logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Buku diary

Winda kasihan melihat adiknya yang sedang menggigil kedinginan sejak kejadian semalam , Reno menjadi demam. Dokter sudah pulang 10 menit yang lalu
“Kata dokter, reno baik-baik aja cuma butuh istirahat yang cukup. papa udah telfon sekolah reno kalau hari ini dia ngga bisa masuk” Adi menjelaskan
“Kalau gitu papa berangkat kekantor dulu win, kamu jagain adik kamu” lanjutnya
“Iya pa”
Ketika papanya sudah berangkat, winda duduk disamping adiknya yang sedang terbaring lemah. Sambil mengelus rambut Reno untuk menenangkan, winda berfikir sejak mama mereka meninggal banyak sekali hal aneh yang terjadi dirumah ini. Sebenarnya ada apa ini, winda juga tidak habis Fikir kenapa mama menghantui mereka.
Bi imah masuk kekamar Reno sembari membawa bubur untuk dimakannya, Reno terbangun dengan elusan tangan bi imah
“Makan dulu den” bi imah menaruh bubur itu diatas nakas, Reno hanya mengangguk sebagai respon, Setelah selesai membantu Reno untuk duduk bi imah kembali mengambil bubur yang tadi ditaruhnya diatas nakas
“Saya suapin ya den” tawar bi imah
“Ngga usah bi, saya bisa sendiri” Tolak Reno halus
“Yaudah den ini buburnya, saya kebelakang dulu kalau ada apa-apa panggil saya aja” Bi imah berjalan keluar dari kamar Reno
Reno menghela napas lelah, Tadi malam benar-benar menakutkan. Bagaimana tidak, dia melihat dengan jelas sosok yang menyerupai mamanya datang, Dia teringat dengan perkataan gema dan Randi.
Apa dia harus menceritakan semua ini kepada kedua temannya, siapa tau mereka punya solusi untuk permasalahannya.
Segera reno menelfon gema menyuruhnya datang kerumah nya setelah pulang sekolah bersama Randi , dan gema menginyakan permintaan reno.
Sepulang sekolah gema dan Randi menepati janjinya untuk datang kerumah Reno, Setelah dibukakan pintu oleh bi imah keduanya berjalan kelantai dua untuk menuju kamar Reno
“Eh lo kenapa?” Gema langsung duduk disamping Reno, Randi pun ikut duduk pada kursi belajar Reno
“Demam gue” Jawab Reno
“Iyasih tadi malam itu hujannya deras banget” Sahut Randi “lo habis hujan-hujanan apa gimana kok bisa demam gitu?” Lanjutnya
“Itu dia yang pengen gue omongin sama kalian, mau percaya atau engga yang penting gue udah kasi tau kalian” Reno mendesah pelan, Gemo dan Randi bertukar pandang “Apaan? ceritain coba, Gue jadi penasaran nih”
“Gue tadi malam dihantuin arwah nyokap gue “ Terang Reno “Ini udah yang ke beberapa kalinya” Lanjutnya
“Hah gila sih” Randi terkejut ,
“Gue berani sumpah sama kalian, tadi malam tuh horor banget dia datangin gue” Reno menatap satu persatu sahabatnya
“Mungkin dia cuka kangen sama lo ren, kan mama lo yang dekat sama beliau” Gema menenangkan mencoba untuk berpositif thinking
“Awalnya gue juga Fikir bgitu” Sambil menunjukkan isi chat yang tadi malam dikirim dengan nomor mamanya “Nih kalian liat”
“Serius nih ren? ya kali orang yang udah meninggal bisa main hp” Randi tersenyum masam
“Iya gue juga fikirnya begitu. Tapi setiap gue nerima pesan-pesan dari nomor nyokap gue, Pasti arwahnya bakalan datang. Gue ngga tau deh cuma gue yang dihantui atau semua orang dirumah ini juga, Tapi yang pasti tadi malam itu asli gue sampai ngeri kalau ngingat itu” Reno menjelaskan,
“Gue sih percaya ren, itu sebabnya gue nanya kemarin disekolah” Gema menepuk pundak Reno , Randi mengangguk sebagai jawaban setuju pada pertaan gema

Diruangan yang berbeda , Winda terlihat mencari sesuatu dikamar sang papa. Entah apa yang dia cari, Dia Juga tidak tau yang pasti dia harus mencari sesuatu yang bisa men jelasin kenapa mamanya bisa seperti itu, Setelah lama menggeledah winda menemukan sebuah buku kecil dia menemukan buku itu didalam sebuah kotak yang berisi foto-foto lama mama dan papanya sewaktu masih muda , Buku itu berwarna cream yang sudah lusuh. Jelas sekali buku Ini sudah lama tersimpan, buku diary itu memiliki sampul bergambar jendela, Dengan gembok yang masih terpasang rapi dipinggir nya.
Segera winda membawa buku diary itu keluar menuju kamarya. Setelah mengunci pintu kamar winda bergegas duduk dimeja belajarnya. mencoba membuka gembok diary itu tapi hasilnya nihil, Gembok itu terlalu kuat
“Aduh, rusakin aja deh” Winda bergumam sendiri , Berjalan keluar kamar untuk mencari alat yang bisa membantunya membuka gembok itu.
Setelah beberap saat winda kembali ke kamarnya dengan membawa obeng dan tang di tangannya, Berahap ini bisa membantunya membuka diary itu.
Dengan sekuat tenaga winda mencoba merusak gembok itu, Berkali-kali dia menghela napas gusar.
Akhirnya buku diary itu terbuka, Dihalaman pertama tertulis nama mayang Ratnasari . Itu adalah nama mamanya sewaktu belum menikah dengan papanya.
Lembar kedua kosong, Winda kembali membuka lembar ketiga seperti buku diary pada umumnya. Dilembar ketiga ibunya menuliskan segala keluh kesah nya
“Jakarta 7 September 1987
Aku takut, Ibu memaksaku masuk kesebuah perkumpulan yang misterius. Dia berkata aku harus menggantikannya saat aku berusia 17 tahun dan besok umurku sudah 17. Apakah aku harus mengikuti perintah ibu?
Mayang Ratnasari “
Winda mengernyit, pantas buku diary ini begitu lusuh ternyata buku ini sudah dimiliki oleh mamanya jauh sebelum menikah dengan papanya.
Winda kembali membuka lembar selanjutnya
“ Jakarta 7 September 1987
Ibu membawaku kesana, Di sana sangat menakutkan. Aku ternyata tidak bisa lari dari ibu
Kini aku sudah jadi bagian dari mereka.

Mayang Ratnasari”
Siapa mereka? siapa yang dimaksud mamanya, Mamanya pernah bercerita jika mama dan papanya menikah saat usianya berumur 20 tahun.
Kemana oma membawa mamanya pergi. Winda bigung ini semua terlalu ambigu, Belum sempat winda membuka halaman berikutnya
kreng..krekk
Gagang pintu kamarnya bergerak seperti ada seseorang yang ingin memaksa masuk. Buru-buru winda memasukkan buku diary itu kedalam laci meja belajarnya
“Siapa?” Winda berteriak
Tapi tidak ada jawaban, Hanya gagang pintu yang terus bergerak
“Renooo!!” Winda kembali berteriak. Gagang pintunya berhenti bergerak, Tiba-tiba suasana menjadi sunyi entah kenapa perasaan winda menjadi semakin tidak enak.
Dengan perlahan winda mendekati pintu , Mencoba untuk tidak bersuara dengan pelan winda membuka pintu ternyata tidak ada siapa-siapa.
Winda mengarahkan pandangannya kesana kemari mencari seseorang yang mungkin sudah iseng mengerjainya, tapi hasilnya di nihil disana tidak ada seorangpun
“Bi imah” winda berteriak,
“Reno” Tidak ada jawaban, Lalu siapa tadi?

Komento sa Aklat (247)

  • avatar
    RosdianaDian

    bagus

    06/08

      1
  • avatar
    HudaSofwan

    bagis

    14/07

      0
  • avatar
    MaulanaRachmad

    I like this

    23/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata