logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bagian 4

"Assalammualaikum warohmattullahi wabarokatum." Ucap Natya saat membuka pintu rumah Putri.
Sedangkan Putri masih memeriksa detak jantungnya dengan melangkah dibelakang Natya yang berada didepan. Natya tidak memperdulikan Putri yang ada dibelakangnya, Natya melangkah dengan cepat saat melihat Bintang yang sedang serius mengerjakan tugas kuliahnya dan tidak menyadari kedatangan Natya dan Putri.
Natya tersenyum dengan jahil dan saat dia tinggal beberapa langkah lagi dari Bintang. Natya langsung berteriak yang membuat para penghuni rumah terkejut termaksud Putri.
"ANNYEONGHASEO OPPA BINTANG!!" Teriak Natya dengan suara dua oktaf.
"Astaghfirullah Alazim Ya Rohman. Natya kalau kak sekar dengar bisa digoreng kamu apa lagi sampai tetangga yang ada dikomplek denger bisa dibakar hidup-hidup kita." Putri tidak lagi memeriksa jantungnya. Namun melangkah kearah Natya dan menepuk bahunya dengan lumayan kencang.
"Eeeh kucing. Gue bukan kakek lo jadi jangan panggil gue Oppa. Ogah gue jadi kakek lo." Bintang melihat kearah Natya dan Putri dan menunjuk Natya dengan pulpen yang ada ditangannya dan menatap sinis Natya.
"Aku juga. Cinta Oppa, Saranghaeyo Oppa." Natya menunjukan deretan giginya yang rapi dan melangkah mendekat kearah Bintang. Bintang langsung berdiri dan bersidekap dengan kesal.
"Gue bilang gue bukan kakek lo Kucing nakal. Lo minta gue ngambil sarang kakek lo, lo kira gue pecinta Nenek-nenek, kampret lo. Kalau lo minta diambilin sarang burung atau sarang lebah gue juga ogah. Udah sana lo ganggu gue lo." Bintang mengusir Natya seperti mengusir kucing dan hal itu membuat Natya memanyunkan bibirnya.
"Bang Bintang gak ngerti bahasa korea sama sekali ya? Bang, Oppa itu artinya kakak dalam bahasa korea. Gitu aja gak tau, katanya pecinta bahasa." Sindir Natya dengan wajah menantang dan meremehkan Bintang.
"Apa lo bilang barusan." Bintang sudah berdiri tepat didepan Natya.
"Abang itu orang yang banyak omong cuma buktinya gak ada." Balas Natya.
Sedangkan Putri menggelengkan kepalanya saat melihat perdebatan Abangnya dan juga Sahabatnya. Bahkan saat dia berbicara untuk mengingatkan abangnya yang sudah berkata kasar, abangnya tidak mendengarkannya begitu juga dengan sahabatnya yang dia ingatkan bahwa mereka akan pergi kedokter untuk memeriksakan jantungnya, natya seperti menganggap angin yang baru saja lewat ucapannya. Dunia bagaikan milik berdua saja abang dan sahabatnya itu.
Putri melangkah naik kelantai dua meninggalkan abangnya dan juga sahabatnya yang masih terus berdebat dan untungnya kak sekar tidak berada dirumah. Putri tidak bisa membayangkan seberapa marahnya kakaknya itu saat mendengar suara Natya yang cempreng mengalahkan suaranya.
Saat sudah sampai didalam kamarnya Putri langsung mendekat kearah Alam, hewan peliharaan kesayangannya yang sampai sekarang belum iya ketahui jenis kelaminnya betina atau jantan.
"Alam, mumu udah pulang. Anak pinter makanannya dihabisin besok mumu kasih hadiah. Alamkan belum ada tempat tidur besok mumu buatin tempat tidur dari kolornya bang Bintang. Bang Bintangkan ada kolor yang gambarnya hello kitty, dora, buah-buahan, mobil-mobilan dan yang paling cantik gambar Princess sama barbie. Mumu minta satu bang Bintang pasti gak marah sama mumu, tapi mintanya jangan bilang-bilang. Alam juga jangan bilang-bilang sama bang Bintang. Udah dulu ya Alam mumu mau siap-siap buat kedokter dulu dah Alam." Putri melangkah pergi meninggalkan hewan kesayangannya dan untuk bersiap-siap kedokter.
Saat Putri sudah selesai bersiap-siap, Putri keluar dari kamarnya dan menuruni tangga menuju kearah Natya dan Bintang yang masih saja berdebat. Putri melangkah dengan cepat dan berdiri ditengah-tengah mereka berdua lalu berteriak hingga kakak dan sahabatnya berhenti.
"SE-TOP." Teriak Putri dengan sangat kencang, hingga dia ngos-ngosan. Putri menatap kearah Natya dan juga Abangnya dengan kesal.
"Natya udah janji mau nganterin Putri kedokter bukannya debat gak ada penyelesaian dan titik temunya sama bang Bintang."
"Lo sakit apaan?" Tanya Bintang berubah khawatir.
"Ups. Gue lupa." Natya langsung menepuk jidatnya dan menutup kedua matanya karena merasa bersalah.
"Kalau Natya udah ingat kita berangkat sekarang." Putri langsung menarik tangan Natya dan melangkah untuk pergi.
Namun tanggan Natya yang satunya malah ditarik oleh Bintang hingga membuat Putri menatap kearah Bintang dengan cemberut dan kesal. Bintang masih dengan tatapan khawatirnya dan juga datar menatap kearah Putri serta Natya.
"Putri. Gue abang lo kalau lo lupa. Bilang sama gue lo sakit apa!?"
"Abang kok bentak Putri Sih. Putri salah apa sama abang. Putri cuma mau ngecek jantung Putri kedokter, soalnya tadi jantung Putri kaya habis lari maraton cepet banget detaknya." Jelas Putri.
"Emang lo habis apaan sampai detak jantung lo kaya gitu?" Tanya Bintang yang sudah tidak khawatir lagi namun berubah menjadi bingung.
"Habis ngeliat Raja senyum ke aku Bang." Jawab Putri dengan cepat.
Bintang menepuk jidatnya dan melepaskan tangannya yang mengenggam tangan Natya dan mengusap wajahnya dengan kesal. Putri yang melihat abangnya bertingkah begitu hanya menatap dengan bingung, sedangkan Natya menghembuskan nafasnya.
"Kalian berdua kenapa?" Tanya Putri pada Bintang dan Natya.
"Mau nyate lo, terus dijual dipinggir jalan." Jawab Natya.
"Natya sama abang Jahat banget sih sama Putri." Putri melepaskan tangan Natya dan berlari keluar rumah.
Namun baru beberapa langkah Putri malah menabrak Raja yang ingin mengantarkan gue pemberian ibunya.
BRUK
kue yang dibawa Raja jatuh tepat didepan Raja dan Putri. Putri pun menatap kue itu dengan terkejut dan setelah itu menatap kearah Raja yang menatapnya datar.
"Maaf." Ucap Putri dengan takut-takut dan menundukan kepalanya karena Ekspresi Raja yang terlihat mengerikan dan tubuh Putri yang mulai gemetar karena takut dan menahan tangis dari tadi.
Raja menghela nafasnya dan setelah itu mengusap rambut Putri yang membuat Putri kembali mengangkat kepala dan menatap kearah Raja yang tersenyum dengan indahnya.
"Udah gak papa. Kalau udah terjadi ya mau gimana lagi." Raja tersenyum dengan tulus dan Jantung Putri kembali berdetak dengan kencang.
"Tapi beneran gak papa. Kuenyakan sayang jadinya kebuang gara-gara aku. Jadinya cuma Alam yang bisa makan kue." Ucap Putri menatap sedih kue yang jatuh itu.
"Alam,itu siapa." Tanya Raja dengan kebingungan.
"Kecoa peliharaan aku yang aku gak tau jenis kelaminnya Betina atau Jantan." Jawab Putri dengan wajah yang lugu.
Raja langsung tertawa dan Putri yang terkejut saat mendengar tawa Raja. Bahkan bisa dibilang Putri menjadi patung seketika.
Sedangkan didalam Rumah Bintang dan Natya mengintip dari jendela. Natya yang tersenyum dan Bintang yang menatap Tajam.
"Awas aja kalau dia cuma kasih harapan palsu ke Putri. Gue cinjang hidup-hidup tu anak terus gue kasih keikan peliharaan gue."
Natya langsung menatap Bintang dengan Ngeri. "Oppa sadis amat."
"Gue bukan Kakek lo. Kucing."
######

Komento sa Aklat (241)

  • avatar
    Abd RahmanIman Damia

    i love this apps

    17d

      0
  • avatar
    GusaMuhamad

    aku ingin daimom ff

    19/08

      0
  • avatar
    RidwanDeden

    good novel

    07/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata