logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Pertemuan Wallace Dan Suzi

Suzi memberanikan diri untuk melangkah maju ke arah pria yang mirip dengan kekasihnya itu dengan wajahnya yang telah di basahi air mata.
"Wilber," suara panggilan Suzi dengan mata berair.
Mendengar ada suara panggilan Wallace menoleh ke arah suara itu berada, di saat Wallace melihat Suzi yang asing baginya dia menatap penuh dengan penasaran, seorang gadis yang sedang menatapnya dengan penuh kesedihan..
"Wiber, akhirnya kau kembali," ucap Suzi yang berlari ke arah Wallace dan memeluknya dengan erat.
"Sudah 3 tahun kau pergi begitu saja, aku sangat merindukan mu selama ini, kenapa kau tidak datang mencari ku?" sebut Suzi yang menangis dengan histeris sambil memeluk Wallace.
Bukannya menjauhi dari Suzi tapi Wallace malah terdiam dan membiarkan gadis yang dia tidak kenal itu memeluk dan menangis dengan histeris.
"Wilber, jangan pergi lagi!aku tidak bisa tanpa mu!" kata Suzi yang menangis tanpa berhenti.
Setelah beberapa menit kemudian Suzi melepaskan pelukannya dan mencium bibir Wallace.
Wallace yang di cium oleh gadis itu membulatkan matanya besar-besar.
Suzi mencium bibir Wallace tanpa melepaskannya, sementara Wallace yang biasa menjauhi diri dari wanita kini malah hanya pasrah.
"Ciuman ini seperti...," batin Wallace.
Tidak lama kemudian Wallace pun menjauhkan dirinya dengan mendorong Suzi.
"Anda sudah salah mengenal orang, aku bukan orang yang kau cari," ucap Wallace yang mendorong Suzi.
"Wilber, ada apa dengan mu? aku adalah Suzi," kata Wilber dengan menangis histeris.
"Anda salah mengenal orang, nama ku bukan Wilber," sebut Wallace yang melangkah pergi ke arah lain.
"Wilber, ada apa dengan mu? apa kau ada kesulitan lainnya sehingga kau berpura-pura tidak mengenal ku?" tanya Suzi yang ikuti langkah pria itu.
"Jangan mendekatiku! apa kau ingin mengoda ku? oleh karena itu kau mengunakan trik ini, trik yang sangat murahan" bentak Wallace yang menghentikan langkahnya.
"Wilber, apa yang kau katakan? kau mengalami kecelakaan pesawat dan aku telah mengira kau sudah meninggal dan hari ini kau malah berpura-pura tidak mengenal ku, kenapa kau begitu kejam pada ku?" sebut Suzi dengan histeris.
"Alasan yang luar biasa, tidak sedikit wanita yang mengunakan trik untuk mendekati ku, jangan mengira tangisan mu itu bisa membuat ku kasihan pada mu" kecam Wallace.
"Tuan Pan," suara panggil David yang muncul di sana.
"Tuan Pan, Nona ini?" tanya David yang melihat ke arah Suzi.
"Coba kau ulangi lagi perkataan mu" ucap Suzi dengan menatap kecewa ke arah Wallace.
"Tidak perlu bersusah payah mengunakan cara tipuan ini untuk mendekatiku, air matamu tidak berguna bagi ku, banyak wanita mendekati ku hanya demi uang," balas Wallace dengan tatapan kesal.
Plak..
Tamparan dari Suzi mengenai wajah Wallace.
Tamparan yang di lakukan oleh Suzi tentu membuat David terkejut.
Sementara Wallace bukan merasa marah melainkan merasa muncul perasaan yang aneh terhadap gadis itu.
"Wilber Yang, selama tiga tahun kau menghilang tanpa kabar, aku mengira kau sudah meninggal akibat ledakkan pesawat di saat kau ingin kembali ke swedia, aku merindukanmu setiap saat selama tiga tahun ini, dan aku sangat gembira di saat melihat mu lagi, tapi semua ucapan mu malah membuat hati ku sakit, aku tidak menyangka kau sudah berubah, dengan mengunakan cara ini untuk membuang ku, kau sangat hebat, kau bukan lagi Wilber yang ramah dan bersikap lembut, kau sudah berubah" kata Suzi dengan mengeluarkan air matanya tanpa berhenti.
"Nona, ini ada kesalahpahaman, Tuan kami bernama Wallace Pan bukan Wilber," jelas David.
Di saat Wallace melihat tangisan Gadis itu dia merasakan kepedihan di hatinya dengan tatapan dalam ke arah Suzi.
"Wilber Yang, jika ini yang kau mau aku akan pergi, kau bukan lagi Wilber yang dulu baik padaku, kau bukan dia lagi," kata Suzi dengan kesedihan yang mendalam dan menoleh ke arah lain pergi meninggalkan Wallace
Wallace yang melihat air mata Suzi merasakan tusukan di hatinya, secara tiba-tiba merasakan ada perasaan familiar terhadap gadis itu.
"Tuan Pan, anda tidak apa-apa? dia begitu berani menampar mu tadi?"
"Aku sudah lelah mari kita ke hotel!" kata Wallace yang berjalan ke arah lain.
"Baik Tuan Pan," jawab David dan kemudian ikuti langkah atasannya itu.
Suzi berlari tanpa berhenti dengan sambil menangis mengingat semua perkatan pria tadi, setelah tiba suatu tempat Suzi pun menghentikan langkahnya.
"Wilber, kenapa kau begitu kejam pada ku? jika ingin berpisah maka katakan saja kenapa mengunakan cara ini untuk menyakitiku? apa salah ku sebenarnya? apa salah ku sebenarnya?" batin Suzi dengan menangis histeris.
"Tiga tahun aku mengira kau sudah meninggal, ternyata kau masih hidup tapi kau telah berubah, dan tidak berniat untuk mencari ku dan pergi begitu saja, apa yang membuat mu begitu kejam terhadap ku? apa desakan dari keluarga mu atau kau sudah menikah?" gumam Suzi dengan hati yang terluka.
Setelah menangis selama setengah jam Suzi pun berjalan menuju ke rumahnya dengan berlinang air mata dan kekecewaan yang mendalam.
Sementara Wallace kembali ke hotelnya, dengan kejadian tadi bukannya membuat dia kesal melainkan rasa iba di hatinya.
Di malam itu Wallace duduk di sofanya sambil mengingat kejadian tadi siang.
"Siapa dia? kenapa aku malah merasa dia sangat familiar? padahal aku belum pernah bertemu dengannya," batin Wallace sambil mengingat tangisan gadis itu.
Sepanjang malam Wallace hanya duduk di sofa sambil menghabiskan minuman anggurnya. dengan pikiran yang kusut karena wajah gadis itu muncul di dalam pikirannya.
Duduk bersandar dengan menarik nafas yang panjang, perasaan binggung dan aneh serta merasakan sedih campur menjadi satu.
"Kenapa aku bisa membayangkan dia terus? dia bukan wanita pertama yang mengoda ku, selama ini aku merasa muak pada wanita yang mendekati ku, tapi kenapa ciumannya malah membuat ku aneh seharusnya aku marah padanya tapi kenapa aku tidak bisa marah atau pun benci terhadapnya?" batin Wallace sambil menghabiskan minuman yang di gelasnya.
Setelah menghabiskan minumannya Wallace pun kembali ke kamarnya. di saat dirinya ingin memejamkan mata dia terbayang ciuman dari gadis itu.
"Kenapa aku malah terbayang ciuman wanita itu?" gumam Wallace dengan mengusap wajahnya.

Komento sa Aklat (168)

  • avatar
    KIZKA DEKA RAMADANIJAZZ

    yaa

    22/08

      0
  • avatar
    WijayaSusi

    bagus

    22/08

      0
  • avatar
    Eem Mbrott

    bagusdss

    19/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata