logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Suami yang tidak punya perasaan

Hari ke 04:
Suami yang tidak punya perasaan
Di malam itu sepertinya rena tertidur di sofa pada saat sedang menunggu ferdi pulang, di pagi hari rena pun terbangun.
"Sepertinya semalam aku tertidur," Gumam rena dalam hati dan lalu dia beranjak ke kamar, di dalam kamar dia tidak melihat ferdi.
"Apakah mas ferdi tidak pulang tadi malam?" Tanya rena dalam hati, lalu rena pun mencoba untuk menghubungi ferdi.
Panggilan pertama tidak ada di jawab oleh ferdi, lalu rena pun mencoba lagi namun panggilan kedua pun tidak di jawab, "Kamu dimana sih mas?" Gumam rena dalam hati lalu dia pun mencoba lagi untuk yang ketiga kalinya.
Ferdi terbangun dari tidurnya oleh nada dering dari handphone nya dia mendapati telepon dari rena namun ferdi tidak menjawab nya dia malah mematikannya.
"Loh kok malah di matiin?" Gumam rena dalam hati, lalu dia pun mencoba lagi namun handphone ferdi tidak aktif.
"Kok tidak aktif? Ya Allah kamu kenapa sih mas?" Rena tampak kebingungan dalam hatinya di penuhi dengan pertanyaan, apa yang terjadi? Dan dimana ferdi berada?
***
Jeni yang tidur di sebelah ferdi pun sudah terbangun, dia menutupi tubuh nya yang tanpa sehelai pakaian dengan selimut.
"Siapa yang telepon mas?" Tanya jeni
"Rena, tapi tidak aku angkat,"
"Kok tidak di angkat? Dia pasti sedang cemas,"
"Ah biarkan saja dia,"
Lalu jeni menempelkan tubuhnya pada tubuh ferdi yang juga tidak mengenakan sehelai pun pakaian.
"Mas, lalu kapan kamu nikahin aku?"
"Segera mungkin, jadi kamu tenang saja ya,"
"Lalu bagaimana dengan istrimu mas?"
"Aku akan segera menceraikannya,"
"Benarkah?"
"Iya, aku akan menceraikan istri yang tidak berguna itu,"
Mendengar hal itu jeni tampak senang, dalam hatinya berkata... "Bagus, sebentar lagi aku akan menjadi istri mas ferdi, dengan begitu aku bisa menikmati seluruh kekayaannya, tidak sia-sia aku mengorbankan kehormatanku,"
Begitu besarnya keinginan jeni untuk menjadi istrinya ferdi sehingga dia rela mengorbankan segalanya yang penting ambisinya bisa tercapai.
***
Rena yang hatinya masih tidak tenang, mencoba untuk menghubungi ferdi namun handphone nya masih belum juga aktif, lalu rena pun memutuskan untuk pergi ke kantor ferdi.
Pada saat hendak pergi tiba-tiba handphone nya berbunyi ternyata itu adalah telepon dari dewi.
"Halo wi," Ucap rena
"Halo ren, kamu lagi apa?"
"Aku mau pergi ke kantor mas ferdi wi,"
"Loh emang ada apa ren?"
"Mmmm semalam ferdi tidak pulang,"
"Apa? Ferdi tidak pulang?"
"Iya wi, aku telepon tapi handphone nya tidak aktif, perasaan ku tidak enak jadi aku berniat untuk pergi ke kantornya,"
"Ya sudah kalau begitu aku temenin kamu ya,"
"Tidak usah wi, aku pergi sendiri saja,"
"Jangan, pokoknya aku harus ikut sama kamu, kamu jangan dulu pergi aku ke rumah kamu sekarang juga,"
"Ya sudah terserah kamu deh wi,"
Beberapa menit kemudian dewi sudah tiba di rumah rena, setelah itu mereka pun langsung pergi menuju kantor ferdi.
Sedangkan ferdi, tampak sedang asik bersama jeni, mereka terlihat sedang bermesraan di kantornya.
"Mas, aku mau ngomong sesuatu sama kamu," Ucap jeni yang sedang duduk di pangkuan ferdi
"Kamu mau ngomong apa?"
"Aku sudah berikan segalanya untuk kamu mas, jadi kamu mau ngasih apa sama aku?"
"Kamu mau nya apa?"
"Mmmm apa ya?"
"Bilang saja, apa pun yang kamu minta pasti aku berikan,"
"Beneran mas?"
"Iya,"
"Kalau begitu aku pengen rumah,"
"Mmmm boleh, nanti aku belikan rumah untuk kamu,"
"Kamu serius mas?"
"Iya aku serius,"
"Wah terimakasih ya mas," Jeni sangat senang lalu mereka pun berciuman.
Di saat yang bersamaan rena dan dewi yang sudah tiba di kantor langsung bergegas masuk ke ruangan ferdi, dan alangkah terkejutnya rena saat melihat ferdi yang tengah asik bermesraan dengan jeni.
"Apa-apaan ini mas?" Tanya rena, serentak ferdi dan jeni pun sangat terkejut
"Rena, mau apa kamu ke sini?"
"Jawab aku mas! ini maksudnya apa? Kamu selingkuh mas?"
"Kalau iya memangnya kenapa?"
"Kamu tega sama aku mas," Rena pun menangis, dan tiba-tiba jantungnya terasa sakit, sepertinya penyakit rena kambuh, tangan rena memegang dada kirinya sambil menahan sakit.
"Ya Allah ren kamu kenapa?" Dewi terlihat panik melihat keadaan rena,
"Dewi, sebaiknya kamu bawa dia pergi, aku tidak mau dia sampai mati di kantorku," Ucap ferdi
"Kamu memang tidak punya perasaan, kamu tega lakukan ini pada istrimu sendiri," Hati dewi di penuhi dengan amarah dengan perlakuan ferdi tersebut.
Beberapa saat kemudian rena pun pingsan, dewi tampak tambah panik lalu dengan bantuan karyawan ferdi, rena di gotong menuju mobil, setelah itu dewi pun membawa rena ke rumah sakit.
Kejadian tersebut membuat seluruh karyawan di kantor ferdi terheran, sehingga hal itu menjadi topik pembicaraan mereka saat ini,
"Eh ada apa sih?" Tanya salah satu karyawati ferdi
"Sepertinya pak ferdi kepergok sedang selingkuh,"
"Hah masa sih? Memang nya pak ferdi selingkuh sama siapa?"
"Ya siapa lagi kalau bukan jeni,"
"Ih tega banget ya, aku gak menyangka pak ferdi orang nya seperti itu,"
"Iya, aku jadi kasihan sama bu rena istrinya pak ferdi,"
Akibat kejadian tersebut suasana di kantor pun saat ini terasa mencekam.
****
Di rumah sakit, rena tampak nya sudah siuman, dewi yang dari tadi merasa cemas kini sedikit lega.
"Alhamdulillah kamu sudah siuman ren,"
"Aku dimana wi?"
"Tadi kamu pingsan, jadi kamu aku bawa ke rumah sakit,"
Lalu rena teringat pada kejadian tadi saat dia menyaksikan ferdi yang tengah asik bermesraan dengan jeni
"Wi, aku tidak menyangka mas ferdi tega berbuat seperti itu padaku," Rena pun menangis
"Kamu yang kuat ya ren," Sebagai sabatnya, dewi sangat memahami apa yang di rasakan rena saat ini, dewi pun merasa kesal dan marah melihat kelakuan ferdi pada rena namun dia tidak bisa berbuat apa-apa.
Setelah itu dewi mengantar rena pulang, setelah tiba di rumah, rena meminta dewi pulang karena saat ini rena kepengen sendiri dulu, dewi pun mengerti dan lalu dia pulang.
***
Di malam hari ferdi pulang ke rumah, namun dia tidak sendiri dia datang bersama jeni.
"Mas kenapa kamu bawa wanita ini ke sini?" Rena menunjuk ke arah jeni
"Memangnya kenapa? Aku ke sini hanya untuk mengambil barang-barang ku,"
"Kamu serius mas mau ceraikan aku?"
"Ya aku serius, aku akan segera mengurus semuanya,"
"Tega kamu mas, kamu tinggalkan aku hanya demi wanita ini," Rena menunjuk jeni lagi
"Haha asal kamu tahu saja, jeni jauh lebih baik dari pada kamu yang penyakitan dan tidak berguna,"
Mendengar hal itu hati rena sangat sakit
"Ya Allah mas, kamu tega berkata seperti itu sama aku,"
"Ah sudah lah," Setelah selesai mengemas barang-barangnya ferdi pun hendak pergi
"Ayah, ayah jangan pergi!" Bulan menghampiri ferdi mencegahnya untuk pergi, namun ferdi malah mendorong bulan hingga jatuh.
"Ya Allah mas kamu tega mendorong anakmu sendiri,"
Ferdi tidak mempedulikannya, dia pun melangkah ke luar, lalu jeni menghampiri rena dan berbisik
"Rena kamu terlihat menyedihkan, seharusnya kamu sadar diri hidupmu itu tidak lama lagi haha," Lalu jeni pun pergi
"Kamu memang wanita yang tidak punya hati," Tiba-tiba jantung rena kambuh lagi, napasnya pun terasa berat
"Bu, ibu tidak apa-apa?" Tanya bulan yang terlihat panik, tapi rena tidak menjawab setelah itu rena pun tidak sadarkan diri.

Komento sa Aklat (139)

  • avatar
    MarbunRani

    mau kelanjutan nya dong

    5d

      0
  • avatar
    MashaMaritsha

    Sangat keren dan tidak membosankan

    6d

      0
  • avatar
    KullbetWahyu

    baguss. sanggar

    17d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata