logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Modus

Una mencoba menelepon ibunya untuk mengobrol.
"Assalamualaikum ibu, lagi ngapain?"
"Ini nemenin, Syauda beli perlengkapan sekolahnya ibu lagi di luar ini Una, ada apa sayang?"
"Oh lagi di luar ya bu, nanti aja Una telepon lagi kalau ibu udah di rumah,"
"Iya maaf ya nak ibu lagi di luar, nanti di telepon lagi, Assalamualaikum," ucap ibu mengakhiri telepon.
"Waalaikumssalam," jawab Una.
"Syauda enak ya bisa sama ibu terus," gumam Una lalu membuka laptopnya.
Syauda Fanira adalah adik tiri Una, ibu Una bercerai dengan Ayah Una saat Una berusia empat tahun, lalu ibu Una menikah lagi di usia Una enam tahun, semenjak itu Una tinggal bersama dengan ayah sambungnya, Ayah sambung Una adalah sosok suami dan Ayah sambung yang sangat baik untuk Una, Syauda adalah anak dari ayah sambung dan ibunya, ayahnya sama sekali tidak membedakan kasih sayangnya kepana Una dan Syauda, makanya Una juga sangat sayang kepada Ayah sambung dan adik tirinya.
"Besok ternyata langsung orentasi, cuma satu hari ya, ini pengalaman pertamaku ikut orientasi seperti ini deh, jadi deg deg an seru ngga ya?tapi pasti di gabung perempuan dan laki-laki, malah tidak ada teman sama sekali, aku kenapa susah sekali ya beradaptasi, waduh ini pagi banget jam 07.00 pagi apa taxi online jam segitu udah ada ya?" guma Una sambil mempersiapkan perlengkapan besok.
kruyuk
Perut Una berbunyi yang mengartikan dia lapar.
"Aduh udah malam gini kok laper, nanti makin lebar dong nih pipi, tapi kata ibu kalau laper ya makan ngga baik dzholim dengan diri sendiri, yaudah deh makan aja," ucap Una keluar, sebelum membuka pintu dia berbalik lagi, untuk mengambil hijab nya, hampir saja dia lupa keluar tanpa menggunakan hijab, saat Una keluar ternyata Samir juga lagi makan Una tetap melangkah keluar kamar karena tidak mungkin dia masuk lagi ke kamar hanya karena menghindari Samir, menurut Una terlihat aneh kalau harus balik ke kamar, sementara Samir fokus kepada makananya saja, terlihat Samir tidak menyentuh sedikit pun masakan Una, bahkan Samir membeli makanan dari luar. Una duduk di meja makan dan makan masakan yang dia masak. tidak ada pembicaraan di antara mereka, hanya suara dentingan sendok dan garpu yang terdengar.Saat Samir selesai makan, Una langsung bersuara.
"Apa catatan larangannya sudah di tulis?" tanya Una.
"Lupakan saja, saya yang tidak teliti terlebih dahulu, padahal kamu sudah meminta izin," jawab Samir lalu masuk ke kamar, dan keluar lagi membawa kertas yang di berikan ibu RT.
"Ini dari ibu RT, kemarin ibu RT datang ke rumah, kamu di mana sampai tidak membuka kan pintu?" tanya Samir.
"Una ada di rumah, tapi Una tidak berani membuka pintu, kata ibu tidak boleh menerima sembarangan tamu saat suami tidak ada di rumah," jawab Unaza lalu membaca kertas yang Samir berikan.
"Apa Una harus ikut pengajian ibu-ibu ini?" tanya Una.
"Untuk silahturahmi dengan warga di sini, tidak ada salah nya kamu ikut,"
'Pengajian ibu-ibu, isinya pasti ibu-ibu semua ya?aku kan takut untuk beradaptasi, takut tidak cocok, mau menolak tapi bingung gimana ngomongnya ke mas Samir,'
"Kenapa?kamu tidak mau?" tanya Samir melihat Una terlihat memikirkannya.
"Nanti Una pikirkan lagi," jawab Una.
"Besok orientasi?" tanya Samir.
"Iya," jawab Una.
"Jangan sampai terlambat, Una kalau di kampus coba ajak orang di sekitarmu bicara, mulai dari pembicaraan kecil seperti menanyakan nama atau asal sekolah dari mana, belajar berani bicara," ucap Samir memberi nasehat kepada Una karena dia melihat Una tadi saat di kampus benar-benar diam tak bicara dengan siapa pun, ibu Una juga bilang kalau Una sangat susah berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan baru, dan ibu Una meminta Samir untuk membantu Una agar lebih berani lagi, lalu memaklumi Una yang susah mengutarakan pendapatnya.
"Baik, nanti Una coba," ucap Una.
Samir langsung masuk ke kamar.
'Padahal memulai bicara itu sangat sulit,'
Setelah makan, Una langsung masuk kamar dan tidur, namun Una lupa memasang alarm untuk bangun subuh.
Samir pulang dari masjid, tidak melihat Una di dapur yang biasanya sudah bangun untuk berberes, dia pun memperhatikan kamar Una yang terlihat gelap.
"Apa Una belum bangun?" ucap Samir ingin mengetok pintu tapi belum sempat dia mengetok pintu dia urungkan niatnya, takut menganggu Una, dan langsung kembali ke kamarnya.
Una ternyata memang belum bangun dan masih tertidur dengan nyenyak karena alarm nya tidak berbunyi.
Samir setelah mandi, tidak mendengar aktifitas apapun di luar, biasanya pasti terdengar Una sedang masak atau mencuci, tapi tidak terdengar sama sekali, Samir pun setelah memakai pakain keluar melihat kamar Una tetap masih gelap, sudah di pastikan Una belum bangun.
"Una, bangun," ucap Samir beberapa kali mengetok pintu.
Una tersentak dan langsung bangun mendengar Suara Samir yang membangunkannya dari luar.
"Iya mas Una bangun," sahut Una dari kamar dan melihat jam menunjukkan pukul enam.
"Astaghfirullah aku kesiangan," ucap Una langsung ke kamar mandi dia langsung mengambil air wudhu dan melakukan sholat subuh yang kesiangan, mandi dengan secepat kilat, mempersiapkan diri dengan cepat karena waktunya tidak banyak.
'Aduh Una, kenapa ceroboh banget sih hari pertama sudah kesiangan seperti ini, apa masih keburu ya dapet taxi online, kalau macet gimana, aduh kacau banget,'
Una keluar kamar dengan terburu-buru, hampir menabrak Samir yang baru keluar dari kamar.
"Maaf," ucap Una langsung melanjutkan langkahnya.
"Una, pergi bersama saya saja," ucap Samir.
"Gapapa?" tanya Samir.
"Gapapa, kamu udah terlambat," ucap Samir.
Di mobil.
"Saya kan sudah bilang jangan terlambat, kenapa ngga bangun lebih cepat?" tanya Samir.
"Alarm Una ngga bunyi, jadi ngga terbangun,"
Samir berhenti di toko.
"Tunggu sebentar," ucap Samir, keluar dari mobil.
Una mengecek perlengkapan yang dia bawa lengkap semua.
"Ini, untuk ganjel makan ini aja dulu," ucap Samir yang ternyata membelikan roti dan minuman untuk Una.
"Terima Kasih," ucap Una.
Sampai di kampus, mahasiswa baru sudah sangat ramai berkumpul di lapangan, terlihat Una yang sangat ragu untuk turun.
"Una, ngga turun?" ucap Samir yang menyadarkan Una.
"Oh iya," ucap Una langsung turun dari mobil dan berlari ikut kumpul bersama mahasiswa lainnya.
Samir yang ternyata jadwal mengajarnya siang nanti, tapi karena melihat Una terlambat, Samir pun jadi mengantarkan Una.
Una mengingat ucapan Samir untuk menagajak orang di sekitarnya berkenalan, tapi Una sangat kesusahan untuk mengajak orang lain kenalan sampai kegiatan selesai, Una tidak berani untuk mengajak bicara satu orang pun.
Sudah pukul 14.25 Samir sudah selesai mengajar, dan bersiap untuk pulang, begitu pula Una juga selesai kegiatan orientasi, Una berdiri sambil mengecek ponselnya untuk menelepon Samir menanyakan apa Samir sudah selesai mengajar atau belum, saat telepon tersambung tiba-tiba Una di hampiri oleh seorang pria, telepon sudah di angkat oleh Samir.
"Una saya," belum selesai Samir berbicara, Samir mendengar suara pria yang menyapa Una, dan tak sengaja Samir juga melihat Una dari gedung atas yang memang di hampiri oleh pria.
"Unaza ya?" tanya pria itu sopan, namun Una langsung dengan cepat menjaga jarak karena pria ini bicaranya terlalu dekat denganya.
"Iya kak, maaf ada apa ya?" tanya Una yang tidak mematikan teleponnya.
"Ini, Saya Hisyam ketua Rohis fakultas pendidikan agama islam, saya mau mengajak Una bergabung, ini formulirnya kalau tertarik," ucap Hisyam.
'Akhirnya ada juga yang mengajakku bicara, aku harus lebih berani juga untuk berinteraksi,dan bersikap ramah,'
"Oh iya terima kasih kak atas tawarannya," ucap Una di sertai dengan senyumnya, yang selama ini tidak pernah Samir lihat.
'Kenapa Una tersenyum seperti itu,'
"Kalau tidak keberatan boleh tinggalkan nomor yang bisa di hubungi? untuk informasi kegiatan, kita juga ada grup chatnya untuk memudahkan mendapat informasi," ucap Hisyam.
'Baru hari pertama kuliah sudah pintar sekali anak muda zaman sekarang modus ke perempuan,' batin Samir.

Komento sa Aklat (963)

  • avatar
    Khaina8nZul

    bagus

    1d

      0
  • avatar
    Naysila

    bagus banget

    8d

      0
  • avatar
    Ahli Wah Yudi

    sangat suka

    11d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata