logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Bab 4. Diselamatkan

Part 4
Diselamatkan
Atas saran yang lainnya, Acil Jannah akhirnya menggoreng mie dan nasi keinginan Upik sebelum dia keluar rumah dan hilang di hutan.
Tidak sampai sepuluh menit, keinginan terakhir Upik sudah selesai dimasak. Saidah bergegas ke pos ronda, menemui beberapa pria yang masih menunggu di sana.
Saidah meminta tolong kepada mereka untuk menyusul warga yang berada di hutan dan memberikan gorengan mie plus nasi.
"Bang ... anu ... tolong antarkan ini kepada warga yang mencari Bang Upik di hutan," ujar Saidah ngos-ngosan.
"Apa ini, Dah?"
"Mie goreng yang di mix nasi."
"Lah, gak cukup dong cuma segini untuk yang mencari Upik di sana." Mereka mentertawakan Saidah.
"Bukan itu maksudnya, Bang. Ini makanan permintaan terakhir bang Upik sebelum keluar dari rumah dan gak kesampaian karena bang Upiknya langsung mengeloyor pergi tanpa pamit," terang Saidah pada mereka.
Mendengar penjelasan Saidah, Ijul dan Karno segera menyusul ke hutan sembari membawa wadah yang berisikan mie goreng plus nasi.
Sesampai di depan hutan, mereka termenung melihat kengerian yang sedang berada di depan mereka. Mereka juga lupa membawa obor atau pelita untuk menerangi jalan masuk ke hutan.
"Gimana?" tanya Ijul.
"Lanjut, yuk, udah kepalang tanggung nih."
"Kita gak bawa obor. Gimana?"
Karno menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Lalu mencoba meraba-raba dalam kantong dan menemukan ponselnya.
"Nah, untung aku bawa ponsel. Kita pake lampu ponsel aja dan segera menyusul yang lain sebelum Subuh tiba," ujar Karno tersenyum.
Karno dan Ijul pun langsung masuk ke hutan dengan tergesa-gesa sembari memanggil nama Upik dan nama yang lainnya.
Sementara Upik yang sedang berada di dunia lain, hanya bisa pasrah berdiam di atas pohon. Karena dua harimau yang berada di bawah pohon tidak mau pergi walau sudah mencoba melempar dengan ranting.
Upik juga sudah berusaha memanggil nama-nama warga yang dia lihat, tetapi warga tidak mendengar suara Upik. Upik tidak tahu kalau dia sedang berada di dunia gaib.
Tiba-tiba Upik melihat Yayan dan Yayan pun memandang ke arahnya.
"Yan, tolong aku mengusir harimau itu dari bawah pohon ini biar aku bisa turun," ujar Upik yang sudah tidak sabaran lagi untuk pulang ke rumah.
Namun, Yayan bergeming dengan apa yang diminta Upik. Dia hanya memandang dingin tanpa ada reaksi apa pun. Upik keheranan dengan sikap Yayan yang tidak seperti biasanya.
Tidak berapa lama, datang Yayan lainnya dibelakang Yayan yang pertama kali Upik lihat.
"Pik, jangan sampai turun dari sana, tunggu mereka sudah tidak ada lagi di situ," ujar Yayan yang baru datang.
Upik kebingungan, mana Yayan yang asli di antara mereka. Upik juga bingung apa maksudh 'mereka' yang diucapkan Yayan.
Dari pandangan Upik, kedua Yayan itu saling berpandangan. Tetapi, Upik tidak melihat dengan jelas, wajah Yayan yang pendiam. Karena sudah membelakanginya.
Sementara itu, Yayan yang memiliki Indra ke enam bisa melihat makhluk gaib, kini sedang berhadapan dengan makhluk yang menculik Upik.
Beberapa warga yang bersama Yayan sudah merasakan harap-harap cemas. Apakah Yayan bisa mengambil kembali Upik yang sedang berada dengan makhluk itu atau tidak.
Mie goreng mix nasi yang dibawa Ijul dan Karno kini sudah berada di tangan Yayan. Yayan pun mendekati pohon besar itu sembari tangannya membuka penutup rantang.
Seketika, makhluk yang berada di depan Yayan langsung mendengkus menciumi aroma yang keluar dari rantang tersebut, lalu mengikuti ke mana arah Yayan membawanya.
Yayan lalu meletakkan rantang itu jauh dari pohon agar bisa membawa kembali Upik dari dunia gaib.
Saat makhluk itu sedang menikmati makannya, Upik segera menarik Yayan yang sedang menunggu di atas pohon dan berhasil membawanya ke dunia nyata.
"Alhamdulillah ...."
Semua warga mengucapkan syukur karena berhasil membawa kembali Upik dari dunia lain.
Upik berhasil keluar dari dunia gaib bertepatan dengan waktu Subuh.
Tubuh Upik terlihat sangat tidak berdaya, dipenuhi dengan lendir yang berbau amis. Upik digotong oleh beberapa warga. Yang mana mereka telah membuat sebuah tandu darurat yang terbuat dari sarung.
Sesampai di rumah, tangis Acil Jannah pecah setelah melihat kondisi anaknya yang memprihatinkan.
Mereka segera membersihkan tubuh Upik dari lendir itu. Selanjutnya, Acil Jannah dan suami mengadakan selamatan kecil-kecilan untuk membuang bala/sial dari diri Upik.
***
Arnof yang sendirian di kamar masih merasa ketakutan dengan apa yang baru saja menimpanya. Pucat pasi masih menyelimuti wajah itu.
Ketakutan yang melanda membuatnya takut untuk keluar dari kamar. Tetapi, perut tak mendukungnya.
Sejak sore, Arnof belum makan dan langsung ikut bersama Ican ke rumah temannya. Sekarang rasa lapar telah menggerogoti perut yang mulai meronta. Ingin melangkah ke dapur mengambil makanan, tetapi rasa takut juga menghantui. Akhirnya, Arnof membiarkan perutnya keroncongan.
Semenit ... dua menit ... tiga menit, Arnof masih bisa menahan rasa lapar. Akan tetapi, saat menit ke sepuluh, rasa itu semakin menggila dan mengalahkan rasa takutnya.
Arnof pun perlahan melangkah menuju dapur. Lampu ruang tengah yang tamaram semakin membuat mencekam. Sedangkan untuk menuju ke dapur, Arnof merasakan waktu terhenti. Sehingga sangat lama untuk sampai ke sana.
Baru saja memasuki area dapur, lampu pun mulai berkedip-kedip seolah lampunya akan terputus. Bunyi korslet dari kedipan lampu membuat Arnof semakin gemetaran.
Arnof langsung menuju kulkas dan mencari sesuatu di sana. Dia menemukan beberapa telur yang ternyata masih belum matang. Arnof mengambil panci lalu menyalakan kompor dan meletakan panci yang berisi air di atasnya. Sementara itu, Arnof juga mencari mie instan di dalam lemari yang biasanya untuk persediaan.
Suara air mendidih terdengar dari atas kompor, Arnof pun ingin memasukan mie instan ke dalam panci tersebut. Saat akan memasukan mie, ternyata airnya tidak panas dan kompor juga tidak menyala. Arnof bingung dan mulai menyalakan kompor itu berulang-ulang, tetapi tetap tidak menyala. Keputusasaan melanda pikirannya, dan langsung membanting panci yang ada di atas kompor.
Seketika api menyala besar membakar dapur rumah Pak Hasan. Arnof terkejut dan shock, kenapa itu bisa terjadi. Arnof berusaha menyiram api dengan seember air, tetapi tidak berhasil. Api semakin membesar dan membentuk sebuah wajah yang mengerikan.
Arnof teringat dengan kepala yang mengejarnya saat di hutan. Ya, api itu seperti api yang mengejar mereka saat di hutan.
Arnof sendirian di rumah dan kini sudah di kelilingi api yang menyala besar melahap dapur yang terbuat dari kayu. Arnof berlari menyelamatkan diri. Tetapi, Api yang berbentuk wajah seseorang itu kini seolah melahap habis tubuhnya. Arnof berteriak meminta pertolongan berharap ada yang menolong dirinya dari kobaran api yang mengerikan.
"Help me ...!"
Arnof berteriak tidak terkendali. Sebuah tangan besar menangkap tubuhnya dan membuat Arnof kesetanan untuk menghindari tangan itu.
"Arnof ...! Arnof ...! Bangun! Sadarlah, Arnof!"
Seseorang terus menggoyangkan tubuh Arnof yang bersimbah peluh. Arnof terlonjak dan langsung terbangun. Dia mengawasi di sekelilingnya yang masih utuh. Ternyata, hantu api yang membakar rumah pak Hasan hanyalah sebuah MIMPI, yang sangat menakutkan bagi Arnof.
.
Sampit, 14 September 2022
____________________________

Komento sa Aklat (227)

  • avatar

    Sangat bagus,saya suka.

    2d

      0
  • avatar
    rmscarlos

    the best👍

    27/07

      0
  • avatar
    tnsrynAgs

    seru sekali

    28/06

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata