logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bulan Bintang 100 Hari

Bulan Bintang 100 Hari

shu-dhans


Penyakit jantung

Rena adalah seorang wanita yang sejak kecil sudah di didik menjadi orang yang mandiri, sebagai anak tunggal dia di tuntut untuk menjadi seorang wanita yang tegar dan berani, tidak bergantung pada orang lain apa lagi semenjak kedua orang tua nya meninggal dia harus bisa mengerjakan segala sesuatu nya sendiri, rumah yang kini dia tempati adalah harta satu-satunya peninggalan orang tua nya.
Rena menikah dengan seorang pria pengusaha kaya yang bernama ferdi, meskipun kaya namun ferdi terbilang pelit, bisa di bilang orang nya terlalu perhitungan namun rena selalu mengerti akan hal itu, ya sebisa mungkin rena harus mengatur masalah keuangan karena ada satu aturan yang di buat ferdi yaitu jangan berlebihan dalam hal berbelanja apapun.
Rena mempunyai 1 orang putri, yang bernama bulan yang duduk di kelas 3 SMA, sebagai anak tunggal bulan sedikit manja terutama pada ibunya.
Pukul 04:30 seperti biasa rena sudah bangun untuk melaksanakan shalat subuh dan dia juga selalu membangunkan suaminya,
"mas bangun, sudah subuh!"
"ah aku masih ngantuk," Jawaban nya tetap sama seperti biasanya ferdi selalu enggan untuk melaksanakan shalat subuh, ya walau pun begitu rena tetap saja selalu mencoba untuk membangunkan nya.
Selesai shalat subuh rena hendak membangunkan bulan,
"Sayang bangun, shalat subuh dulu, setelah itu mandi ya,"
"Mm iya bu,"
setelah itu rena menuju kedapur untuk memasak, seperti biasa rena memasak nasi goreng sebagai sarapan untuk suami dan anaknya.
Sarapan kini sudah siap di meja makan, lalu beberapa menit kemudian bulan yang sudah siap dengan seragam sekolahnya dan di susul oleh ferdi dengan stelan jasnya yang sudah siap pergi kekantor, kemudian mereka menyantap nasi goreng yang di siapkan rena, setelah itu mereka pun berangkat.
"Bu, aku berangkat ya," Bulan mencium tangan ibunya.
"Iya sayang, mas hati-hati di jalan ya!"
"Iya," Jawab ferdi singkat.
Sebelum ke kantor, ferdi biasanya mengantar bulan ke sekolah terlebih dahulu, ya begitulah dari pada mempekerjakan seorang supir ferdi lebih memilih dia sendiri yang mengendarai mobil untuk mengantar anaknya ke sekolah, jangankan supir mempekerjakan asisten rumah tangga saja dia merasa rugi, ya begitulah ferdi menurut dia percuma punya istri kalau masih membutuhkan asisten rumah tangga.
Terkadang rena merasa lelah, bagaimana tidak rumah yang lumayan besar itu dia urus sendiri, dari bersih-bersih menyapu dan mengepel dia sendiri yang mengerjakannya.
Pada saat rena menyapu halaman tiba-tiba dadanya terasa sakit
"Aduh.. Kenapa sudah 3 hari ini dadaku sering sakit begini," Ucapnya dalam hati lalu rena pun duduk sejenak sambil memegang dada sebelah kirinya, napas nya terasa sesak kepalanya sedikit pusing, setelah beberapa menit rasa sakit di dadanya pun mereda, napas nya juga mulai normal kembali, lalu rena pun meneruskan menyapu halaman rumahnya itu,
"Sepertinya aku harus ke dokter untuk periksa," gumam rena dalam hati.
Pukul 12:30 setelah melaksanakan shalat dzuhur rena hendak menjemput bulan, setelah kembali ke rumah rena berniat pergi ke dokter untuk periksa.
"Bu, ibu mau kemana?" Tanya bulan
"Ibu mau keluar sebentar," jawab rena yang sengaja tidak mengatakan kalau dia hendak pergi ke dokter karena takut anak nya akan khawatir.
"Aku ikut bu,"
"Jangan sayang, kamu di rumah saja ya,"
"Mmmm ya sudah,"
Dan lalu rena pun pergi.
Saat menemui dokter rena langsung mengutarakan keluhannya bahwa sebenarnya dada nya sudah lama terkadang terasa sakit tapi sudah 3 hari ini rasa sakit nya sering sekali terasa. Setelah di periksa dan ternyata sesuatu hal mengejutkan dokter
"Dok, sebenarnya saya sakit apa?" Tanya rena penasaran.
"Ibu mengalami pembengkakan pada jantung,"
"Apa? Apakah dokter tidak salah?"
"Saya tidak salah bu, ini hasil tesnya," Dokter itu pun menunjukan hasil rontgen nya, dan lalu berkata lagi.
"Pembengkakan pada jantung ibu sangat parah, dan menurut perkiraan saya di lihat dari kondisi jantung ibu saat ini, hidup ibu hanya sebatas 100 hari lagi dari sekarang.
Rena sangat terkejut mendengar hal itu.
"Dokter serius?"
"Ya bu, saya serius,"
Rena pun tidak bisa berkata apa-apa lagi.
setelah pulang kerumah rena hanya berdiam diri saja di kamar, mendengar hidup nya tidak lama lagi rena sangat terpukul, dia tidak bisa berhenti memikirkan hal itu hatinya masih belum bisa menerima kenyataan pahit yang menimpa pada dirinya itu.
Lalu bulan menghampirinya.
"Bu, ibu kenapa kok dari tadi melamun terus?" Tanya bulan putri nya itu.
"Mmmm nggak sayang, ibu tidak apa-apa,"
"Tapi kok ibu kelihatan bingung, seperti sedang banyak pikiran?"
"Ngga kok, ibu tidak memikirkan apa-apa," Rena mencoba menutupi wajah sedihnya dengan senyuman, bagaimana pun juga dia tidak mau putrinya sampai tau kalau dia sedang sakit.
"Bu lihat, di pelajaran matematika aku dapat nilai 100,"
"Oh ya, wah hebat dong, berarti putri ibu pandai berhitung,"
"Tapi tidak perhitungan, hehe," merekapun tertawa.
"kamu bisa aja,"
Saat malam hari, rena berniat untuk memberitahu ferdi tentang penyakitnya itu.
"Mas, ada yang ingin aku katakan,"
"Apa?"
"Tadi siang aku ke dokter,"
"Mau apa kamu kedokter?"
"Untuk periksa, sudah 3 hari ini dadaku sering sakit, dan ternyata jantungku mengalami pembengkakan yang cukup parah,"
"Apa? Apa tidak salah?"
"Tidak mas, dan menurut dokter di lihat dari kondisi jantungku saat ini hidupku tidak akan lama lagi, hanya sebatas 100 hari lagi dari sekarang,"
Mendengar hal itu, ferdi hanya terdiam dan tidak berkata apa-apa lagi.
"Mas, lalu apa yang harus aku lakukan?"
"Aku tidak tahu, pikirkan saja sendiri, aku capek mau tidur,"
"Mas, kok kamu gitu sih sama aku?"
"Terus aku harus apa?"
"Ya cari solusi gitu mas gimana caranya supaya aku bisa sembuh,"
"Solusi apa? sudahlah terima saja nasibmu itu,"
"Ya Allah mas, kamu gitu amat sih sama aku,"
"Ah aku capek, mau tidur,"
Ucapan ferdi tersebut membuat hati rena sangat sakit, ferdi seakan tidak peduli pada dirinya, apakah begini sikap seorang suami pada istrinya yang sedang sakit, apakah dia juga tidak peduli jika memang rena di takdirkan untuk tidak berumur panjang, batin rena menjerit, yang saat ini dia rasakan adalah marah, kesal, sedih, namun rena tidak bisa melakukan apa-apa lagi hanya menangis yang saat ini bisa dia lakukan.
Pikiran yang kacau membuat rena tidak bisa tidur, satu-satunya cara agar dia bisa merasa tenang adalah dengan berdo'a kepada Allah swt.

Komento sa Aklat (139)

  • avatar
    MarbunRani

    mau kelanjutan nya dong

    5d

      0
  • avatar
    MashaMaritsha

    Sangat keren dan tidak membosankan

    6d

      0
  • avatar
    KullbetWahyu

    baguss. sanggar

    17d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata