logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Flutter

Kini Danny berada di samping Matthew, menusuri luasnya Pointcook lewat perjalanan menuju kantor si pemilik kendaraan.
"Mas, mas. Pengen itu. Brenti bentar boleh?" Tunjuk Danny mengacungi salah satu food truck, tangan kanannya meraih tangan kiri Matthew.
"Apa itu?" Tanya Matt memicingkan kedua mata.
"Kebab, hotdog, burger, fries, salad. Banyakk, mas mau?" Danny melepaskan sit beltnya. Bersiap untuk turun.
"Ikut kamu aja, nih uangnya." Matthew menarik lembaran AUD dari dompetnya.
"Aku yang traktir." Danny tersenyum sebelum keluar dari mobil.
***
Tak ingin meninggalkan Danny sendirian, Matt memarkirkan mobilnya di halaman depan perusahaan. Kemudian menghubungi kepala divisi yang bersangkutan untuk mengantarkan dokumen kepadanya. Danny tampak sangat menikmati kebab jumbo pesanannya tadi. Ia bernyanyi ketika makanan dalam mulutnya sudah hampir habis.
"Enak?" Matt menatap Daniella yang kini tengah meneguk sodanya.
"Banget! Mas makan juga dong. Keburu dingin, nanti burgernya nggak enak lho." Danny menggembungkan kedua pipi.
"Bentar, aku mau document checking dulu." Matt tersenyum.
Tak lama kemudian seseorang datang.
"Nih dokumennya," kata pria berkemeja maroon pada Matt, kini ia mencuri pandang ke arah Danny.
"Sorry ya, gue nggak bisa masuk. Lagi nemenin nona cantik makan. Nggak enak kalo di tinggal." Matt berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas.
"Hampir aja aku keselek. Hi there." Danny mengusap bibirnya menggunakan tisyu, lalu menyapa pria yang berdiri di sebelah jendela mobil Matt.
"Hello. Matthew's girlfriend huh?"
"Kita nggak jadi import kopi dari Colombia bulan ini?" Matt berusaha menyelamatkan diri.
"Ah, kita dapet produsen bagus dari Brazil. Kopinya lebih cocok di buat cold brew selain dari Colombia. Harganya juga lebih terjangkau."
"Harga murah, rasanya murahan nggak Jack? Mending kita beli mahalan dikit. Tapi, enak."
"Uda di test brew sama kakak lo. Jangan khawatir. Enakkan Brazil, suer. Pacar lo suka kopi juga? Kebetulan Miley abis bikin Brazillian Cold Brew lho." Jackson menepuk dada Matthew.
"Punya maagh bang," kata Danny manyun.
"Ini cold brew kok neng. Jadi lower acid, nggak bikin kembung. Eh kok kayak slogan kopi di indo ya. Wanna try? I am Jackson by the way." Matt memukul tangan Jackson yang terulur melintasi wajahnya.
"Daniella. Danny. Kopinya boleh deh bang Jack," kata Danny menjabat tangan Jackson.
"Lo mau nggak? Sekalian," kata Jackson.
"Minta Kak Miley buatin yang Colombia juga. Gue mau nyobain. Nih, uda gue tanda tanganin." Matthew mengulurkan map kuning berisi dokumen yang telah ia tanda tangani.
"Jadi lo dua gitu?"
"Mas. Satu aja, nanti yang Brazil nyicip punyaku. Aku nggak bakalan abis sendirian. Jangan buang buang kopi," tegur Daniella membuat Jackson tertawa.
Jackson meminta mereka untuk menunggu.
Danny membuka kemasan burger, menyodorkannya pada Matt. Kemudian menata fries pada kotak bekas burger dan menuangkan saos sachet. Matt segera berterima kasih dan melahap burger pilihan Danny untuknya.
"Whoaa. Enak!" Kata Matt membelalakkan kedua matanya.
"Makanya sekali kali main yang jauh mas. Enak kan?" Danny mengelap ujung bibir Matt menggunakan ibu jarinya sebelum kembali memakan kentang goreng.
"Your coffee, Sir."
"Lama banget sih lo. Eh, Kak Miley." Matt membeku begitu melihat siapa yang mengantar kopi. Kakak sulungnya.
"Oooh. Jadi ini yang di omongin Jackson tadi. Lagi lunch date di mobil ceritanya?" Miley meledek, mengamati Danny dari sisi lain mobil.
"Kakak. Apaan sih. Nggak, dia ini ...." Matt belum sempat menyelesaikan kata - katanya.
"Halo kak, aku Daniella." Danny mengajak kakak Matt berkenalan terlebih dahulu.
"Miley. Kamu mau aja di ajak makan dalem mobil. Minta dong ke Matt buat makan di restoran mewah. Dia banyak duit kok. Emang tampangnya aja yang kayak orang mlarat."
"Kakak!! Uda ah, mana sini kopinya." Matt mengerutu. Kenapa mereka senang sekali meledek Matthew seperti ini.
"Irit kak. Buat modal nikah."
Jawaban Danny saat menerima cup kopi membuat Matt terbatuk. Miley tertawa, meminta adiknya untuk minum air mineral terlebih dahulu.
"Did i missed something. Matt, lo nggak nyoblos duluan kan? Apa babynya uda otw?"
"Ya ampun nggaklah kak. Gila aja, uda sana balik. Masih ada kopi yang ketahan di bea cukain coba urusin biar minggu depan bisa launching varian baru." Matt memandangi Miley.
"Iya iya. Cie, Matt." Miley mengusap kepala Matt pelan. Lalu mencium pipi adiknya sampai penyet karena gemas. Tak lupa Miley melambaikan tangan pada Danny sebelum pergi.
"Mas nih. Kaku banget. Becanda itu perlu, biar suasananya nggak kayak lagi ngitung suara pemilu," kata Danny meneguk kopi buatan Miley.
Matt terdiam, memang dari dulu ia sendiri tak punya banyak teman. Ia bisa kenal Minara, Alex, Kia dan Wilmerpun karena mereka satu universitas dan orang tua mereka mempunyai bisnis bersama yang di bangun sebelum keluarga Matt dan Wilmer pindah ke Australia.
"Mana sini. Aku icip," kata Matt meminta kopi Danny, tanpa pikir panjang ia memberikan cupnya pada Matthew setelah meneguk isinya lewat sedotan.
Setelah menyesap sedikit, Matt memusatkan pikiran pada rasa kopi yang di dapat. Memang rasanya tak beda jauh, kopi rekomendasi kakaknya ini cocok untuk cold brew di bandingkan Colombia. Lagipula sejak kapan Miley tidak berusaha keras untuk memajukan perusahaannya? Jadi, tidak mungkin kakaknya asal - asalan dalam memilih rasa.
***
Matt menunggui Danny me retouch make upnya sebelum turun dari mobil. Lucas bersiul saat melihat Danny dalam baju formalnya. Lebih tepatnya karena Daniella terlihat cantik. Matt dan Danny bergantian memeluk Minara. Memberinya selamat karena sudah mencapai tahun kedua berpacaran dengan Alex. Danny mengulurkan paper bag berisikan hadiah spesial yang di request oleh sang manager.
"Hello." Sapa Minara.
"Coba liat ke luar." Sahut Alex.
Minara menutup sambungan telphon dari Alex. Kini mereka semua menghadap ke jendela kaca, di sana murid High Hopes Academy tengah merencanakan sesuatu. Mereka mulai menari seiring lagu romantis yang di putar. Danny menjerit, bagaimanapun ini romantis.
Ia sampai memeluk lengan Lucas, lalu menyandarkan kepalanya. Karena Danny tak sampai jika ingin menaruh pipi di bahu Lucas yang tinggi.
Kemudian salah satu murid bernama Starla mengetuk kaca, meminta Minara untuk keluar. Semua orang memberinya setangkai mawar. Menuntunnya pada Alex yang sudah berdiri dengan buket bunga spesial.
"Selamat hari jadi sayang. I am still loving you and i'll always love you," begitulah ucap Alex sebelum menyerahkan buket bunga dan mengecup bibir Minara di keramaian.
Danny menghentak hentakkan kakinya gemas. Matthew tertawa, perempuan ini benar - benar membuat degup jantungnya menggila.

Komento sa Aklat (2781)

  • avatar
    Rg Magalong

    Sana Mas madali

    12d

      0
  • avatar
    yantiely

    😭😫

    22/07

      0
  • avatar
    PratamaZhafran

    aku sama sekali tidak bosan membaca ini dengan ska

    12/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata