logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

THE HEALER PRINCESS

THE HEALER PRINCESS

avicennav


Bab 1 - Rencana King Stephan

Ketika raja siang sama sekali belum menampakkan diri, King Stephan telah duduk seorang diri di depan meja rendah yang dijadikannya tempat untuk menyelesaikan pekerjaan. Di meja tersebut punggung tangan kirinya bertumpu pada telapak tangan kanannya. Dari sanalah sebuah spektrum cahaya berbentuk bola melingkar berasal.
Warna cahaya itu berganti-ganti, berpendar lembut dan terlihat rapuh. Biru melambangkan air, putih melambangkan udara, merah melambangkan api, dan cokelat melambangkan tanah. Keempat elemen hidup itu telah ia kuasai sejak sebelum belajar menggunakan pedang dulu. King Stephan tahu, keempat elemen itu merupakan gabungan dari dua elemen milik ayahandanya dan dua elemen milik ibundanya. Ia memiliki keempatnya sekaligus. Dan itu adalah hal yang sangat bagus.
Telapak tangannya menutup dan ruangan kembali temaram karena satu-satunya cahaya hanya berasal dari lilin kecil di sudut tembok. King Stephan sudah memutuskan, ia akan datang sendiri ke kerajaan yang terkenal dengan hasil lautnya itu, Whitesands Kingdom. Sebagai seorang raja tentulah ia bertanggung jawab dalam mematuhi segala macam undang-undang yang kerajaan terapkan. Termasuk mengangkat seorang permaisuri sebelum usianya menginjak angka tiga puluh. Ia bisa saja mendapat permaisuri dari kalangan kerajaan atau putri-putri bangsawan keluarga raja, tapi ia tak mau. Ia menyukai tantangan, dan mungkin di Whitesands Kingdom akan ia dapatkan tantangan itu.
Tetapi tentu saja prioritasnya bukan hanya mencari permaisuri. Yang menjadi tujuannya adalah memperlebar sayap kekuasaan kerajaannya. Whitesands Kingdom, kerajaan di seberang Negeri Zouphirrow menjadi pilihan menarik. Tak hanya hasil lautnya yang memukau, hasil bumi pun sangat memuaskan. Kedua alasan itu sudah cukup membuat Whitesands Kingdom menjadi incaran kerajaan-kerajaan lain. Sayang sekali sampai saat ini kerajaan itu belum goyah. King Stephan memastikan dirinyalah yang pertama kali akan membuat kerajaan itu menyerah.
Bila Whitesands Kingdom jatuh ke tangannya, maka keuntungan yang ia dapat sangat banyak. Selain wilayah kekuasaan Lexora Kingdom yang makin lebar, nama King Stephan akan semakin dikenal dunia. Dampak positif terakhirnya adalah, rakyatnya semakin sejahtera seperti yang ibundanya harapkan.
Sinar mentari telah menembus ventilasi peraduan King Stephan, para dayang sebentar lagi akan datang setelah ia bersiap untuk melaporkan bahwa hidangan pagi telah tersedia di ruang makan. Sebelum beranjak King Stephan sudah lebih dulu memanggil tangan kanannya yang setia, Jenderal Maddhika, Jenderal perang kepercayaannya. Ia akan mendiskusikan mengenai rencananya itu dengan Jenderal Maddhika.
“Saya, Jenderal Maddhika datang untuk menghadap, Yang Mulia!” seru sang Jenderal sopan. Jenderal itu muncul setelah King Stephan menyahut.
Jenderal Maddhi membungkuk sembilan puluh derajat dengan santun. “Mohon ampun, Yang Mulia, ada apakah kiranya Anda memanggil saya?”
“Aku akan berlayar ke Whitesands Kingdom dan menyamar menjadi seorang pemburu di sana untuk mencari tahu kelemahan kerajaan itu. Bagaimana menurutmu?”
“Menyamar, Yang Mulia?” Tanpa sadar suara Jenderal Maddhi meninggi karena terkejut, pasalnya sang raja tak pernah sekalipun melakukan penyusupan. Sang raja selalu melakukan serangan secara terang-terangan.
“Selalu ada yang pertama untuk setiap hal, bukan?”
“Ah, ya. Maafkan saya Yang Mulia. Namun saya pikir penyamaran tak bisa begitu saja dilakukan. Semua orang pasti mengenali Anda meski penampilan Anda berbeda. Selain itu, bila menyamar akan menutup jalan bagi kami untuk melindungi anda dari dekat.”
“Jadi kau meragukan kemampuanku menjaga diriku sendiri, begitu?” sinis sang raja merasa terhina.
Jenderal Maddhika yang telah mengetahui tabiat King Stephan yang meledak-ledak pun merasa maklum dan mengutarakan maafnya.
“Ampun, Yang Mulia. Semua demi keselamatan Anda. Bila Anda benar-benar ingin melakukannya, saya memiliki saran untuk hal itu.”
“Katakan.”
“Memakai cadar. Di Whitesands Kingdom orang yang memakai cadar adalah hal lumrah karena ada beberapa rakyat yang memang memiliki adat seperti itu.”
King Stephan mengangguk. “Seperti para putri raja sendiri.”
“Benar, Yang Mulia. Dengan memakai cadar kemungkinan dikenali akan minim.”
“Diterima Jenderal. Segera siapkan segala sesuatunya. Kau yang menemaniku. Kita berangkat setelah matahari meninggi.”
“Segera, Yang Mulia. Saya undur diri.”
Setelah Jenderal Maddhika menutup pintu kamar peraduan dari luar, King Stephan berbalik menghadap jendela besar yang tertutup tirai. Bias sinar mentari pagi menyelubungi tubuhnya ketika tirai itu disibak. Ia berdiri di sana menatap jauh ke depan.
Whitesands Kingdom adalah tujuannya. Sebelumnya King Stephan tak pernah berkunjung ke kerajaan itu. Tetapi ia tahu, perjalanan melewati laut menuju Whitesands Kingdom memakan waktu sekitar dua sampai tiga hari. Cukup lama karena jarak yang membentang lumayan jauh.
***
Pasir di pantai Whitesands Kingdom berwarna putih kecoklatan. Terlihat unik karena berkilau diterpa sinar matahari yang mulai tenggelam. Sesuai perkiraan, King Stephan beserta Jenderal Maddhikaatiba di pelabuhan Whitesands Kingdom saat senja menjemput. Aktivitas di pelabuhan itu tak berbeda dengan pelabuhan lain. Kapal-kapal sebagian menepi dan sebagian mulai mengarungi lautan lepas, kerumunan orang melakukan kegiatan jual beli dan kebisingan karena kegiatan tawar-menawar terdengar tak asing, semuanya sama.
King Stephan dan Jenderal Maddhi bergabung dalam keramaian itu. Berjalan beriringan menuju tempat yang memungkinkan untuk mendapatkan kuda. Tak ada yang mengenali mereka yang bercadar dan mengenakan pakaian khas pemburu dengan anak panah di punggung. Salah satu orang tanpa sengaja menabrak pundak King Stephan. King Stephan yang terbiasa waspada langsung memutar lengan mencengkram leher orang itu.
“Ma-maaf!” seru orang itu yang ternyata adalah penduduk pribumi.
“Beraninya kau mengusikku.”
Jenderal Maddhi segera tanggap dengan melerai meski hasilnya ia harus menerima tatapan murka sang raja. Salah satu kelemahan King Stephan adalah tak bisa mengontrol emosi. Jenderal Maddhi tak akan melerai bila mereka berada di Lexora Kingdom, tapi lain cerita bila mereka menjadi pendatang. Jangan sampai kedatangan mereka menimbulkan kecurigaan atau rencana mereka gagal. King Stephan yang akhirnya sadar pun mengalah. Penduduk pribumi itu terbatuk-batuk dan langsung menjauh.
“Maafkan saya, Yang Mulia, bukan maksud saya untuk menentang. Tetapi tindakan Anda barusan akan membuat kita dicurigai.”
“Ya, aku paham. Ayo.”
Mereka mendapat kuda dengan mudah. Hanya dengan beberapa koin emas yang menjadi alat pembayaran, mereka mendapat dua kuda terbaik. Kuda itu mereka tunggangi menuju persinggahan berikutnya untuk bermalam sebelum esok pergi berburu dan kemudian memasok daging hasil buruan ke dapur istana.
Memasok daging ke dalam ruang lingkup istana tentunya tidak akan mudah. Apalagi daging-daging tersebut akan dijadikan jamuan untuk para penghuni istana. Pasti penjagaannya sangat ketat.
Tetapi semuanya mudah bagi King Stephan dan Jenderal Maddhi karena sang raja telah mengaturnya. Sebelumnya mereka akan mendatangi pemasok lama untuk sedikit 'berbincang' lalu mereka yang akan menggantikan pemasok lama itu.
Bermalam di hutan adalah pilihan terbaik. Hutan itu berada jauh di bagian barat istana, tak akan ada yang curiga pada mereka. Tepat setelah hutan itu ada sebuah bukit, di kaki bukit, Jenderal Maddhika menemukan sebuah gubuk tua tak berpenghuni. Di sanalah mereka berada sekarang, di depan gubuk yang akan menjadi tempat istirahat King Stephan malam ini. Menjentikkan jari, King Stephan membakar kayu kering yang sudah dikumpulkan. Api yang berasal dari pembakaran kayu-kayu kering itu menjadi penghangat di tengah dinginnya desau angin di hutan itu.
“Penyamaran ini tak boleh terbongkar. Aku harus berhasil masuk ke dalam istana dan mencari celah untuk mendapatkan kekuasaan.”
“Yang Mulia, sebenarnya kita hanya perlu melakukan penyerangan besar-besaran secara tiba-tiba. Dengan begitu pihak Kerajaan Whitesands tidak akan menyangka dan tidak punya persiapan untuk melawan. Kita bisa menang dengan mudah.” Jenderal Maddhika mulai mengutarakan pendapatnya.
“Memang benar. Tetapi aku tak mengharapkan kemenangan instan Maddhika. Aku ingin melakukan sedikit penjelajahan. Bukankah aku juga harus segera mengangkat seorang permaisuri untuk kerajaan kita?”
“Benar, Yang Mulia. Tapi menurut saya, seorang permaisuri pun akan mudah Anda dapatkan bila Anda sudah mengakuisisi kerajaan ini.”
“Dengarkan aku, Maddhika. Yang aku cari adalah permaisuri, bukan selir. Jadi aku harus memastikan bahwa yang kupilih adalah yang benar-benar pantas. Ini bukan hanya perluasan wilayah semata, namun juga yang akan mendampingiku dalam memerintah kerajaan. Bukankah seorang raja hanya boleh mengangkat seorang permaisuri saja?”
Dalam sejarah turun-temurun kerajaan, seumur hidup dan selama memerintah, seorang raja hanya boleh mengangkat satu orang permaisuri saja.
Dan pengangkatan seorang permaisuri tersebut, dalam Kerajaan Lexora wajib dilakukan sebelum raja menginjak usia tiga puluh. Karena raja harus mengusahakan seorang keturunan sebelum usia itu. Semakin cepat seorang keturunan lahir maka semakin panjang pula waktu untuk menempa kekuatan pada sang penerus. Hal itu juga dilakukan karena alasan lain, yakni bila yang lahir adalah seorang putri maka kesempatan untuk memiliki seorang putra masih ada berikut peluang untuk menempa kekuatan tidak terlalu kecil.
“Benar, Yang Mulia. Maafkan keteledoran saya tak berpikir sejauh itu.”
“Tak mengapa. Sekarang sebaiknya kita beristirahat karena penyamaran yang sebenarnya akan kita mulai esok pagi.”
“Baik, Yang Mulia.”
Sepanjang malam itu King Stephan tak pernah tidur. Firasatnya yang tajam berkata akan terjadi sesuatu yang bisa menggoyahkan dirinya. Ia tak tahu apa dan tak tahu kapan sesuatu itu akan datang. Tetapi ia tahu, sesuatu itu pasti benar-benar terjadi.
***

Komento sa Aklat (238)

  • avatar
    AhkamAqila

    Sangat menarik! Penulisannya rapi, alurnya teratur, dan diksinya beragam. Sangat nyaman untuk dibaca dan dinikmati sembari bersantai👍🏻 Best of luck, author!

    20/01/2022

      1
  • avatar
    Nur Ellie Syafiqa Iqa

    👍🏻.... 💞

    28d

      0
  • avatar
    AlexAlex

    nice story

    11/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata