logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Idola Sejuta Umat

"Aiisshhh, pagi ini begitu kacau dan sangat kacau." Dee mengacak-acak rambutnya karena stress.
Dengan langkah gontai, Dee menuju ke dapur untuk membuat sarapan. Meski dia adalah orang kaya, namun jangan salah, Dee sangat jago dalam memasak.
Setelah membuat sarapan, Dee pun menikmatinya sebelum pergi keluar untuk sekedar menghirup udara segar.
(Bertemu anggota lainnya)
Dee kini berada di sebuah taman yang sangat indah dan penuh dengan berbagai bentuk manusia. Daripada bergerak kesana kemari, Dee lebih memilih duduk di sebuah bangku panjang lalu membaca sebuah buku yang dibawahnya dari negaranya.
Sekitar 20 menitan membaca, tiba tiba terdengar jeritan dari beberapa orang yang suaranya sangat dekat. Dee lalu menoleh ke samping kiri kanannya dan menemukan tiga pemuda sedang merintih kesakitan di samping kanannya.
Dee lalu beranjak dari tempatnya lalu mendekati mereka. Setelah dekat dengan tiga pemuda tersebut, Dee dapat mengenali ketiga wajah rupawan tersebut. Ya, mereka adalah bagian dari idola yang telah di tolongnya kemarin.
"Apakah kalian baik baik saja?" Dee berjongkok lalu bertanya sambil memperhatikan luka mereka. Walaupun tidak parah, tapi kelihatannya sangat perih.
"Ehhh, i--ini tidak apa apa kok," jawab salah satu dari mereka dengan gugup. Dee hanya tersenyum melihat tingkah mereka lalu mengeluarkan kotak P3K nya untuk mengobati mereka.
"Inilah mengapa aku selalu membawa kotak ajaib ini kemana mana untuk berjaga-jaga. Kita memang tidak menginginkan hal ini terjadi, namun apa salahnya membawa untuk antisipasi," batin Dee dan mulai mengobati mereka.
Walaupun rintihan selalu menyapa pendengarannya, Dee tetap melanjutkan mengobati luka ketiga manusia rupawan tersebut.
"Nah, sudah selesai. Lain kali hati hati ya," ucap Dee sambil tersenyum manis ketika pekerjaannya selesai.
"Terima kasih banyak," ucap mereka bertiga lalu Dee pun pergi setelah tersenyum entah keberapa kalinya.
"Menarik," ucap salah satu dari mereka dengan warna kulit putih pucat seperti mayat, hehehe canda mayat.
(Kafe)
Senja kini kembali menyapa dalam kelembutan sinarnya yang meneduhkan hati. Gadis cantik nan manis dengan warna kulit yang putih bersih bak susu kini tiba di sebuah kafe dengan suasana yang menyenangkan.
Dia lebih memilih untuk duduk di sebuah kursi dekat jendela paling pojok. Alasannya adalah bisa menikmati senja yang sebentar lagi akan kembali bersembunyi di ujung Barat.
"Welcome and enjoy your day. This is the menu," ucap sang waiters sambil menyodorkan menu. Dee lalu menerima menu tersebut dan mulai melihat-lihat.
"I want a special avocado juice," ucap Dee lalu menyerahkan kembali menu ke waiters. Dengan ramah, sang waiters menyuruhnya menunggu lalu pergi.
"Hmmmm, rindu juga dengan merek. Kira kira mereka lagi apa ya sekarang?" Dee merenung dan tiba tiba teringat pada kedua orang tuanya dan juga kakaknya.
"Excuse me, here's the order. Please enjoy," setelah mengatakan kalimat tersebut, waiters pergi dan Dee mengucapkan terima kasih.
Dee sangat ingin sekali bertemu dengan orang tua dan kakaknya, namun tidak ada yang bisa di lakukan. Ingin rasanya menelpon mereka, namun Dee mengurungkan niatnya demi sebuah alasan.
(Apartemen)
Malam ini adalah malam yang sangat panjang bagi seorang Dee yang notabenenya adalah orang yang selu ingin di manja pada momen tertentu.
"Huffttt, apa yang harus ku lakukan sekarang? Arrggghhh, bisa bisa aku mati kebosanan begini. Lebih baik capek dan sibuk di kantor daripada harus seperti ini," monolog Dee.
Dee terus mondar-mandir dalam kamarnya seperti orang kurang kerjaan, lah emang iya kan. Setelah lelah mondar-mandir, akhirnya dia pun tertidur dan terlelap dalam mimpi indahnya.
(Satu Minggu Kemudian)
Di sebuah ruangan yang sangat besar dan sangat bersih serta tertata rapi, tujuh pemuda tampan nan rupawan sedang duduk sambil menunggu seseorang yang kata manajernya akan datang hari ini.
"Manajer Kang, kapan orang itu tiba?" tanya seorang dengan rambut berwarna pink.
"Sebentar lagi dia akan tiba," ucap manajer Kang.
Mereka lalu menunggu sambil bercanda ria dengan keabsrutan dan kerecehan mereka. Bahkan hal hal kecil saja bisa menjadi bahan candaan dan membuat mereka tertawa terpingkal-pingkal.
Bahkan manajer mereka hanya bisa geleng-geleng kepala karena dirinya pun begitu, hehehe. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya ketukan pintu pun terdengar.
Tok tok tok
Mereka pun saling pandang lalu berdiri untuk membuka pintu. Setelah pintu terbuka, nampaklah seorang gadis dengan rambut panjang sepinggang yang terurai dengan indahnya dan juga mata bulat yang indah membuat mereka terdiam. Gadis tersebut memakai masker sesuai dengan perjanjian dalam pertemuan tempo hari.
Flashback
"Sepertinya kalian harus memakai masker untuk beberapa waktu kedepan terkhusus Dee yang kini menjadi ketua dari misi ini," ucap salah satu CEO dari agensi lain.
"Saya rasa juga begitu, ini demi menjaga keamanan dan juga kenyamanan kian semua. Ingat, kalian harus merahasiakan misi ini sebaik mungkin dan bersikaplah seperti kalian adalah bagian dari mereka," ucap CEO dari agensi lain.
Para utusan hanya bisa mengangguk tanda mengerti lalu mereka pun bubar. Tidak ada lagi pertanyaan karena semua sudah jelas.
Flashback end
"Selamat pagi semua," sapa Dee sambil membungkuk untuk memberi salam.
Mereka cukup lama dalam posisi saling berpandangan sampai sebuah suara mengajak mereka masuk.
Dee pun ikut masuk dan menyeret koper yang dengan warna yang sebagian orang tidak menyukainya, Iyah warna ungu dengan motif bling-bling.
Setelah duduk, sang manajer pun menyuruh mereka untuk saling memperkenalkan diri dan itu di mulai dari Dee.
"Halo, perkenalkan aku adalah Bidari Exandria dan akrab di sapa Dee. Umur 22 tahun, semoga kita bisa berteman dengan baik." Dee memperkenalkan diri lalu duduk kembali.
Setelah memperkenalkan diri, Dee pun duduk dan kini giliran para idola untuk memperkenalkan diri.
"Saya Alexi Alister, panggil saja Al umur 30 tahun. Saya adalah Abang tertua dan tergemas dalam group ini," ucap Al dan di sambut sorakan dari mereka semua. Biar bagaimanapun pun, dia adalah anggota dengan tingkat pede yang paling tinggi.
"Adelardo Bidara, umur 29 tahun Abang tertua kedua dalam group ini. Panggil saja El," ucap El dengan ekspresi dingin yang membuat Dee mengerutkan kening. Bagaimana tidak, kedua orang yang sudah memperkenalkan diri ini sangat berbanding terbalik.
"Perkenalan aku Alfaresi Basman, umur 28 tahun dan biasa di panggil Faa oleh mereka. Aku adalah Abang tertua ketiga dalam group ini," ucap Faa dengan tambahan gerakan lucu yang mengundang gelak tawa di antara mereka.
"Perkenalan nama saya Abqari Darren, umur 27 tahun Ndan biasa di panggil Ren. Saya adalah yang tertua keempat dalam group ini," ucap Ren dengan gaya wibawa layaknya seorang pemimpin.
"Perkenalan saya adalah Taksa Theo umur 26 tahun. Panggil saja Theo dan saya adalah tertua kelima di dalam group ini," ucap Theo memperkenalkan dirinya dengan senyum yang selalu mengembang.
"Perkenalkan saya Rafandra Altezza, umur 25 tahun. Panggil saja Bee dan saya termuda kedua dalam group ini," ucap Bee memperkenalkan namanya dengan gaya entah apa itu namun sangat kocak. Sepertinya dia itu sangat aktif dalam bergerak, hehehe.
"Perkenalkan aku adalah Deon Arziki, umur 24 tahun. Panggil saja Zee dan aku adalah yang termuda dalam group ini. Hehehe," ucap Zee sambil malu malu lalu duduk kembali.
Begitulah perkenalan mereka lalu sang manajer pun pamit undur diri karena ada urusan mendadak.
"Baiklah, Dee ikut El untuk melihat kamar yang akan kamu tempati," ucap Al lalu Dee mengikuti El. Sepanjang menuju kamar yang dimaksud, tidak ada percakapan sama sekali di antara mereka.
"Ini adalah kamarmu, kalau kamu buruh apa apa katakan saja. Kamar aku ada di sebelah sana," ucap El sbil menunjuk ke arah kamarnya.
"Terima kasih kak El," ucap Dee lalu El pun pergi dan Dee masuk ke kamarnya.
Hari ini adalah hari yang begitu kikuk menurut Dee. Bagaimana tidak, orang yang menunjukkan kamarnya tadi seperti es saja, dingin.
Dee merasa kalau hari-harinya mungkin tidak secerah yang dibayangkan selama ini. Menyaksikan Manusia kulkas seperti itu pasti terasa berat bagi seorang Dee yang notabenenya receh.
Entahlah, Dee sangat lelah dan mencoba untuk membaringkan dirinya sebentar sebelum melakukan aktivitas berikutnya.

Komento sa Aklat (44)

  • avatar
    Advantur Advan

    aku sudah mmbaca cerita. kisah mereka seru bnget

    07/08

      0
  • avatar
    Suhai Tamin

    saya bagi lima bintang...

    06/07

      0
  • avatar
    BayuBoges

    bagus

    05/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata