logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bawa Perasaan

Pagi datang, matahari menyapa alam.Sinarnya menerobos  sela - sela ranting sakura yang terbalut salju putih .Prof Lim menyibak tirai jendela kamarnya yang langsung berhadapan dengan jejeran sakura di samping komplek  perumahan dosen.Dia melakukan peregangan ringan,melemaskan otot tangan dan kakinya.
Usai puas memandangi salju yang masih menumpuk tinggi diluar jendela,Prof Lim menyeret langkahnya menuju kulkas dua pintu di dekat pintu masuk menuju dapur kecil di apatonya.Di raihnya botol kaca berisi air dingin dan menandaskan isinya separuh.
Dia segera menyiapkan diri untuk mengajar di  kelas yang mulai jam 9 pagi.Setelah mematut kan diri di cermin,kemudian meraih coat dan berlalu menuju kantornya,di lantai 3 gedung utama kampus.Setelah menyiapkan beberapa materi mengajar,Prof Lim melirik jam dipergelangan tangan dan bergegas menuju ruang kelas dilantai 2.
Dalam koridor gedung , langkahnya melambat menyaksikan tiga mahasiswi berhijab yang tengah berjalan di depannya.Ada yang ganjil ,dua gadis mengapit satu gadis lainnya yang jalannya tertatih - tatih.Dia merasa familiar dengan sosok yang ditengah.Itu Dinara.Matanya menyipit dibalik kacamata,mencoba untuk menahan diri tidak mengejar langkah ketiga mahasiswa yang berjalan tak jauh di depannya.
Sampai di kelas Prof Lim berusaha tetap profesional mengajar meskipun beberapa kali ekor matanya memfokuskan kepada Dinara.Tetapi gadis itu nampak baik - baik saja hanya kakinya yang nampak di balut kain pembebat berwarna cokelat.Perasaan khawatir menyelinap dihatinya juga. Setelah menaruh tas kerja ,Prof Lim segera berbalik menuju lorong penghubung antara gedung utama dan gedung - gedung pendukung lainnya di belakang school shop.Dirinya bersandar di tembok sisi lorong yang terbuat dari kayu.Jika musim semi datang tembok itu akan di bongkar,sehingga lorong akan terbuka sisi - sisinya. Melewati lorong yang menghubungkan antara SD2 dan SD3 ,gadis yang di carinya tengah berjalan tertatih seorang diri di tengah lorong.Dia mempercepat langkahnya menyusul Dinara.Disejajarinya langkah gadis yang hari ini tengah memakai hijab berwarna hitam.Ya ampun kenapa dirinya selalu memperhatikan warna hijab yang dipakai Dinara.Bukan hanya hijabnya bahkan kakinya yang tidak berfungsi sebagaimana biasanya membuat dia tidak berkonsentrasi dalam mengerjakan apapun.
"Hai Dinar- san " sapanya begitu langkahnya sejajar dengan mahasiswa dari Indonesia itu. Dinara nampak sedikit terkejut dan menolehkan kepalanya.
"Eh Hai Prof ....." jawab Nara tersenyum.
" Kakimu kenapa?" Prof Lim bertanya dengan raut wajah yang tidak bisa menyembunyikan rasa khawatirnya .Gadis bermata bulat itu melirik kakinya sekilas dan tertawa sambil menutup mulutnya.
"Ah ini....hanya kecelakaan kecil ketika bermain snowboard Prof.Kalau di negara saya tinggal di urut tapi sayang di Jepang tidak ada tukang urut.Ah Prof Lim pasti tidak tahu urut ya?" cerocos Nara dengan ringan sambil menepuk dahinya.Prof Lim tidak terlalu fokus pada apa yang Nara bicarakan,namun air muka Dinara yang tersenyum dengan riang membuat matanya tidak perduli pada apapun selain pemandangan menyenangkan di depannya.Iya di depannya ,karena Dinara memutuskan duduk di pembatas tembok yang hanya setinggi lututnya.Sedang dirinya berdiri menghadap Dinara.Lalu lalang penduduk kampus lainnya tidak dia perdulikan.
"Ini benar tidak apa - apa? Atau sebaiknya ke rumah sakit saja?" Dinara menggeleng - gelengkan kepala.
"Benar ini memang sakit di awal ,tapi setelahnya sudah berkurang.Daijobu desu ( tidak apa - apa )" Dinara bangkit dari duduknya namun sepertinya dia terlalu terburu - buru menumpukan kakinya  .
"Auwww " ringis Nara,membuat Prof Lim panik serta bertambah khawatir.
" Dinar ,ayo ke Kikan saja " Kikan itu nama rumah sakit besar yang belum lama beroperasi.Nara menggelengkan kepala hendak menolak tapi tangan Prof Lim sudah menuntunnya dan membantunya berjalan yang membuat Nara terkejut dan mengikuti langkah Prof Lim begitu saja, membimbingnya ke area parkir kampus yang berada didepan gedung SD3.
Bagai kerbau di cucuk hidungnya,Nara melangkah mengikuti Prof Lim yang masih menggenggam tangannya erat.Dia berjalan sambil menatap tangannya dan tangan Prof Lim yang bertaut.Ada sengatan aneh di tubuhnya ketika untuk pertama kalinya kulit mereka bersentuhan.Dengan tangan kanannya yang bebas dia meraba detak jantung yang semakin menjadi.Profesor Lim membuka kursi penumpang dan mendudukkan Nara di sana.
"Dinar....uhmm kamu bisa pasang seatbelt sendiri kan?" Nara mengangguk dan Prof Lim memutari mobil untuk duduk di kursi penumpang .
"Kok baper ya?" kata Nara lirih dan untungnya saja Prof Lim tidak tahu apa yang dia ucapkan.
"Nande?" [Kenapa?] Prof Lim memegang kemudi sambil menatap Nara dengan bingung ketika mendengar gumamannya.Alisnya bertaut yang dijawab dengan gelengan kepala oleh gadis itu .
"Daijobu ...daijobu "[ Tidak apa - apa ] Nara menghembuskan nafas lega.Untung tidak bisa bahasa Indonesia lelaki di sebelahnya itu.Mobil melaju membelah padang salju yang jika musim panas tiba menjadi ladang semangka.Ya, Minami Uonuma merupakan daerah penghasil semangka selain beras tentunya.Hal yang menarik di mata Nara adalah penutup saluran air yang memiliki simbol berbeda di setiap kota.Seperti di Urasa sendiri terdapat gambar semangka gunung  dan bunga azalea,sedang di kota sebelah yaitu Koide terdapat gambar ikan koi karena di sana banyak peternakan ikan koi.
Tak sampai lima belas menit mobil yang di kendarai Prof Lim sudah menepi di depan loby Kikan hospital.Setelah membantu Nara turun dari mobil dan meminta gadis itu menunggu di dekat pintu masuk sementara dirinya memarkirkan mobil di parkiran.
Kemudian Prof Lim meminta insurance card dan resident card milik Nara.Prof Lim menyuruh Nara  duduk disofa panjang di depan resepsionis untuk walk in pasien yang belum pernah terdaftar dan belum memiliki janji dengan dokter sebelumnya .Nara menyapu pandangan ke seluruh ruangan ,ini pertama kali baginya berkunjung ke Kikan .Dia hanya sering melihat helikopter penyelamat mendarat di atap rumah sakit.Satu pemandangan yang semenjak tinggal di Jepang dia biasa saksikan.
Nara memandang punggung Prof Lim yang tengah berada di resepsionis.Pria itu tampak tengah menulis form - form yang bertuliskan huruf Jepang.Bahasa Jepang Nara terbatas ,hanya sekedar mengenal huruf dan bahasa Jepang sehari - hari.Bekal yang di dapat dari kecintaannya menonton drama Jepang.Tak berapa lama Prof Lim menghampirinya.
"Ayo ke reception radiology" Prof Lim mengulurkan lengannya.Nara tertegun sejenak .
"Ah tidak apa - apa Prof,saya masih bisa jalan sendiri " ucap Nara,daripada baper semakin merasukinya hanya karena perhatian seorang pria.
Mereka berjalan bersisian,tentu saja dengan lambat.Departemen radiologi yang di tuju untuk melakukan CT scan,masih di lantai satu dekat dengan bagian kandungan.Dari pintu lobi ke arah kiri.Prof Lim segera mendaftar antrian yang nanti akan di tampilkan di layar di atas pintu masuk.Mereka kemudian duduk berdampingan di ruang tunggu.Di setiap departemen nampak ada alat pengukur tekanan darah dan berat badan di setiap pojok ruang tunggu.Tentu saja digital ,gampang memakainya dan setiap pasien secara sendiri memeriksa berat badan dan tekanan darahnya. Mereka kembali duduk berdampingan,lalu lalang ibu hamil nampak di hadapan mereka karena tepat bersebelahan dengan Departemen Kandungan dan Kebidanan.Keduanya terlarut dalam diam sibuk dengan pikirannya masing - masing.
"Dinar -san...."Prof Lim yang memecah kesunyian mereka  setelah sepuluh menit berlalu.
"Sejujurnya saya sedih setiap kali kamu memanggil Professor,tak bisakah kembali seperti pertama kali kita saling mengenal?" ucapan Prof Lim mengejutkan Nara.Dia menolehkan kepalanya memandang Prof Lim yang menatap ke depan.Ke arah meja - meja resepsionis ke kesibukan para petugas administrasi disana.
"Prof anda bercanda? Anda itu dosen ,sedang saya mahasiswa .Bagaimana mungkin saya memanggil hanya dengan nama .Maaf untuk kelancangan saya kemarin karena saya benar - benar tidak tahu bahwa anda dosen saya " Nara  mengalihkan pandangannya.Aura kecanggungan terasa menguar.Nara meremas jarinya menyadari posisi duduk mereka yang begitu dekat .
"Kemarin snowboard dimana Dinar - san?" tanya Prof Lim lembut mengalihkan topik pembicaraan.
"Di Joetsu Kokusai Prof,kebetulan bersama teman - teman dari Indonesia lainnya "
" Saya juga kemarin ke Echigo Yuzawa ,tapi Joetsu Kokusai juga indah apalagi jika malam hari.Kamu pernah bermain snowboard di malam hari?" Profesor Lim menolehkan kepalanya ke arah Nara yang malah membuat gadis itu gugup. Dia menggelengkan kepalanya.
"Belum Prof saya belum pernah dan baru mendengar di malam hari ada yang bermain ski dan snowboarding."
Ayo,kalau nanti kakimu sudah sembuh kita bisa mencobanya ketika malam cerah berbintang dan bulan terang" Nara mengulum bibirnya ,berfikir sejenak .
"Apakah tidak apa - apa? Saya takut merepotkan karena kemampuan saya masih basic " jawab Nara.Prof Lim tertawa lirih dan menggenggam tangan Nara.
"Jangan khawatir ,ada saya yang akan membimbingmu" hati Nara berdetak menatap tangan Prof Lim yang menggenggam jemarinya,dia segera melepaskan tautan tangan Prof Lim namun karena gerakannya terlalu cepat terlihat seperti menyentaknya.Prof Lim menggosok hidungnya menyembunyikan rasa gugupnya ketika menyadari bahwa sedari tadi terlalu banyak kontak fisik dengan gadis bermata bulat di hadapannya itu.
"Gomenasai Dinar - san.Saya benar - benar tidak sengaja " Nara hanya mengangguk,debar di dadanya semakin menggila.Baper sebapernya .Tapi ternyata debaran itu tak berlangsung lama ketika nomor antriannya terpampang di layar LCD dan memanggilnya untuk segera masuk ke dalam ruangan radiology.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Sepuluh hari berlalu sejak hari naas bagi Nara ,dan kakinya sudah pulih meski harus lebih berhati - hati untuk lari.
Hasil CT scan pun hanya cedera ringan.Nara tengah menuju dapur umum yang berada di lantai dasar dormitory.Begitu turun dari lift, di lounge yang bersebelahan dengan dapur Nara melihat beberapa orang teman - teman Indonesia tengah berkumpul.Bukan formasi lengkap,hanya beberapa orang tim tari yang akan pentas di Friendship Festival di Ojiya dua Minggu lagi.Nara segera meletakan bawaannya di rak dapur,dan segera bergabung dengan teman - temannya .
" Kaki dah sembuh Ra?" Mas Iqbal yang pertama kali menyadari kehadirannya. Nara menghempaskan tubuhnya di kursi yang paling ujung.
"Udah mas ,ini kenapa kumpul di sini ?" Nara melirik teman - temannya yang nampak lesu.Sejak kecelakaan dia memang tidak bisa ikut berlatih menari.
"Baca grup wa tadi gak?" tanya Mba Tiwi.Nara menggeleng.Ponselnya lupa dia charge sejak semalam .
"Ada kabar apa?" tanya Nara lagi.
" Ndak enak nih sama Kang Gena ,hari ini kan jadwal latihan tadi jam 7.Tapi kita pending karena ada tugas banyak buat jam 10.Lupa ndak ngabarin Kang Gena dan tadi pagi nungguin sampai jam 8 di gym " jelas Mba Mila dengan logat medhok jawanya yang khas.Kening Nara mengerut.
"What ?Jam 7? Itu kang Gena naik sepeda ke kampus dan kayaknya tadi malam jadwal kerjanya deh.Ya ampun kasian banget dia " yang di tanggapi dengan wajah lesu tanda merasa bersalah oleh yang lain .
"Nah makanya,kayaknya marah deh dia.Ini sudah wa minta maaf tapi cuma di baca doang " desah Mba Tiwi.
" Ya sudah ke apatonya saja.Nah kalau ngambek bahaya tinggal 2 Minggu lagi acaranya " usul Mas Iqbal.
"Masa Kang Gena ngambek? Enggak mungkin lah paling capek aja " Nara tertawa. Tapi kemudian tawanya dia tahan .
" Tapi kalau aku jadi Kang Gena kesel banget kayaknya ,kan itu waktu tidur yang berharga terbuang " lanjut Nara lagi.Kang Gena itu memang mengambil part time di malam hari dari jam 8 malam hingga jam 3 pagi.Tentu saja ketika menyepakati waktu latihan Kang Gena harus mengorbankan waktu tidurnya di pagi hari.Di tambah bus kampus belum ada yang beroperasi jam segitu dan satu - satunya cara ekonomis adalah dengan bersepeda dalam cuaca yang dingin seperti ini.
"Jam dua  ke sana saja minta maaf rame - rame " putus Mas Iqbal yang paling senior di antara mereka menengahi sekaligus memberi keputusan.Dan akhirnya kerumunan itu membubarkan diri satu persatu.Nara segera menuju dapur umum yang sudah mulai sepi.Hanya ada dua teman dari Bangladesh yang tengah berbincang di meja makan dapur.Nara melempar senyum kemudian mengambil barang - barang yang dia letakkan di rak.Setelahnya dia sudah larut dengan kesibukannya membuat semur daging.
"Kamu lambat sekali memotong bawangnya " tegur seorang teman Bangladesh.Nara hanya membalas dengan senyuman .Tak terasa dia membutuhkan waktu hingga satu  jam untuk memasaknya.Selesai mencuci peralatan masak dia segera kembali ke lantai lima.Meninggalkan peralatan masak di dapur umum tidak di anjurkan karena beresiko hilang meski sudah di beri label nama pun.Nara pernah kehilangan teflon nya yang terlupa dia bawa.Karena berbagai macam karakter dan bangsa yang memakai dapur tak menjamin akan aman meskipun ini di Jepang.
Sampai di depan pintu kamarnya sebuah godiebag tergantung di handle pintu kamarnya.Dia menolehkan kepala ke kanan dan ke kiri.Sepi .Dia segera mengambil godie bag dan membuka pintu .Meletakkan alat masak di lemari penyimpanan dan hasil masakannya di atas kulkas,Nara membuka godiebag bermotif bunga - bunga.Dua pack strawbery Echigo Yuzawa yang berukuran jumbo menyembul malu - malu .Sebuah note terdapat di sisi mika pembungkusnya.
"Sweet strawberry for the sweet lady "
-YL-
Pipi Nara memanas begitu tahu siapa pengirinnya,dia yakin semburat merah sudah memenuhi pipinya.Perutnya seolah bergolak lembut ,ada sesuatu yang memenuhi nya di sana.Dia  menangkupkan kedua tangan dipipi kemudian dengan hati - hati membuka strawberry dari wadahnya.Di comotnya satu dan manisssss.Strawberry Echigo Yuzawa memang terkenal manis dan besar.Dan strawberry memang memenuhi rak - rak supermarket dimusim dingin pun harganya akan lebih murah sedikit di banding musim lainnya.
  "Ini anak orang loh Pak,jangan dibaperin terus - terusan " sungut Nara sambil terus mencomot strawberry hingga nyaris tandas dari tempatnya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Latihan terakhir untuk pentas di Friendship Festival di Ojiya tengah berlangsung di gym.Persoalan Kang Gena sudah clear satu hari setelahnya.Kang Gena ternyata tertidur seusai bermain game ,sehingga tak sempat membalas pesan Mba Tiwi.Dan setelahnya mereka berlatih secara maraton untuk mematangkan gerakan dan formasi
Kang Gena mendekati Nara yang tengah duduk di sudut ruangan.
"Ra ,tadi saya ketemu Prof Lim pas jalan ke sini " gerakan tangan Nara yang akan mengambil botol air mineral terhenti di udara.Entah kenapa dia deg - degan menunggu kelanjutan ucapan Kang Gena.
" Tanya mau kemana ,ya saya jawab apa adanya.Terus tanya juga boleh gabung ke acara di Ojiya tidak ? Katanya mau bergabung besok dan menawari mobilnya untuk di pakai jika memerlukan tambahan kendaraan " lanjut Kang Gena.Nara hanya ber oh pendek .
"Bagus dong,jadi ga bingung kalau bus nya besok penuh " jawab Nara mencoba menutupi kegugupannya.Hey kenapa dia merasa gugup?
"Ra,kamu oke?" Kang Gena menyunggingkan senyum jahil.
"Sepertinya sejak insiden salah sangka itu ada yang menjadi dekat karena dua Minggu yang lalu ada yang di anterin ke Kikan " Kang Gena menggoda Nara yang hampir tersedak air minumnya.
"Uhuk....uhuk " Nara menepuk - nepuk dadanya berusaha menetralkan nafas.Teman - teman yang lain nampak asyik berbincang hingga tak menyadari suara batuk Nara.
" Kang Gena tahu dari siapa soal ke Kikan itu?" tanya Nara berbisik ,yang hanya cukup di dengar oleh Kang Gena.
" Kan hari itu saya sama istri kontrol bulanan Haruka di lantai atas Ra " jawab Kang Gena yang nyaris membuat Nara ingin menepuk jidatnya sendiri.Kang Gena berdehem ,mimik mukanya berubah menjadi lebih serius .Nara tahu Kang Gena akan menyampaikan sesuatu hal yang serius.
"Saya tahu Ra,mungkin bukan ranah saya buat ikut campur dengan hidupmu.Sebagai seorang lelaki saya melihat Prof Lim menaruh perhatian lebih terhadapmu,dari matanya setiap menatapmu saja mudah di tebak.Di sini saya mengingatkan sebagai kakak kelas ,saudara setanah air dan ayahmu yang juga pernah menjadi atasan langsung saya.Kalau kamu siap menerima perhatian lebih Prof Lim kamu juga harus terima segala konsekuensi ke depannya.Ok ...kita ini di luar negeri bukan di Indonesia status dosen - mahasiswa bukan halangan ,hanya perbedaan lainnya Ra.Tentu Tuhan kita dengan beliau berbeda juga.Saya ngomong gini Ra,cuma ingin memberi gambaran ke depan .Maaf ya Ra bukan maksud saya ikut campur akan privasimu " Nara menunduk meresapi nasihat dari seniornya itu.
"Tapi belum tentu Prof Lim menaruh perhatian lebih Kang,mungkin ke mahasiswa yang lain juga begitu "Kang Gena menggelengkan kepalanya.
"Coba tanya ke Mba Ela yang single ,sama nggak perhatian dari Prof Lim?  Yang jelas saya yakin dia memperhatikanmu lebih.Mana ada dosen mau repot - repot nganter ke RS ,capek kali Ra kalau tiap mahasiswa di gituin " ucap Kang Gena mantap.Kang Gena menyudahi obrolan diantara keduanya dan menggeser duduknya ke tempat teman - teman yang lain .Memberi arahan kemudian menyudahi istirahat kelompok kecil itu dan berlatih menari kembali.Konsentrasi Nara terpecah,bagaimanapun ucapan Mas Gena merasuk ke alam pikirannya.Menimbulkan spekulasi hati yang membuat hatinya gundah.
Keesokan harinya ,pagi - pagi sekali Bus dari Ojiya yang menjemput rombongan terparkir manis di samping MSA.Bukan hanya mengangkut warga Indonesia,beberapa mahasiswa Laos dan Vietnam juga turut serta dalam rombongan.Nara yang masih mengemasi perlengkapan untuk menari di bantu oleh Umi mendengar notifikasi email di ponselnya.
Lim.Yuto@iuj.ac.jp
Sudah siap?Mau saya jemput?
Nara mengernyitkan dahi,seketika teringat obrolannya dengan Kang Gena.Dia sudah berfikir semalam untuk menjaga hatinya sendiri dari kebaperan akibat perhatian dari Prof Lim.Dia mengetik balasan email dengan cepat.
Dinara.Tumuning@iuj.ac.jp
" Terimakasih Prof,tapi saya naik bus saja"
Ketika sudah terkirim ,Nara segera mengajak Umi menuju bus.Teman - teman senegaranya tengah menata panci - panci yang berisi kuah soto dan ubarampenya agar aman dibawa selama dalam perjalanan.Jadi Friendship Festival ini setiap negara yang di undang akan mengenalkan kebudayaannya bisa berupa pertunjukan tari atau alat musik serta mengenalkan makanan khas negaranya.Tahun kemarin Indonesia menampilkan pertunjukan tari Sajojo dan rendang ,tahun ini menu berganti menjadi Soto dan menari Zapin. Di parkiran Nara melihat mobil Prof Lim terparkir di belakang bus milik pemerintah kota Ojiya.Sementara sang pemiliknya tengah bersandar di pintu mobil sambil memainkan ponsel.Nara berusaha untuk tidak menghiraukan pemilik mobil biru yang ekor matanya terus mengikuti pergerakannya.Bahkan ketika Prof Lim melempar senyum untuknya dia pura - pura tidak melihat.Tapi rasanya kok nyelekit di ulu hati ya?
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Prof Lim mengusap tengkuknya untuk mengusir rasa canggungnya.Berada diantara orang - orang asing yang tidak di kenalnya dan berstatus mahasiswanya bukan sesuatu yang mudah.Ketika semua orang terlihat kikuk kepadanya.Padahal maksudnya bukan seperti itu.Dia hanya ingin melihat bagaimana lingkaran hidup Dinara.Dan dimana gadis itu? Email-nya hanya di respon singkat.Dia bersandar di mobilnya,sambil memainkan ponsel.Dia sudah menawarkan bantuan kepada komunitas Indonesia yang tengah sibuk menyiapkan segala sesuatu untuk penampilan mereka namun dengan halus di tolak.Ketika dia mengarahkan pandang ke arah koridor SD1 gadis yang di nantinya berjalan ke arahnya ,ah tentu saja ke arah bus yang ada di depan mobilnya dan tak peduli akan keberadaan nya.Bahkan ketika dia melemparkan senyum,Dinara tidak menghiraukan.
"Ohayo ghozaimasu Prof "  mahasiswanya yang bernama Gena menyapa.
"Oh ohayo,kenapa? Ada yang bisa saya bantu?" lelaki berkacamata di depannya tengah menggaruk kepalanya.
"Prof bisakah kami meminta bantuan anda?" tanyanya.Prof Lim ingin tertawa ,tapi di tahannya.Sedari tadi dia sudah menawarkan bantuan tetapi di tolak oleh mahasiswanya.
"Bisakah istri saya dan tetangga ikut di mobil Prof? Tetangga saya sedang hamil besar dan anak saya baru 1 bulan usianya.Khawatir tidak nyaman di dalam bus "kata Gena.Prof Lim menganggukan kepalanya.
"Silahkan .. silahkan dengan senang hati saya akan mengantarkan mereka " Gena melambaikan tangan kepada dua orang wanita berhijab dan berbicara dengan bahasa yang Prof Lim tidak mengerti.Kedua wanita yang salah satunya menggendong bayi melemparkan senyum yang ramah kepadanya.
"Ini istri saya Prof ,dan ini anak saya" Gena menunjuk wanita berhijab warna tosca.
" Oia ,omedeto ghozaimasu Gena -san.Saya belum sempat memberi ucapan selamat kepada keluargamu" ucap Prof Lim tulus.
"Arigatou ghozaimasu Prof,ah iya ada satu lagi yang tidak mendapat kursi karena ternyata ada tambahan peserta dari Vietnam" lanjut Gena.
" Ah tidak apa - apa ,saya bisa mengangkut 3 penumpang " jawab Prof Lim.Sesosok yang Prof Lim sangat kenali mendekat ke arah mereka dengan wajah tertunduk.
"Nah ini,Dinara yang akan ikut di mobil anda Prof " ucapan Gena membuat ujung bibir Prof Lim sedikit tertarik ke atas,senyum terulas di sana.
"Ah sudah waktunya berangkat,saya ke bus dulu Prof " pamit Gena sambil berucap kepada istrinya dan Dinara kalimat dalam bahasa mereka.Setelah Gena berlalu,Prof Lim membukakan pintu belakang untuk istri Gena dan temannya.Dan kemudian mempersilahkan Dinara untuk duduk di sampingnya.  Setelah menutup pintu penumpang dia segera berlari kecil memutari duduk di belakang kemudi.Dia melirik ke arah Nara yang tengah memasang seatbeltnya.
" Ready?" Prof Lim menengok ke belakang,dua penumpang di belakang menganggukkan kepalanya.Hening melingkupi mereka,yang sibuk dengan isi fikiran masing - masing.Prof Lim pun bingung membuka obrolan ,karena ada orang lain di antara dia dan Nara.Dia mengemudikan  mobilnya tepat di belakang bus pemerintah kota Ojiya yang melaju dengan kecepatan sedang.
Pemandangan sepanjang jalan tentu saja serba putih.Salju bertumpuk di kanan kiri jalan ,dan beberapa kali terlihat mobil pengeruk salju berseliweran di trotoar - trotoar agar para pejalan lebih aman ketika tengah berjalan.Matahari bersinar sangat cerah.Ojiya hanya berjarak sekitar 30 kilometer dari Urasa.Masih berada di Prefecture Niigata.Sesekali dia melirik ke arah kursi penumpang di sebelahnya ,yang nampak menyibukkan diri dengan melihat pemandangan di luar jendela.Dari spion penumpang dibelakang pun sibuk dengan lamunannya masing - masing.Bus di depan terlihat berbelok dan memasuki sebuah gedung bertingkat.Kantor pemerintah Ojiya.
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Nara ingin mengutuk Kang Gena menjadi batu,namun tidak bisa.Dia merutuk di dalam hati sepanjang jalan atas ulah Kang Gena yang menjadikan dia tumbal untuk ikut di mobil Prof Lim .
" Kamu kan kenal akrab sama dia Ra " perlu banget kata akrabnya di sebut ya? Ingin rasanya dia mendorong Kang Gena dari puncak gunung Hakaisan,namun itu hanya dapat dia lakukan di alam imajinasinya.Kang Gena yang mengingatkannya untuk tidak baper,Kang Gena pula yang menjadikannya umpan.Senior macam apa itu?
Begitu sampai di kantor pemerintah Ojiya ,dia benar -benar bernafas selega - leganya.Ketika mba Anis mewakili mereka mengucapkan terimakasih,Nara berdiri di sampingnya dan ikut serta membungkukkan badan.
"Arigatou Ghozaimasu Prof " ucap Nara lirih mengikuti Mba Anis.Prof Lim mengulas senyum sementara Nara berusaha secepat kilat hilang dari pandangan lelaki yang sudah membuat hatinya terguncang .
" Langsung naik aja ke lantai 3 " seruan Pak Lurah Agus terdengar memberi instruksi.Nara segera mengambil tas berisi perlengkapan menari yang berada di sela - sela kursi.Ketika lift berhenti di lantai 3 dia segera membantu teman - temannya membenahi stand Indonesia.Menata makanan di atas meja dan membantu meracik.
"Ra ,siap - siap deh " Mba Ela menepuk bahunya yang tengah menata piring dan sendok plastik.
" Sudah ganti baju ? Dimana mba?" tanyanya sambil memasukan sendok plastik ke kotaknya.
" Di toilet ,sekalian di rias dulu sama mba Tiwi dan Ocha " jawab Mba Ela.
" Tolong gantiin ngatur ini ya Mba,aku ke sana dulu " pamit Nara sambil meletakan toples berisi kerupuk di ujung meja.Dengan sigap Mba Ela mengambil alih pekerjaannya.
Nara segera keluar dari hall ,dan mengambil jalan ke arah kanan.Toilet ada di dekat tangga darurat.Dia segera membuka pintu toilet dan di depan cermin wastafel di meja keramik dia melihat Ocha tengah mengoleskan blush on di pipi Mba Mila.
"Gw tipis - tipis aja ya Cha di riasnya " pintanya pada Ocha.Nara segera masuk ke salah satu bilik toilet dan mengganti pakaiannya dengan baju kurung Melayu.Kelurahan memiliki beberapa harta karun pakaian adat yang di wariskan secara turun temurun dari generasi sebelumnya.Jika yang di butuhkan tidak ada ,bisa meminjam ke KBRI di Tokyo dan akan di kirimkan satu koper penuh macam - macam baju adat.
Usai berganti pakaian,dia kembali ke depan wastafel.Mba Mila sudah tidak ada ,menyisakan Ocha yang tengah menyisir rambutnya.
"Yang lain dah di rias semua?" tanya Nara.Ocha mengangguk.
"Sini,giliran lo" Ocha memberi kode untuk Nara berdiri di depan wastafel.Tak membutuhkan waktu lama untuk memoles make up natural di wajah Nara.Tak sampai lima belas menit Nara terlihat berbeda.Wajahnya yang terlihat lebih berwarna pucat akibat the power of make up kini terlihat lebih hidup dan beraura.Dia bercermin berkali - kali memastikan.
"Duh ,jadi pengen make up an gini tiap hari " oceh Nara dengan pandangan yang tak lepas dari cermin di depannyam.
" Udah jangan di lihatin terus ,ni bantuin beberes alat tempur" Ocha menunjukkan alat - alat rias yang berceceran di dekat wastafel.Nara membantu Ocha membereskan dengan cepat.
" Eh itu kayaknya dah mulai deh " samar - samar terdengar suara dari arah ruangan tempat berlangsung acara.
" Lo duluan aja ,gw bentaran lagi nyusul " kata Ocha.
"Ya udah gw duluan ya " Nara melambaikan tangan kepada Ocha dan keluar dari toilet.Di dekat lift,di bangku kayu panjang seseorang yang dia kenal tengah memegang ponsel namun pandangan mata terarah kepadanya.Seseorang itu,Prof Lim langsung berdiri dari duduknya.Dia membuka kacamatanya.
"Dinara?It's you?" boleh ga Nara bilang kalau Prof Lim terpukau olehnya?
" Hai Prof " Nara ingin merutuki dirinya sendiri ketika menyapa lelaki yang tengah di hindarinya dengan tertunduk malu - malu .
"Anata wa totemo kawai desu ( kamu sangat cantik ) " ucapan yang mengalir dari bibir Prof Lim menciptakan rona merah di pipi Nara.Pipi sialan! Kenapa tidak mau di ajak bekerja sama?Dan jantung yang tak kalah berdetak nyaris berloncatan.Bagaimana ini? Boleh ga kalau Baper?
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Komento sa Aklat (302)

  • avatar
    HabibiHamdan

    mantap seru bgt

    1d

      0
  • avatar
    satrionorapi

    bagus sekalii certa nyaa

    12d

      0
  • avatar
    A20Samsung

    baguss

    12d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata