logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab1. Satu Juta Dapat Apa?

"Aku pernah merasa menjadi tokoh protagonis dalam cerita hidupku, merasa paling tersakiti, namun ternyata aku salah. Justru akulah tokoh Antagonis yang paling sering menyakiti"
[Asoka- Mata Cuan]
***
Asoka POV:
Dua puluh tiga tahun menjadi seorang gadis yatim piatu yang dibesarkan oleh kedua Orang tua yang baru ku tahu ternyata mereka adalah kakak sepupu jauh Ibu kandungku.
Orang tua yang kolot, dan sering melarangku melakukan banyak hal. Nggak boleh main ini! Nggak boleh main itu, rasanya duniaku sangat monoton dan membosankan.
Apakah menjadi gadis desa memang harus seperti ini? bukankah Negri kita sudah merdeka? lalu kenapa pikiran kedua orang tuaku masih sangat kolot?!
"Nduk, kamu kapan pulang? sudah lama loh kamu ndak pulang?" Kata sebuah suara serak di sebrang telepon sana, namanya Rukmini. Beliau ibu angkatan.
Ibu Rukmini saat ini berusia hampir 50 tahun, selain aku ibu juga memiliki 3 anak lainya yang semuanya perempuan dan sudah menikah. Tersisa aku saja yang belum, hufft.
Ibu Rukmini orangnya lemah lembut namun sangat disiplin dan pintar mengelola uang, saking pintarnya dulu sewaktu aku sekolah ibu tidak akan mau membelikan sepatu baru sebelum beliau liat sendiri alas sepatuku telah berlubang dan jebol.
Bayangkan sendiri coba, usiamu 13 tahun seragam mu biru tua, sabuk yang kamu kenakan adalah warisan dari kakakmu. Tas mu dari Sewaktu Sekolah Dasar dan Sepatumu jebol bawahnya, tiap hari sekolah jalan kaki dengan jalanan masih bebatuan, kamu harus hati-hati melihat namun jika kamu terlalu pelan sekolahmu akan terlambat.
Hey! bukankah seharusnya setiap desa sudah memiliki jalan beraspal? mengapa di desaku tidak? dimana kau sembunyikan anggaran dana aspalku hah? bedebah!
Betapa kesalnya aku, saat lagi-lagiSetelah ibu bilang "Nak, sepatumu masih bagus. Beli lain kali saja" ah tapi ke-esokan harinya adik bungsuku memamerkan tas baru, padahal tas lamanya masih sangat bagus.
Ah Iya, aku kan sedang di telfon ibuku.
"Dalem bu? maaf tadi Soka lupa, ibu tanya apa tadi bu? "
"Wes kamu itu loh, sukanya ngelamun. Kamu kapan pulang nak? Jogja- Cilacap nggak jauh to nak?" Kata Ibu lagi, kali ini suaranya nampak terdengar kesal.
"Bukanya nggak mau pulang bu, tapi Soka belum punya banyak uang buat pulang" Kataku sembari memainkan kabel handset, gigiku mulai menggigit-gigit kecil kuku jari telunjukku.
"Ya tapi bu, Soka belum punya uang. Uang Satu juta yo ndak cukup to bu buat pulang kampung" Elakku, ah coba bayangkan. Kamu memiliki uang satu juta dan harus membawanya untuk pulang kampung, sementara si desa kamu punya keponakan-keponakan kecil yang banyak, di kasih satu harus dikasih semua ya nggak cukup noh. Belum uang transportasi, belum uang buat ngasih ke orang tua belum juga uang buat nenek-kakekmu di desa. Cukup? ya tidak dong!
"Ibu, bapakmu ndak butuh uang mu nak. Kamu pulang wae kami sudah sangat senang nak, kami itu kangen kamu nak." Kata Ibu, kini suaranya semakin serak. Apakah ibu sekarang jadi cengeng?
"Bu, bukan begitu maksud Asoka, maksudnya Asoka baik bu, Asoka pengen pulang nanti kalau sudah dapat uang banyak. Setidaknya Asoka pulang bisa jajanin ibu yang enak-enak, bisa beliin ibu beras, bisa beliin ibu baju baru. Pokoknya yang bagus-bagus yang ndak ada di desa bu. Ya bu ya" Kataku membujuk Ibu agar mau mengerti.
"Yowes, sak karepmu nak. Ibu tutup dulu telepunnya, takut pulsane habis. Assalamu'alaikum" Kata ibu lalu segera menutup telefon, sebentar. Bukanya tadi yang nelfon aku duluan ya? otomatis pulsaku dong yang habis? Astaghfirullah.
"Kenapa kamu pagi-pagi ngomong sendiri?" Tanya Ika, teman kos ku yang lain. Ia adalah seorang guru TK yang sangat menjaga kebersihan, hanya saja kadang mulutnya kelewatan jujur.
"Gila? butuh obat" Tambahnya, tuhkan baru juga di batin.
"Ya kali gila, mulut astaghfirullah. Sana mbak buruan kerja, aku mau lanjutin ngomong sendiri" Jawabku cemberut, ya kesal aja coba.
Ika tertawa sembari berpamitan, didepan gerbang seorang lelaki berseragam coklat bak baju PNS telah menunggunya, ah tapi sayang Ika dijemput menggunakan motor Mio. Ahh tidak mau!
***
"Mbak Aso, beli basonya satu ya" Kata salah satu siswa cowok disekolah tempatku bekerja.
"Matamu" Dalam hati, ah mana berani aku berkata sebar-bar itu.
"Mohon maaf ya adek manis, itu tempat baso ada di stand paling ujung, saya disini tugasnya menjaga kantin, menjaga keamanan dan ketertiban kantin bukan ngambilin baso anda. Kenapa ndak sekalian wae saya nyuapin, ngunyahin? " Bawas ku sarkasme, bukanya takut mereka justru tertawa terbahak-bahak.
"Mbak Aso emang moodbooster terbaik, selalu punya candaan yang bikin mood kami yang habis ulangan matematika ini jadi baik.. ahhh dunia terlihat indah berkat mbak Aso" Kata seorang anak cowok ber Nametag 'GILANG' awas kau Gilang, ku tandai kau. Mamam tuh!
"Mohon maaf ya aden-aden sekalian, ini muka saya mode galak loh." Kataku mengeluarkan aura paling seram.
"Duhhhh mau dong digalakin mbak Aso" Gelak tawa semakin terdengar riuh, jika sudah begini makan langkah terbaik adalah mengabaikan mereka dan mendekatkan diri pada sekelompok cewek hits di sekolah ini.
"Hai Kak Soka, sini kak sini" Panggil salah satu ketua geng para cewek. Kalau tidak salah namanya Maya. Dia adalah salah seorang anak pengusaha batik paling terkenal di kota ini.
"Ni kak," Katanya memperlihatkan sebuah foto seorang lelaki eropa.
"Lumayan, pacar Mbak Maya kah?" Kataku, bukanya menjawab Maya justru tertawa dan bisa kalian tebak teman-temannya pun seketika ikut tertawa padahal dimana letak lucunya? dimana?
"Kak Soka lucu deh, ini tuh Uncle Noel, adiknya Papah. Ganteng nggak kak? " Kata Maya lagi, aku hanya mengangguk. Ganteng, tajir kayaknya ah tapi kalungnya, penonton kecewa deh.
"Besok Uncle bakalan sampai Jogja, Maya kenalin ke kakak mau? kakak jomblo kan?" Kata Maya sontak membuat otakku ngelag.
Maya aneh banget, kenapa juga harus sama aku? lihatlah gaya Maya dari ujung kaki hingga ujung nirwana barang-barangnya yang dikenakan Branded semua sedangkan aku?
Brandnya Sunmor alias Sunday Morning, alias Pasar Minggu alias Loakan.
"Kenapa harus Mbak Asoka? Mbak Maya Aneh deh, mana mau Uncle Noelnya sama saya" Kataku nerendah, ya gak papa la yah kali ini langsung meroket.
"Ahhh, iya bener juga. Mbak Asoka cantik, tapi uncle kan udah biasa liat wanita cantik. Bener juga sih, ya udah deh nggak jadi. Thank's Kak Soka" Kata Maya, lalu ia dan teman-temannya pun mulai mengobrol kesana kemari membahas topik yang tentu saja tak kumengerti.
Ah dasar anak kecil, niatnya merendah untuk meroket justru di tenggelamkan kedasar jurang Tartarus.
"Ih jam tangan Rolex nya Maya baru lagi, ih kok ada ya yang modelan manis kayak gini" Kata suara teman-temannya Maya. Apa pulak lah aku tidak mengerti.
"Hufft.. " Aku menghela nafas, tak ingin terlihat semakin bodoh aku pun berdiri meninggalkan mereka beserta obrolannya yang sungguh membuatku sakit kepala.
Apakah kehidupan orang-orang kaya seperti ini?
Apa pula jam tangan Rolex? di Mirota kampus ada tuh Rolex harganya lima puluh ribu, bukan lima puluh juta macam punya Maya itu.
***
"Asoka, di panggil Kepala sekolah" Kata salah seorang Guru TU yang kutahu bernama Bu Mega, ia merupakan salah seorang guru yang sudah cukup senior disini. Aku tidak terlalu akrab namun sebagai salah seorang karyawan yang baik sebisa mungkin aku mengingat dan mengenal nama beserta wajah mereka.
Sebentar, aku dipanggil kepala sekolah? buat apa? ahh barang kali aku mau naik jabatan.
Alhamdulillah.
Seketika wajahku tersenyum sangat lebar, sepanjang perjalanan mengekori langkah kaki Bu Mega, wajahku tersenyum sangat lebar aku khawatir gigiku menjadi kering setelah ini, ah tidak apa-apa. Jabatan baru menantiku.
Selamat Asoka, selamat.
Aku tertawa dalam hati, ahhh tidak sabar.
"Cantik sih, tapi kalau ketawa-ketawa mulu jadi serem nggak sih" Bisik salah seorang guru perempuan yang tak kuingat namanya.
Cantik, tadi guru itu gibahin aku kah?
Ah, biarkan saja orang-orang berkata apa mungkin dia iri.
Iri tanda tidak mampu, iyakan Asoka.
***
Bersambung...

Komento sa Aklat (161)

  • avatar
    PerwatiNunu

    good

    23d

      0
  • avatar
    LakambeaIndrawaty

    👍👍👍

    26/07

      0
  • avatar

    mais ou menos

    07/05

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata