logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Separuhku

Dari hari ke hari pikiranku semakin tidak menentu. Galau, susah fokus, sering mendadak cosplay menjadi Kang halu. Nah, kalau yang di-halu-in itu cerita kayak penulis penulis novel, mungkin cepat jadi duit. Ini enggak. Sekadar keinginan bersama Kak Aldin yang terlalu ngadi-ngadi.
Kalau saja aku bisa berterus terang tentang perasaan ini, barangkali hari-hariku akan jauh lebih indah. Bisa de Javu pacaran versi aku yang sekarang.
Sayangnya, tidak semudah itu. Aku sadar harus berpikir waras dengan perasaan yang tidak mau tegas. Karena ... aku bukan satu-satunya wanita yang kemungkinan  jatuh hati pada Kak Aldin. Saingan banyak, hampir semua berakhir ditolak. Itu yang dibilang Kak Arhan kemarin.
Andai cerita dalam novel dan FTV tentang musuh jadi cinta itu relate .... tapi mana ada?
"Ngelamun lagi!" Ucapan tegas Kak Arhan membuatku tersentak. Entah, sejak kapan dia menjadi pengamat yang baik sekaligus pengganggu.
"Ngelamunin Aldin? Mending juga diungkapin kalau kamu naksir, Cha!" lanjutnya sebelum tertawa.
Sembarangan mulutnya ngomong!
Lagi, kesambet apa Kakak cakep satu ini? Hanya mendengar cerita kalau aku pernah bertemu dan chat sama Kak Aldin, jadinya malah kayak Emak-emak kena tilang pak polisi. Ribet. Aldin terustopik utama.
"Nggak bisa dong, Kak. Aku ini kan musuhan sama dia!" tegasku,. Langsung berdiri berkacak pinggang di hadapannya, yang sekarang duduk setengah rebahan di sofa.
"Terus apa masalahnya? Kan, bisa minta maaf!" balas Kak Arhan santai.
"Ogah!" Aku lalu duduk di sebelah Kak Aldin. "Aku ini masih waras, Kak! Harus ngejar-ngejar dia, kayak udah nggak laku nikah aja!"
Kak Arhan langsung memperbaiki duduknya. "Terus, gimana kalau Aldin diambil orang?"
Aku menunduk, ingat beberapa waktu lalu Kak Aldin menulis postingan yang intinya tentang mantan. Tulisan itu untuk seseorang berinisial D. Namun, dua hari kemudian, laki-laki penulis itu sedang bucin dengan inisial I. Entah siapa lagi.
"Aku nggak bisa terus terang, Kak. Nggak mungkin suka sama Kak Aldin!" ucapku pada akhirnya. Meski tidak ada air mata setetes pun, hati tetap sakit dan sesak.
Kak Arhan yang semula diam menyimak, langsung berdiri dan melangkah ke arah pintu. "Kalau gitu biar Kakak yang ngomong soal perasaan kamu!"
Eh, apa?
"Kak, Jangan!" Aku gerak cepat sebelum terlambat. Memegang tangan Kak Aldin, berusaha menahan supaya tidak pergi. Apa jadinya kalau Kak Aldin tahu semua ini, aku pasti lebih dibully habis.
"Icha, Kakak nggak habis pikir ya sama kamu. Maunya apa, sih? Suka sama seseorang nggak berani terus terang. Eh, dibantuin ngomong nggak boleh juga!" Kak Aldin menepis tanganku pelan, lantas duduk lagi seperti tadi.
Aku menghela napas dalam, coba meredam sedikit emosi orang yang sudah seperti Kakak kandungku ini. "Icha mohon, Kak. Jangan katakan apa pun soal ini!"
Sudah aku bilang, kan, musuh jadi cinta itu relate tidak ada. Kalau ketahuan aku suka sama Kak Aldin, toxic dia bakal lebih parah.
°°°°
Malam ini aku kembali manggung, mengisi acara opening festival band yang diselenggarakan salah satu komunitas peduli musik Indonesia, di ibu kota.
Seperti para penyanyi yang memiliki keahlian memainkan alat musik sebagai pengiring lagunya sendiri, aku pun begitu. Ditambah pakaian tomboi. Celana jeans, kaos putih polos yang dilapisi hem garis-garis warna seduhan teh, dan beberapa aksesoris sebagai pemanis. Lebih dari cukup untuk dikatakan sempurna.
"Baiklah, untuk penampilan pertama memeriahkan acara pada malam hari ini, kita sambut; Icha!" Lantang suara pembawa acara mempersilakan aku naik ke panggung.
Riuh tepuk tangan dari penonton, mengiringi setiap langkah. Aku tersenyum, berusaha percaya diri agar para peserta juga mengikuti jejakku nantinya. Berusaha tidak gugup, sehingga bisa memberikan penampilan semaksimal mungkin di hadapan ratusan orang. Tiba di atas panggung, berbincang sejenak dengan pemandu acara.
"Selamat malam, Icha."
"Iya, Kak. Malam."
"Wow, kayaknya ada yang beda nih dengan penampilan malam ini?"
Aku tertawa pelan melihat pemandu acara mirip Ivan Gunawan itu berjalan memutar sambil meneliti penampilanku. Sementara yang satu lagi pura-pura mikir dengan pandangan takjub. Duhh, lebay banget deh. Perasaan tidak ada yang berbeda. Sama saja.
"Oh iya, memang ada yang beda!" Seperti kejatuhan emas dari lampu kristal, pembawa acara yang tadi pura-pura mikir seketika berseru menjawwb. "Gitarnya!"
"Nah, benar banget! Kalau biasanya manggung tu sambil main gitar warna hitam metalik, kali ini putih!" sahut yang mirip Ivan Gunawan.
"Kalau boleh tahu ini gitar baru, ya, Kak Icha?"
Cuma masalah ganti gitar langsung heboh!
"Iya, Kak. Hadiah ulang tahun beberapa hari lalu!" jawabku asal. Sekilas melihat jauh ke depan, Kak Aldin duduk sambil tersenyum penuh arti.
Mati aku, bisa ketahuan kalau diam-diam suka sama dia. Gitar ini pemberian Kak Aldin, terus sekarang aku gunakan terang-terangan di hadapannya.
"Wow, hadiah ulang tahun! Boleh tahu dong kira-kira gitar secantik ini dari siapa?"
"Iya, kira-kira siapa sih, Kak Icha?"
"Rahasia, Kak!"
Aku hanya tersenyum simpul saat jawabanku disambut ciye-ciye dan duitan penonton. Berjalan ke arah mix, aku langsung memetik gitar. Malesin banget basa-basi.
"Lagu ini saya persembahkan untuk seseorang di sana, terima kasih selalu ada untuk saya, dan melengkapi separuh hidup yang belum sempurna." ucapku, sebelum menyanyikan lagu berjudul Separuhku Kamu.
Bersama deras hujan dari langit malam
Kutitipkan perasaan yang berantakan
Untukmu pengisi mimpi-mimpi
Kepadamu penguasa cita cinta
Aku hampir tak tahu lagi
Bagaimana harus melupakanmu
Sudah jauh berlari
Hatiku tetap kembali
Separuhku kamu
Hanya bisa berharap dari kejauhan
Berusaha biasa saja di setiap pertemuan
Meski rindu
Separuhku kamu
Sadar diri tak mungkin jatuh hati
Berharap lebih itu pahit
Semoga saja kamu peka
Setelah lagunya berakhir, aku turun dari panggung. Kak Aldin masih senyum-senyum seperti orang agak laen. Lah, kenapa dia? Emang lagu itu untuknya? Pedenya ketinggian kalau iya.

Komento sa Aklat (665)

  • avatar
    ZᴇʀᴏKɪɴɢ

    nice app

    1d

      0
  • avatar
    RayraChrisyra

    lucuu bingitt

    2d

      0
  • avatar
    Lilis Liss

    baukk

    12d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata