logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bagian 03 || Di bully

Beberapa menit kemudian, Lavina selesai mengerjakan soal matematika yang ada di papan tulis. ia menatap tajam Fey dan juga Satria, Lavina mendudukkan dirinya di kursinya.
"Awas aja ya nerd, gua bakal buat lu sengsara nanti." gurutu Lavina. Floe teman sebangku nya mendengar ucapan Lavina.
"Harus lebih sengsara malah." celetuk Floe. Lavina mengangguk.
Bu Devi menjelaskan soal yang Lavina kerjakan, banyak yang salah yang ia kerjakan, Lavina menatap Satria dan anak tersebut menatap dirinya hingga tersenyum miring.
"Lo kali ini menang, tidak dengan nanti." gumam Lavina.
*****
Jam pelajaran matematika telah selesai, pelajaran selanjutnya adalah penjaskes. para murid berhamburan keluar kelas untuk mengganti baju olahraga.
Fey mendiam diri di kelas, karena ia tidak mempunyai baju olahraga. kelas begitu sepi tidak ada teman-temannya, hanya Fey seorang yang berada di dalam kelas.
"Hallo nerd." ucap Mieke tiba-tiba.
Fey menoleh ke arahnya, ia menatap jelas ke arah orang yang menyapa dirinya, Fey menggunakan kacamata karena mempunyai mata minus. jadi harus menatap jelas apalagi dengan lawan bicaranya berjarak jauh.
Fey mempunyai minus jarak jauh dari umur 6 tahun, ia selalu memainkan laptop nya untuk bermain game dan menonton film, dia tidak menyadari hari makin hari matanya mempunyai gangguan.
Ibu nya mengantarkan dirinya ke dokter mata terdekat, agar segera bisa di tangani olehnya.
"Nerd, lu gak denger kita?" Lavina menghampiri dirinya.
"Mungkin si nerd lagi buta sekarang." Mieke tertawa nyaring di kelas diikuti oleh teman-temannya kecuali Radit.
Fey berdiri dari duduknya, ia menatap tajam ke arah Lavina.
"Gua bakal bales perbuatan lu." Fey tersenyum miring ke arahnya, Lavina tertawa saat mendengar ucapannya.
"Gak bakal bisa, lu siapa gua emang? so-soan mau tau kehidupan gua."
Fey tidak menjawab ucapannya ia kembali mendudukkan dirinya.
"Gua bakal mem–" ucapan Lavina terpotong dengan kedatangan guru olahraga.
PRIITT
Suara peluit begitu nyaring, guru olahraga sudah di depan pintu kelas.
"Cepat ke lapangan, yang lain kemana?" ucap Pak Asep, ia merupakan guru olahraga di sekolahan.
"Lagi di kamar mandi pak." ujar Mieke.
"Okay." Pak Asep mendudukkan dirinya di kursi depan, ia menunggu anak muridnya mengganti pakaian.
selang beberapa menit semuanya kumpul di dalam kelas, semua memakai baju olahraga kecuali Fey, ia belum membelinya.
"Itu kenapa gak pake baju olahraga." tunjuk Pak Asep.
"Dia mis–"
"Anak baru Pak." Satria memotong ucapan Lavina, ia mendecih sebal ke arahnya.
"Oh okay."
"Kenapa gak di hukum? dia kan gak pake baju olahraga, kemaren aja Mieke di hukum sama bapak, gara-gara gak pake baju olahraga." ketus Mieke.
"Tapi kan dia anak baru bego!!" bentak Satria.
"Harus di hukum juga lah." celetuk Lavina.
"STOP!! Mieke maju sini, push up 20×." pinta Pak Asep.
"Ko saya sih Pak? harusnya si nerd lah." Mieke memberontak dirinya tidak terima di hukum.
"SEKARANG!!" teriak Pak Asep penuh dengan penekanan.
Mieke memutarkan bola matanya malas, ia segera maju ke depan untuk push up, Mieke melakukan push up yang di perintahkan Pak Asep. sesudah push up Mieke kembali duduk.
"Ayok ke lapangan." ajak Pak Asep.
"Okay Pak." semua murid berdiri lalu pergi ke lapangan.
"Fey, gua ngebela lu bukan karena gua kasian, tapi gua gak tega rasanya orang yang di bully, apalagi sama mereka." ucap Satria tangannya menunjuk ke arah Lavina dan geng nya.
"Boleh aku berteman?" pinta Fey, Satria mengangguk.
"Satria." ia tersenyum ramah ke arah Fey.
"Feylicia." Fey membalas senyuman Satria.
"Ciee temenan nih." goda Luna sambil menyenggol badan Fey.
"Apa sih Luna, ayok ke lapangan deh." mereka berdua mengangguk, lalu pergi ke lapangan walaupun yang lain sudah berbaris di lapangan.
Luna, Satria dan Fey sudah berbaris dalam satu barisan, walaupun di suruh oleh Pak Asep hanya 1 barisan berisi 7 orang. kebanyakan dari mereka tidak mau bergabung dengannya.
"Gak ada yang masuk ke barisan Luna? itu yang di pojok kanan, gabung sini." perintah Pak Asep menunjuk ke barisan yang berada di paling ujung kanan, mereka menggeleng kepala. artinya tidak mau 1 barisan dengan Fey.
"Gak apa-apa Pak, bertiga juga udah pas," ujar Satria. Pak Asep mengangguk lalu memulai pemanasan sebelum olahraga.
"Sekarang olahraga bermain basket, perhatikan cara mainnya." ucap Pak Asep sambil menjelaskan materi kepada muridnya.
Sesudah menjelaskan materi, Pak Asep menyebutkan namanya satu persatu suruh memperagakan gerakan yang sudah Pak Asep ajarkan.
"Sekarang giliran Fey." panggil Pak Asep, Fey membangunkan duduk nya, lalu menghampiri Pak Asep dan mengambil bolanya.
"Si nerd kalo gak bisa ketawain ya guys." hina Lavina, semuanya mengangguk menuruti perkataan Lavina.
"Okay siap Fey, mulai!!" Fey melakukan main basket nya dengam baik yang sudah Pak Asep ajarkan. teman-temannya menatap tidak percaya dengannya.
Lavina menatap benci ke arah Fey, kenapa anak tersebut bisa melakukannya. ia merasa gagal untuk mentertawakan nya.
"Sudah Pak." ucap Fey, dengan nafas tergesa-gesa, Fey menatap sekilas ke arah Lavina yang di sadari menatap benci ke arahnya.
Dengan cepat Fey melemparkan bola basket bertepatan dengan muka Lavina, seketika Lavina terkejut dengan lemparan bola yang Fey lempar.
"Heh!! gak sopan lu nerd!!" pekik Lavina.
"Lu yang gak sopan, Jalang!!" Fey tersenyum miring lalu kembali ke tempat duduknya. Lavina seketika terdiam dengan ucapan Fey.
"Kurang hajar tuh si nerd." ketus Radit, Lavina menatap tajam ke arah Fey.
"Jambak aja, cuman si nerd gak usah takut." Lavina mengangguk mendengar ucapan Floe.
Lavina berdiri dari tempat duduk nya, lalu menghampiri Fey yang sedang mengobrol dengan Luna, Lavina dengan cepat menjambak rambut Fey dengan keras sampai Fey meringis kesakitan.
"Aww..." ringis Fey, ia berdiri dari duduk nya lalu menjambak balik rambut Lavina.
"Aww...perih nerd!!" teriak Lavina yang kesakitan rambutnya di tarik keras oleh Fey.
Lavina mengalah ia melepaskan jambakan tersebut, begitu juga dengan Fey melepaskan jambakannya juga.
"Lu berani sama gua, HAH?!" bentak Lavina, semua nya menatap ke arahnya menyaksikan pertunjukan pembullyan tersebut.
"Gak."
"Cih dasar cupu." Fey tidak terima dengan ucapan Lavina, ia menendang perut Lavina dengan kuat, sampai Lavina terhuyung ke belakang.
BUUGGH
Lavina terjatuh karena tentangan dari Fey, semuanya menatap kaget, begitu juga dengan Pak Asep yang menyaksikan pertengkaran tanpa memisahkan. dengan cepat Pak Asep menolong Lavina.
"Lavina bangun." Pak Asep menepuk pipi Lavina dengan pelan, agar ia bisa terbangun dari pingsannya.
Kepala Lavina berlumuran darah, Mieke histeris menatapnya karena ia begitu khawatir dengan keadaan Lavina.
"Lavina berdarah Pak." tunjuk Mieke, Pak Asep dengan cepat membawa Lavina ke uks.
Semua menatap Fey penuh kebencian, semuanya membubarkan dirinya dari lapangan. karena jam olahraga telah selesai.
Pak Asep yang di sadari sudah mengantarkan Lavina ke uks, ia menghampiri Fey.
"Fey, ikut bapak ke ruang bk." Fey mengangguk pasrah, hari pertamanya sudah kena ruang bk.
"Saya ikut, biar jadi saksi," ujar Satria, Pak Asep mengangguk kemudian pergi menuju ruang bk.
Satria dan Fey pergi ke ruang bk untuk menyelesaikan masalahnya, Luna hanya kembali ke dalam kelasnya. karena Satria melarangnya untuk ikut.

Komento sa Aklat (341)

  • avatar
    ApriliantiRika

    ditunggu banget buat season 2 semangattt!!!!!

    09/05/2022

      0
  • avatar
    Imaniar

    sangat menarik dan seru semoga season 2 secepatnya ada dan sukses selalu buat kamu

    27/04/2022

      0
  • avatar
    Syahirah

    jalan cerita yang sangat menarik

    13d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata