logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Rumah & Kenangannya

Rumah & Kenangannya

Menti Lestari


Prolog

Sudah menjadi sunnatullah bahwa segala sesuatu dijadikan Tuhan berpasang-pasangan, begitupun manusia dijadikan Tuhan dari dua jenis, yaitu laki-laki dan perempuan, yang bertujuan untuk menyatukan dan mengikat kedua insan dalam suatu ikatan yang sah.
Seorang penghulu menjabat tangan pria yang berada disebelah mempelai wanita dengan erat. “Saya nikahkan anda  Reyazka Pradipta, dengan Rasyel Maera Daeva dengan mahar uang sebesar lima puluh juta dibayar tunai.”
"Saya terima nikahnya Rasyel Maera Daeva dengan mahar uang sebesar lima puluh juta dibayar tunai," ucap pria berusia dua puluh delapan tahun itu dengan satu tarikan nafas.
“Sah?”
"Sah!"
“Alhamdulillah,” ucap para tamu undangan serta keluarga yang hadir.
Sesekali Rasyel melihat wajah pria disampingnya yang nampak pucat, Rasyel yakin pria itu pasti tegang dan gugup.
“Silahkan dipakaikan cincinnya,” ucap penghulu seraya  memberikan dua buah cincin pada Rey dan Rasyel.
Rey mengambil cincin itu dan memakaikannya di jari manis Rasyel, begitupun juga Rasyel yang memakaikan dijari manis suaminya.
Sebuah ciuman hangat dari  Rey mendarat di kening Rasyel. Untuk pertama kalinya Rasyel merasakan ciuman dari seorang pria yang kini sudah menjadi suaminya.
Kedua sudut bibir Rasyel mengembang ketika melihat gedung, dekorasi sampai hal detail yang dilihatnya sungguh ini adalah pernikahan impiannya, namun sayangnya Rasyel menikah dengan pria yang tidak ia cintai, lebih tepatnya Rasyel menikah dengan anak sahabat almarhum orang tuanya. Pria menyebalkan yang pertama kali ia temui satu bulan yang lalu.
Setelah acara selesai, Rasyel pulang bersama Rey kerumah milik Rey yang sudah dibeli pria itu sejak ia diputuskan untuk menikah dengan Rasyel. Selama perjalanan menuju ke rumah, Rasyel dan Rey tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut keduanya, mereka tenggelam dalam keheningan.
Sesampainya dirumah, Rasyel cukup takjub dengan rumah milik Rey, rumah dengan desain dan furniture yang ia sukai. Di halaman depan banyak sekali bunga yang ditanam di pot berwarna putih yang tersusun rapi, sedangkan di dalam rumah ada banyak sekali kamar, namun sayangnya kamar-kamar itu gelap tidak diberi lampu, mau tidak mau, suka atau tidak suka, Rasyel dan Rey dengan berat hati harus tidur di kamar yang sama.
Rasyel dan Rey ke dalam kamar pengantin yang sudah dihias, Rey melihat sekeliling kamar, ada banyak sekali bunga di dalam kamar, wanginya pun sangat harum.
“Ini kamar apa kuburan baru? Banyak banget bunganya,” celetuk Rey.
Entah ucapan itu sindiran atau benar-benar spontan ucapan Rey untuk memecah keheningan diantara mereka.
Rasyel enggan menanggapi ucapan Rey, ia lebih memilih membaringkan tubuhnya di tempat tidur yang dibalut oleh sprei berwarna putih yang dikelilingi oleh kelopak bunga mawar merah.
Jantung Rasyel berdebar hebat saat Rey ikut membaringkan tubuh disampingnya.
Rasyel melihat pria itu dari sisi samping, sangat tampan namun sayang, bukan Rey yang ia inginkan untuk menjadi suaminya.
Jam dinding berwarna coklat yang berada di dalam kamar menunjukkan pukul 22.00. Waktu yang tepat untuk mengistirahatkan tubuh setelah hampir seharian sibuk dengan acara resepsi pernikahan.
“Sini tidur,“ ucap Rey menyuruh Rasyel untuk tidur disampingnya.
Jantung Rasyel kembali berdebar hebat, bahkan keringat dingin pun mengalir ke seluruh tubuhnya. Rasyel merasa takut, untuk pertama kalinya ia akan tidur bersama seorang pria, meskipun pria itu sudah sah menjadi suaminya.
Kedua sorot mata Rey menatap Rasyel dingin. “Lo nggak usah takut, kita udah sah dimata agama dan negara, nggak akan digerebek sama warga,” ucap Rey yang seolah tau isi pikiran Rasyel.
Rasyel mengambil guling dan berbaring disamping Rey. “Ini batas jangan dilewatin, awas ya kalau Mas Rey ngapa-ngapain,” ancam Rasyel.
Rey menepuk kening Rasyel pelan, “Emang lo takut gue apain?”
Rasyel terdiam.
Rey mendesis, “Lo jangan geer, lo sama gue itu bisa nikah karena perjodohan yang dibuat mama gue sama almarhum orang tua lo.”
Rey membalikkan tubuhnya membelakangi Rasyel. Rasyel hanya bisa diam menatap punggung Rey. Jika bukan mama Rey yang menyuruh mereka untuk menikah karena perjodohan yang pernah dibuat antara mama Rey dan almarhum orang tua Rasyel, mungkin Rasyel akan berpikir seribu kali untuk menikah dengan laki-laki seperti Rey, apalagi selisih umur yang terpaut lima tahun.
•••••
Rey membuka matanya sayup-sayup. Rey menoleh ke samping, ia tidak melihat Rasyel tidur disampingnya. Rey segera bangkit dan keluar dari kamar.
Langkah Rey terhenti saat melihat Rasyel yang berada di dapur. "Halo, Mas Rey," sapa Rasyel.
Rey terkejut saat melihat ada hidangan di atas meja makan. “Makanan dari mana nih?” tanya Rey seraya melihat-lihat ada apa saja yang berada di atas meja makan.
“Dari tong sampah tetangga,“ jawab Rasyel seraya mencuci tangannya di wastafel.
“Serius, Syel.“
“Aku yang masak.”
Rey melihat Rasyel dengan tatapan ragu, bagaimana bisa Rasyel tiba-tiba mendapatkan bahan makanan yang lumayan banyak. “Dapat bahan-bahan makanan dari mana lo?”
Rasyel menghela napasnya, ia berjalan mendekati Rey yang berada tidak jauh dari meja makan. “Mangkanya bangun tuh pagi, jangan kalah sama ayam jago! Biar Mas Rey lihat tukang sayur yang lewat depan rumah!”
Rey tidak mempedulikan ucapan Rasyel, ia segera duduk dan mengambil makanan yang sudah dihidangkan oleh Rasyel.
Satu suapan yang masuk ke mulut Rey membuat pria itu terkejut dengan rasa masakan Rasyel. Rey harus mengakui bahwa istrinya pandai memasak.
Rasyel mengambil makanan dan ingin duduk, namun tatapan sinis Rey membuat Rasyel terdiam.
“Lo mau ngapain?” tanya Rey.
“Makan.”
"Lo mau makan disini?"
Rasyel mengangguk.
“Lo kalau makan disana aja, jangan bareng gue di meja makan,” ucap Rey seraya menunjuk kursi panjang yang berada di halaman belakang.
“Kok Mas Rey gitu sih?” ucap Rasyel tidak terima.
“Ini rumah gue, jadi suka-suka gue,” ucap Rey ketus tanpa memikirkan perasaan orang yang mendengar ucapannya.
Rasyel mendecak, ia mengambil makanan dan pergi ke halaman belakang.
Beberapa pertanyaan melintas dipikiran Rasyel, baru hari pertama menikah saja sudah seperti ini? Bagaimana hari-hari kedepannya? Apakah semuanya akan baik-baik saja?
••••••

Komento sa Aklat (121)

  • avatar
    SuryadiMuhamad

    bagus

    4d

      0
  • avatar
    KyyyKyy

    bagusss bangttt

    10d

      0
  • avatar
    Candra Muchammad

    Si rey songong amat

    14d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata