godie bag di meja .Dia merayap ke atas tempat tidur duduk menyandar di tembok.Selimut menutupi separoh anggota tubuhnya.
Nara menatap godiebag dengan pandangan nanar.Hatinya masih berdetak nyaris berloncatan efek usapan tangan Prof Lim di kepalanya.Dia menekuk lututnya terpekur.
Dia tahu,bahwa hatinya sudah jatuh ke Prof Lim.Entah sejak kapan,namun dia bukan anak limabelas tahun yang tidak menyadari apa arti dari rindu jika tak bersua ,degup jantung jika bertemu dan rasa bahagia apabila bersama.Segala resiko dia sudah tahu.Jatuh cinta kepada seseorang yang memiliki banyak perbedaan, maka akan berujung kepada dua keadaan.Berakhir dengan cinta sejati ( menikah) atau berakhir dengan patah hati .Dan menilik begitu banyak perbedaan antara dirinya dan Prof Lim peluang terbesar adalah patah hati.
Dia menghitung sisa waktunya di negara ini.Maret,April,Mei,Juni.Tersisa satu musim lagi yang harus dia lewati.
Nara bertekad bulat,tak apa jika resikonya harus patah hati karena tak dapat bersama .Paling tidak dia memiliki kenangan bersama orang yang di cintainya.Toh nanti ketika dia kembali ke Indonesia semua akan terlupa.Yakinnya.Biarlah semua dia jalani seperti air yang mengalir.Toh kalau muaranya adalah menderita paling tidak dia sudah menyiapkan dirinya dari sekarang.Mencintai untuk patah hati.Bukan sesuatu yang buruk.Nara akan mencobanya ,membuat kenangan bersama Profesor yang sudah menempati banyak ruang di hatinya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Di waktu yang bersamaan di ruang kerja Prof Lim.Dia duduk menatap laptop yang menyala dengan kosong.Dia menekan dadanya kuat - kuat.Rasa rindu yang tadi menderanya,sudah terobati .Nyaris saja dia berkata merindukan Dinara dan memeluknya erat - erat.Namun otak nya masih bekerja sempurna untuk menahan diri.
Entah sejak kapan kehadiran gadis itu selalu memberi warna sendiri baginya.Secara perlahan suara,tawa dan paras Dinara sudah melekat erat di benaknya.Ada rasa kosong,jika tak berjumpa.Ada rasa rindu jika tak bersua.Ada bahagia jika bersama.
Keesokan harinya ,Prof Lim sudah mengetuk pintu kamar Dinara.Gadis yang dia jemput sudah siap berangkat tanpa harus dia menunggu lebih lama lagi.
"Let's go Prof " ajak Dinara sambil mengunci pintu kamar. Dinara nampak terlihat lebih fresh dengan hijab berwarna merah muda.
" Dinar - san,berapa banyak hijab yang kamu bawa dari Indonesia?" tanya Prof Lim sambil berjalan pelan mensejajari langkah Dinara.
" Mungkin 20 Prof,saya tidak sempat menghitungnya "jawab Nara sambil tersenyum ke arahnya.Setelah keluar dari lift ,beberapa mahasiswa menyapa.Prof Lim menanggapi dengan ramah.Setelahnya keduanya berjalan bersisian menuju tempat parkir.Dia sengaja memarkir kendaraan di SD3 agar Dinara tidak terlalu jauh berjalan kaki.
Tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di stasiun Urasa.Prof Lim memarkirkan mobilnya di halaman stasiun dan kemudian mereka naik melewati tangga untuk menuju jalan di belakang stasiun.Di belakang stasiun jalanan di tutup untuk tempat orang berjualan.Pusat acara sendiri di Kuil Bishamondo.Kuil yang terbesar di Urasa.
" Kamu mau membeli apa Dinar - san?" tanyanya.
"Takoyaki Prof,yang di depan post office.Itu legendaris,takonya besar - besar " jawab Nara sambil melangkahkan kaki meninggalkan Prof Lim yang berdiri di tempatnya.Begitu melihat Dinara mengantri takoyaki,dia mengeluarkan kamera dari tas.
Diam - diam dia memotret gadis itu yang tengah sibuk memperhatikan penjual takoyaki menuang adonan.Dia mengecek hasil tangkapan layarnya sekali lagi.Cantik....cantik sekali.Ingin rasanya dia mencubit pipi Dinara yang selalu bersemu merah jika di dekatnya.Tanpa sadar Dinara sudah berdiri di sampingnya.
"Lihat apa Prof?" dengan terburu - buru dia segera mematikan kameranya.
" Ah hanya beberapa gambar lalu lalang orang " jawabnya sambil menyampirkan kamera di bahu.
" Kita duduk dulu di sana Prof saya mau makan ini " Dinara menunjuk tangga di depan post office.Profesor Lim mengangguk dan mengikuti langkah kaki Dinara.
" Kamu suka sekali dengan takoyaki?" tanyanya.Dinara mengangguk sambil mengunyah takoyaki.Pipinya menggelembung menambah hasrat Prof Lim untuk menangkupnya.Dia segera menyalakan kembali kamera dan segera menangkap adegan Dinara dan takoyaki di layar.
" Jangan di foto Prof jangan ,ini sedang jelek " Dinara protes sambil mengelap sudut bibirnya dengan tisue.Prof Lim tertawa.
"Daijobu ,kamu selalu cantik bagaimanapun keadaannya " tawa Prof Lim.Dinara mengerucutkan bibirnya.
"Tampaknya enak,boleh minta ? Tolong suapin saya "
"Tapi ini bekas tusuk saya Prof "
" Daijobu, sama saja " kata Prof Lim sambil menerima suapan dari Dinara.Dia tak menyadari bahwa gadis di hadapannya tertegun sesaat sambil menatapnya dengan pandangan yang tidak biasa .
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Nara tertegun menatap Prof Lim yang tengah mengunyah takoyaki sambil menatap layar kamera di tangannya.Dia menatap tusuk takoyaki di tangannya.Dia menyuapi Prof Lim? Lebih tepatnya Prof Lim memintanya untuk menyuapi dan dengan tusuk yang sama?
"Sudah habis ,ayo lanjut ke atas lagi" tanya Prof Lim,membuat Nara tersadar dari lamunannya. Nara mengangguk dan membereskan bekas makannya kemudian membuang sisa bungkusnya ke tempat sampah yang tidak terlalu jauh darinya.
Mereka kembali berjalan bersisian menanjak ke atas.Di kanan kiri jalan banyak sekali tenda - tenda penjual makanan.Hanya saja yang bisa di makan Nara terbatas.
Ada penjual kebab,yang menyembelih sendiri ayamnya.Sehingga dia menjamin halal.Penjual yang berasal dari Turki tidak fasih berbahasa Inggris namun bahasa Jepangnya sangat bagus.Nara sudah menenteng satu bungkus kebab di tangan kirinya. Kebab versi Japan adalah roti pita yang di isi dengan isian kebab yang tak berbeda dengan di Indonesia . Bukan yang di gulung - gulung bentuk kebabnya.
Udara semakin dingin,tangannya terasa kebas.Dia menggosok - gosokan kedua tangannya.Kegiatannya tak luput dari pandangan Prof Lim.
"Samui?"[ Dingin?] Nara mengangguk.
"Saya lupa membawa glove" jawab Nara.Prof Lim mengambil tangan kanan Nara menggosok - gosokkan dengan kedua tangannya dan kemudian menggenggam jemari Nara memasukannya ke dalam saku jaketnya masih dengan tangan yang saling bertaut.
"Begini lebih baik?" tanya Prof Lim.Nara mengangguk.Dia linglung.Dia mengikuti langkah Prof Lim dengan nyawa setengah melayang.Apalagi ini? Dia menatap Prof Lim yang sibuk melihat ke sana kemari.
Nara lemas dan baper karena Prof Lim.Jantungnya saja nyaris meloncat keluar.
"Mau crepe? " Prof Lim menunjuk stand crepe yang membuat air liur Nara menetes.
" Mauuu "dengan bersemangat Nara mengajak Prof Lim ke sana.
" Anda mau juga Prof?"
" Nanti berdua saja " ya Allah apa maksudnya ini? Satu crepe untuk berdua? Memangnya mereka sedang berkencan atau apa? Nara benar - benar di buat takjub oleh Prof Lim.Dan juga berdebaran dalam waktu yang bersamaan.
" Ayo kita duduk di sana " ajak Prof Lim melihat bangku panjang di belakang stand yakitori.Nara mengangguk.Mereka duduk bersebelahan.Nara menjilat crepe nya yang berisi whiped cream dengan toping strowbery.
" Oishi ( enak ) ?" tanya Prof Lim sambil memberi tanda untuk Nara menyuapi.
" Prof ini bekas saya loh?"
" Memang kenapa?" tanya Prof Lim sambil menyambar crepe di tangan Nara karena gadis itu tidak kunjung menyuapinya.Sekarang giliran Prof Lim yang menyodorkan crepe ke depan mulutnyaΒ  ,mau tak mau Nara menggigit satu gigitan.
" Saya merasa ada yang aneh,ini seperti kencan " ucap Nara lirih sambil membuang muka ke arah lain.Prof Lim tertawa.
"Anggap saja begitu,bersamamu saya selalu banyak tertawa"
" Saya bukan badut Prof " ucap Nara sambil merengut.Prof Lim tidak kuasa menahan tangannya untuk tidak mencubit pipi kemerahan di hadapannya itu.
" Anggap saja saya teman kencanmu,lumayan daripada tidak ada "Β  Nara mengusap pipi yang baru saja di cubit oleh lelaki di hadapannya.Tidak sakit,itu hanya cubitan kecil.Namun sukses membuat hatinya berdisko tidak karuan .
" Prof anda tahu kabar Prof Naura ? Katanya beliau akan menikah " ucap Nara.Prof Naura adalah salah satu dosen wanita di kampus Nara yang berasal dari Palestina.
" Iya saya sudah tahu,3 bulan lagi katanya.Padahal masih muda " jawab Prof Lim.
" Tapi di negara saya seumur Prof Naura ,anaknya sudah 2 mungkin.Negara saya seusia - usia saya ini sedang gencar - gencarnya di tanya kapan nikah?" ucap Nara sambil tertawa miris .
"Oh ya? Saya kira kebanyakan wanita di negaramu sama dengan di sini?"
" Aish Prof ,saya saja sudah bosan di tanya oleh orang - orang.Mungkin nanti sekembalinya dari sini ,saya akan memikirkannya "ucapan Nara membuat Prof Lim terdiam di tempatnya.
" Iya,mungkin saya akan meminta ayah saya untuk mencarikan suami.Oh iya anda sendiri di usia berapa berencana menikah?" tanya Nara hati - hati.Prof Lim mengulurkan crepenya pada Nara untuk di habiskan. Ucapan Nara sontak membuat Prof Lim terdiam sendu.
" Mungkin nanti setelah 35 tahun,saya masih ingin mencari pengalaman dan melakukan banyak hal .Lagipula menikah bukan hal yang wajib,Prof Nishimura,Prof Akiba dan Prof Hibayashi juga tak menikah hingga masa tuanya.Tapi karena saya anak lelaki satu - satunya memiliki kewajiban terhadap orakngtua dan saya pasti akan menikah nanti jika sudah merasa saatnya menikah atau menemukan wanita yang membuat saya mau menikah pasti saya akan menikah " jawaban Prof Lim menimbulkan nyeri di dada Nara.Usia Prof Lim 35 tahun maka dia 31 tahun,wah Ayah Ibunya bisa menjerit nanti jika dia menunggu lelaki yang belum tentu menjadi jodohnya.Dia tahu,lelaki di hadapannya tidak bisa dia harapkan.Tak apa ,toh nanti ketika dia kembali ke Indonesia semua menjadi kenangan akan terlupa dengan sendirinya.Tak mengapa begini saja sudah cukup bagi Nara.
Prof Lim mengajak Nara untuk naik dan masuk ke dalam kuil melihat prosesi rangkaian festival Naked Man.
Di gerbang kuil penuh orang berdesakan untuk antri meniti anak tangga kuil.Nara hampir jatuh terdesak oleh seseorang turis .Untung saja Prof Lim meraih tubuhnya terlebih dahulu sehingga keduanya seperti berpelukan.Gelenyar aneh di perut dan jantung yang semakin kencang berdisko menyadarkan Nara,fix dia jatuh cinta kepada pria yang berpotensi menjadi penyebab dia patah hati.
Nara segera melepaskan diri dari kungkungan Prof Lim.Dia mengucapkan terimakasih,ketika akan melangkah tangannya di tahan Prof Lim.
" Begini,biar kamu tidak jatuh" Prof Lim menggandeng tangannya,membimbing langkahnya.Prof,bisa nggak sekalian di bimbing ke surga?
Kedua orang itu menuju mata air tempat para peserta Naked Man berendam di cuaca yang sedingin ini.Bau sake menguar dimana - dimana. Untuk menghangatkan tubuh maka para peserta meminum sake sebanyak - banyaknya agar tetap hangat.Untuk itu Indonesia tidak ada yang mau ikut serta tahun ini,tidak ada yang yakin bisa bertahan dalam cuaca sedingin ini meski tolak angin satu kotak sudah di siapkan.
Nara melihat beberapa mahasiswa IUJ dari program MBA menjadi peserta tengah berendam di dalam kolam.Beberapa temannya menyemangati.Nara ngilu membayangkan bagaimana dinginnya di dalam sana.
Nara terus menatap tangannya yang berada dalam genggaman tangan Prof Lim.Hangat dan menangkan.Dengan hati - hati dia membalas genggaman tangan itu erat.Dia menggigit bibirnya.Prof Lim menatap wajahnya.Dan tersenyum.
"Ya seperti itu,tak apa " ucap Prof Lim membuat dada Nara semakin merasakan nyeri.Kenangan ini apa sanggup akan dia lupakan begitu saja nanti?
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Komento sa Aklat (302)

  • avatar
    HabibiHamdan

    mantap seru bgt

    1d

    Β Β 0
  • avatar
    satrionorapi

    bagus sekalii certa nyaa

    12d

    Β Β 0
  • avatar
    A20Samsung

    baguss

    12d

    Β Β 0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata