logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Belum Usai

Almira POV
Tas ransel ku bawa kemari dalam kondisi tipis pulang jadi mengembung dengan oleh-oleh dari Novia. Gara-gara kebelet mau ngga mau harus balik lagi kan. "Pagi Pak,"ucapku saat berpapasan dengan Aufa. Mau tak mau harus menyapa mengingat dia masih dosen ku kan. "Hmm,"ucap Aufa.
"Sok cool banget sih,"ucapku keluar begitu saja dari bibir ku. "Anda lupa siapa yang lebih cool Nona Almira? Saya atau Anda,"tanya Aufa ku abaikan sembari mempercepat langkah. "Terlalu cepat berjalan terkadang juga bis
"Akh aduh duh,"ucapku merutuki kenapa juga jalan mau ke dermaga ada lubangnya segala. Ngga ada kerjaan lain kah selain nge gabut ngga jelas begitu? Mata ku menangkap kumpulan beberapa orang yang tengah menunggu di dermaga hanya ku tatap sejenak. Heh besok lagi aku liburan tidur aja gin di kost.
Lebih bahagia sambil tunggu beberapa hari sampai masuk. Lebih bahagia tanpa terganggu apa-apa. "Lama ya Al,"ucap Ayesha. "Sekalian. 3 jam ngga sebentar,"ucapku santai. "Almira jangan panik ya kalo cuaca buruk,"ucap Novia memelukku erat. "Ngga panik kok Bu. Cuma pingsan,"ucap Ayesha. "Kak udah mau pulang kah,"ucap Naina menghampiri kami. "Ya begitulah Dek. Selamat liburan ya,"ucapku.
"Bu,"ucapku menyalami Aisha. Jangan salah paham dirinya semenjak insiden waktu itu sepanjang malam tak henti memastikan ku baik-baik saja. Jadi kenapa ngga terimakasih coba sudah merawat ku. Paling imbas nya
Hatchi
Itu maksudnya. "Hati-hati ya kalian,"ucap Ayana tersenyum lebar. "Mas Aufa ngga mau ngomong,"tanya Gifari membuatku refleks menaikkan sudut bibirku. "Weh bibirnya Mbak. Dia masih dosen kita loh,"ucap Ayesha mencubit pelan pinggang ku. "Hati-hati,"ucap Aufa membuatku refleks mengucapkan bodo amat tanpa suara.
"Al please lah. Ngga mau kena pelajaran etika aku,"ucap Ayesha. "Pak Aufa kenal dengan mereka,"tanya Novia. "Bu. Pak Aufa dosen kami hehe,"ucap Ayesha. "Astagfirullah kalian ini. Tau dosennya kan ngga usah repot-repot nyewa penginapan,"ucap Novia seperti yang di ceritakan Ayesha.
Seperti kedua orangtua ku, guru itu orang yang memberi kami ilmu pengetahuan. Perantara ilmu datang nya dari guru. Makanya mereka juga sangat memuliakan keberadaan guru begitu juga dengan dosen. "Ngga papa Bu. Kami juga kan berlibur ke sini,"ucap Gifari. "Bu pamit ya. Assalamu'alaikum,"ucapku sebelum naik ke speedboat mengabaikan wajah sok cool Aufa.
Aku ngga ada hubungannya dengan nya jadi akan lebih baik kalo tidak peduli. "Almira kamu kayaknya udah di tandai sama keluarganya Pak Aufa ya,"ucap Ayesha. "Sembarangan. Mumpung cuma kita berdua ini di sini. Aku mau nanya serius. Siapa yang bantu aku kemarin?,"tanyaku.
"Masih itu lagi. Biar kamu tanya sama turis turis. Jawabannya tetap sama. Dosen kita, Aufa Afkar Falah. Ayolah Al dia hanya membantu,"ucap Ayesha. "Kenapa ya begitu? Aku aja sudah malas bertemu karena kayak ngga mau mood ku ambyar tapi malah kek hah.
Baru di omeli lagi. Kan lebih ngga mungkin aku cuma diam meratapi Maira yang jatuh kecemplung gitu aja. Aku juga baru ingat ngga bisa berenang waktu sudah dapat Maira. Di situ kayak pasrah sudah aku berusaha sembari menerapkan 3T,"ucapku melirik Aufa masih berdiri di dermaga sendiri.
"Pak Aufa kenapa dia ngga kunjung nikah ya,"tanya Ayesha. "Mana ku tau. Mungkin jodohnya ngga semulus karier nya,"ucapku. "Ah ya mungkin. Eh kemarin aku sudah minta file kakak tingkat laporan mereka. Kita harus berusaha di semester 6 ini. Kemarin aku sudah coba crosh check di lapangan. Ada perusahaan yang cocok untuk makhluk kayak kita Al.
Siapa tau bisa terbantu nanti,"ucap Ayesha. "Kita barengan lagi ya zheyenk PKL nya,"ucapku. "Iyalah pasti itu. Meskipun kamu kadang ngajak kelahi tapi tetep temen ku dari masuk kuliah tau Al,"ucap Ayesha malah berkaca kaca. "Ngga sampai nangis juga maksud nya Sha. Udah weh setidaknya kamu ngga pernah bosan temenan sama aku sampai nenek nenek,"ucapku.
"Harus lah,"ucap Ayesha tersenyum lebar. "Kalo aja kita ngga sama-sama sesat di kampus. Mungkin ngga kenal kan,"ucapku. "Jelas, apalagi modelan yang jarang suka ngobrol dengan orang baru kayak kita,"ucap Ayesha. "Agenda setelah libur ngapain Sha,"tanyaku menghindari bahasan memilukan.
"Kebiasaan ngga mau nangis makanya ubah topik. Kalo aku sih mau lanjutin drama Korea lah. Daeng Kim Soo-Hyun udah beberapa hari ngga ku tonton. Kasihan hyung pasti kangen ngga liat aku,"ucap Ayesha mulai kambuh. "Salah tanya aku. Aku mau persiapan berkas aja lah,"ucapku. "Sudah ku siap kan tinggal minta tanda tangan Pak Aufa selaku kaprodi kan,"ucap Ayesha.
"Pak Aufa lagi masya Allah. Bayangan disuruh minta tanda tangan itu loh masih jelas,"ucapku. "Dibilang sabar telaten aja. Lagian umur mu masih terlalu muda jadi kemungkinan buruk itu ngga mungkin Al. Berusaha tetap baik-baik saja,"ucap Ayesha ada benar nya.
"Sejak kapan beliau naik jabatan itu,"ucapku sebal. "Lah bisanya baru tau Almira. Kan pernah di share di grup kan. Beliau sekarang yang jabat Kaprodi gantikan Kaprodi lama, Bu Leni yang pensiun,"ucap Ayesha. "Aku kira itu halu nya anak jurusan. Kaprodi barunya Pak Aufa. Nanti kamu yang chat buat janji temu kalo gitu,"ucapku.
"Kamu aja Al. Kamu kan jauh lebih berpengalaman chat dosen. Aku aja ngga pernah chat. Paling temen ku yang ku suruh chat. Aman aja kok tetap bersikap profesional Almira. Kayak yang barusan ku bilang. That is impossible,"ucap Ayesha.
"Laki-laki Bee,"ucapku tersenyum simpul. "Aku ngga pintar susun kata-katanya,"ucap Ayesha. "Aku aja yang buat kata-kata nanti kamu yang salin kirim ke Pak Aufa,"ucapku. "Bener juga. Okelah eh sadar ngga sih Al kamu dari tadi secara ngga sadar bisa lawan fobia tau,"ucap Ayesha.
"Ngga fobia juga cuma kalo cuaca buruk masih terngiang berita insiden kecelakaan speedboat,"ucapku jujur bersandar santai sembari memasang kacamata menghalau sinar matahari yang masuk. "Nanti pas balik sekalian ambil uang buat bayar kost yuk Sha,"ajakku. "Boleh, sekalian aku mau cari sarung tangan lateks,"ucap Ayesha.
"Punya ku masih ada dua kotak Sha. Ngga usah melakukan hal yang ngga perlu deh. Lagian sarung tangan lateks ngga ku pakai semuanya juga kan. Ngga butuh penolakan,"ucapku final. "Nanti ku ganti uang mu,"ucap Ayesha. "Sejak kapan aku buka jasa simpan pinjam? Ngga ngga. Pake aja,"ucapku santai.
"Ngga mau pokoknya. Kamu kan beli pake uang juga. Liat aja nanti,"ucap Ayesha membuatku menurunkan sandaran ku sembari mengambil posisi nya berbaring. Ngga ada habisnya kalo bahas masalah barang kepemilikan kayak gini. "Al kira-kira kita bisa kayak Pak Dimas sama Bu Ayana ngga ya. So sweet tau sama-sama punya profesi.
Apalagi Bu Ayana dinikahi waktu masih kuliah tapi bisa konsisten. Kuliah oke rumah tangga beres,"ucap Ayesha. "Hmn langgeng. Aku malah pengen kayak Bu Aisha sama Pak Gifari. Pak Gifari kalo di depan anak cucunya humoris tapi romantis kalo di depan Bu Aisha. Eh udah weh kita kok malah bahas pasangan hidup,"ucapku.
"Sekali kali. Kamu ngga mual kah Al baca buku di atas kendaraan,"tanya Ayesha. "Nggak lah. Sha kalo kamu ngga tidur kalo udah mau dekat pelabuhan kasih tau ya,"ucapku menangkup buku di atas wajahku. "Eh malah tidur lagi,"ucap Ayesha. "Daripada pingsan liat langit sudah mulai gelap"ucapku terjun ke alam mimpi.
-^-
Landasan pacu di bandara tampak mengkilat usai hujan bersemayam seharian. Kali ini aku sudah sangat mengantisipasi kedinginan dengan memakai hoodie. Ngga ada malu dua kali ketiduran sampai lupa kayak kemarin.
Ku lirik jam tangan yang menunjukkan waktu keberangkatan membuatku segera melangkah menuju pesawat. Sudah seperti melewati karpet merah saja menampilkan fashion musim dingin ala Almira Adya Kartika. Meskipun agak berbeda dari biasanya yang kelewat minimalis.
"Almira bantuin. Sudah lemes badan ku,"ucap Ayesha membuat acara berkhayal ku usai begitu saja. Hanya tampilan pakaiannya saja yang menunjukkan dia tengah berlibur. Tapi dari raut wajah dan kondisinya sangat tidak memungkinkan bisa dikatakan usai berlibur.
Ayesha tampak sangat lelah ku taruh satu lengannya di pundak ku berlalu mendekati burung besi yang masih terparkir. "Kamu ini kayak habis mabuk aja Sha,"ucapku. "Baca buku bikin mual tau. Habis isi perut ku termuntah di pelabuhan. Ajaran sesat kamu Al,"ucap Ayesha membuatku terkekeh pelan.
"Ngga mau bawa kantong plastik,"tanya ku. "Ish kira mu. Kayaknya kalo aku mual yang ada satu pesawat ikut mual. Karena udaranya ngga ganti,"ucap Ayesha. "Baru nanti tone nya. Ku hamil duluan sudah tiga bulan
Bugh
"Ngga begitu konsepnya,"ucap Ayesha sudah kelewat sebal. "Loh iya. Dulu tiap ada yang masuk angin di kelas ku, anak cowok nya langsung nyanyi lagu itu,"ucapku. "Sembarangan. Kamu berdosa banget mau kena karma kek nya,"ucap Ayesha. "Amit- amit,"ucapku terkekeh. "Anak siapa kira-kira ya. Masa Revan?,"ucapku membuat Ayesha mencubit pinggang ku gemas.
"Akh kejamnya kamu Sha. Lah kamu itu jelek betul kalimat mu. Ku doakan kamu nikah muda Al,"ucap Ayesha membuatku tergelak kencang. "Doa mu coba yang lebih positif kenapa sih. Kalo pun ada pilihan nikah muda, pasti lebih ku pilih nggak lah,"ucapku. "Eh eh. Doa orang terdzolimi ini,"ucap Ayesha membuatku tergelak kencang.
"Apa lagi? Aku kan baik hati dan tidak sombong membantu. Mbak tolong Mbak. Teman saya bahu nya agak sengkleh eh maksudnya lemas,"ucapku begitu hendak naik tangga naik pesawat. Dirinya tak bisa berhenti menggerutu sepanjang tangga pesawat membuatku terkekeh geli.
"Ck bikin malu aja,"ucap Ayesha berdecak. "Impas ya waktu itu aku yang malu gara-gara tidur sampai kayak orang tidur mati ngga di ingatin,"ucap ku menyusul nya di belakang. "Mbak tempat saya dimana ya,"tanyaku menyodorkan tiket yang ku pegang. "Di bagian sini Mbak,"ucap pramugari mengarahkan ke deretan tempat duduk di depan Ayesha.
"Lah kita terpisah,"ucapku. "Bukan kamu mesen biar angka sebelum sesudah kah,"tanya Ayesha masih berdiri enggan duduk pada tempat masing-masing. "Memang tapi konyolnya aku lupa ngga itung,"ucapku sebal. "Ngga papa dah. Nanti kalo kangen tinggal nengok,"ucap Ayesha membuatku segera berlalu mengambil tempat paling dekat dengan jendela pesawat.
Mengoleskan minyak di bagian pergelangan tangan dan kaki, sembari memposisikan diri dengan bantal leher senyaman mungkin. "Al sudah mendem kah kamu,"ucap Ayesha mengundang kekehan dari seorang perempuan seusia ku yang berjarak satu kursi. "Ha? Bahasa mu ngga ada yang lebih bagus lagi kah Cinta,"tanyaku menahan malu.
"Bukan gitu. Cuma memastikan nanti kalo sudah sampai jangan lupa ingat kan ambil uang buat bayar kost,"ucap Ayesha. "Insya Allah kalo masih ingat,"ucapku menutup mata sembari merapalkan doa. "Al Almira,"ucap Ayesha yang terus saja ribut membuat bacaan doa yang ku baca teracak acak. "Ck apalagi weh?,"tanyaku.
"Kamu tadi sudah masukkan tas kecil isi jilbabmu kah,"tanya Ayesha membuatku terkesiap. "Kenapa ngga ingatin dari tadi sih. Coba kamu hubungi Ibu dulu sebelum pesawat berangkat,"ucapku panik berdiri di tempat duduk ku. "Bilang kayak mana. Minta tolong siapa kalo gitu?
Mana jilbab mu sangat terbatas lagi. Boleh ngga ya minta tolong sama Ibunya Naina,"ucap Ayesha. "Alah ngawur lagi. Mending paket kan aja biar aku yang bayar ongkir nya ngga papa,"ucapku turut panik. Seperti yang ku katakan, aku sangat minimalis. Bahkan untuk jilbab hanya punya 6 warna saja.
Dan 5 nya itu yang tertinggal di penginapan. "Kata Ibu iya Al. Biar nanti di paket kan aja. Sementara pake jilbab ku aja Al. Aku ada kok beberapa,"ucap Ayesha membuatku menghela nafas lega. "Nanti lah. Huh sudah mau lepas jantung ku ya Allah,"ucapku kembali bersandar pada kursi.
Sembari menutup mata. Kali ini benar-benar khusyuk hingga pesawat yang mulai berjalan saja seolah tengah berayun pada masa kecil. Hingga tanpa sadar kembali terjun lagi ke dunia mimpi. Rasanya perjalanan ku hanya banyak termakan di alam mimpi saja.
"Almira,"
"Apa sih Sha,"ucapku enggan beranjak hanya membuka suara aja. "Aih ngga enaknya kalo ngga sebelahan. Mana bisa tidur selama penerbangan Al,"tanya Ayesha. "Tinggal kamu baca doa tutup mata. Ngga lama tidur. Cukup Sha kamu panggil lagi ngga akan ku jawab,"ucapku sebelum akhirnya mataku benar-benar terpejam lekat. Mengabaikan panggilan usilnya yang terus-terusan semakin mengganggu.

Komento sa Aklat (284)

  • avatar
    Joni Parmam

    sipppppppp

    10/06

      0
  • avatar
    WulandariDea

    cerita nya sangat bagus bangett

    09/03

      0
  • avatar
    전 정국Solehati

    cerita nya sangat menarik, tokoh nya juga sangat bagus. saya menyukai nya

    07/12

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata