Keyren pikir hanya segelintir temen-temennya yang mau ikut ke club, tetapi dia salah. Semua orang tertarik gabung denga Lexy bahkan kutu buku pun juga ikut tertarik. Mungkin saja, dia ingin tahu bagaimana suasana clubing. Sesekali Keyren melirik jauh kearah Lexy yang sedang berkumpul dengan yang lain sembari mengingat ucapan Lexy dilorong tadi bahwa dia datang bukan karena kasihan tapi karena dia sudah tahu statusku di kampus itu sebagai seorang lesbian. "Key, lo kok malah nglamun sih?! Suara musik kayak gini kok bisa-bisanya bengong." seru Friska sambil menikmati alunan musik DJ. Kevin mengeluarkan pistol dari dalam jas-nya kemudian disorakin teman-temannya. "Ngeri lo, men. Gue ogah deket-deket lo." sahut Andreas. "Tenang, meskipun ini pistol asli. Tapi ini kagak ada pelurunya." seru Kevin kemudian ditonyol teman-temannya. "Darimana kamu dapat pistol itu?" tanya Lexy tenang. "Dikamar bokap." jawan Kevin bangga "Om Markus tahu enggak lo bawa pistol?" tanya Lukas. Mendengar nama Markus disebut, Lexy langsung menatap Kevin. "Ya enggaklah. Gila apa?!" seru Kevin. "Markus??" Lexy memandang Kevin. "Iya, itu bokap gue. Markus Cristoper." Lexy tertawa lebar tidak menyangka bertemu dengan anak musuh besarnya. "Oh, kamu ini Markus junior." Kevin mengerutkan kening "Siapa yang tidak mengenal papa-mu. Aku kagum dengan papa-mu. Dan jangan lupa, sampaikan salamku kepadanya." Kevin dengan bangga-nya membusungkan dada. "Oke, kita buat permainan Kevin." menatap tajam Kevin "Kita adu kecepetan meracik pistol ini. Kita bongkar lalu kita gabungkan lagi." tawar Lexy. Dengan sombongnya Kevin menerima tantangan itu. "Ok, siapa takut." menganggap tantangan ini sangat mudah. "tapi, aku hanya membawa satu pistol." Lexy tersenyum lebar sembari mengeluarkan pistol didalam jas-nya. Dan yang lain terlihat sangat tertarik apalagi ketika Lexy mengeluarkan seluruh pelurunya. Semua menjadi tercengang dan berpikir berarti pistol yang dibawa Lexy terisi penuh peluru. "Ok, aturan permainan ini sedikit berbeda." ucap Lexy "yang kalah...aku ijinkan untuk mencium Keyren dimanapun tempat yang kamu suka. Silahkan kamu pilih." seketika itu, gerombolan para laki-laki ini bersorak ria. "Lo serius??!" seru Kevin yang terdengar sangat tertarik, tetapi kenapa yang kalah malah diperbolehkan mencium Keyren. "Dan, mentraktir kita semua malam ini." lanjut Lexy semua tambah bersorak. "Lalu apa untung si Pemenang?" tanya Kevin. "Uummh, si Pemenang..." berlagak berpikir "untuk pemenang...apapun yang dimiliki lawannya akan menjadi miliknya. Bagaimana?!" tawar Lexy yang memiliki niat terselubung dan sorakan teman-temannya semakin seru. Sementara dari kejauhan Keyren dan temannya yang lain menoleh kearah keributan itu dan bertanya-tanya ada apa. "Rame apaan sih?" tanya Keyren. "Biarin aja. Namanya juga cowok, pasti aneh-aneh." ujar temannya. Lalu mereka kembali menikmati pestanya. ****** Bongkaran dua pistol sudah tertata rapi diatas meja kaca dan disaksikan semua orang. Dengan tatapan licik dan senyum tipis, Lexy memandang Kevin si anak Markus. Mungkin dengan cara ini, dia bisa balas dendam dengan orang yang sudah membuatnya rugi besar. "Satu...Dua...Tiga!!" seru salah satu dari mereka memberi aba-aba mulai. Dengan cekatan dan mahir jemari-jemari Lexy menari-nari merakit pistol itu dan dalam hitungan detik, pistol itu utuh berikut dengan satu peluru. "Apa kamu memang menginginkan kalah supaya kamu bisa menciumi Keyren?" goda Lexy membuat mata Kevin jelalatan lalu disorakin teman-temannya. Kemudian babak kedua, sama saja. Lexy tetap yang jadi pemenang. "Sepertinya aku salah menawarkan Keyren kepadamu. Sepertinya kamu sengaja membuat dirimu kalah." Kevin tersenyum tipis. Dan babak terakhir, tentu saja. Lexy-lah pemenangnya. "Huuft...aku harus menerima semuanya. Aku mendapatkan yang kamu miliki dan kamu mendapatkan ciuman Keyren. Oke." menepuk pundak Kevin. Semua yang menonton pun bersorak memberi semangat kepada Kevin. Sedangkan Keyren yang asyik mengobrol dengan teman-temannya tiba-tiba dari belakang dikejutkan dengan tangan yang langsung meremas pinggulnya dan membalikkan tubuh Keyren supaya bisa langsung mencium leher Keyren dari depan. Seketika semua yang melihatnya langsung terbelalak kaget setengah mati, sementara Keyren berusaha memberontak "Lo apa- apaan!!! lepasin gue!! Kevin!!" teriaknya namun Kevin seakan-akan tidak memperdulikannya dan terus berusaha. Lalu Keyren dengan sekuat tenaga mendorong tubuh Kevin yang akhirnya terlepas juga. Seketika tamparan keras mengarah ke pipi Kevin sedangkan Lexy yang berdiri jauh disana tersenyum simpul melihat kejadian itu. Napas Keyren terengah-engah sembari melihat semua orang yang memperhatikannya termasuk Lexy yang hanya diam saja. Kemudian Keyren beranjak pergi meninggalkan club. ****** Meski sedang menyetir, Lexy sesekali melirik Keyren yang dari tadi hanya diam disampingnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya, mungkin karena kejadian tadi di club. Setelah cukup lama, mereka-pun sampai di panti. Lexy keluar dari mobil dan berniat masuk kedalam tetapi tiba-tiba Keyren bertanya "Kenapa kamu hanya diam saja melihat Kevin seperti itu?" langkah kaki Lexy terhenti lalu menoleh kebelakang melihat Keyren yang masih berdiri didepan pintu mobil "ken, kenapa? Padahal mereka menganggap kita sebagai pasangan...tap, tapi...kenapa kamu membiarkan Kevin berbuat itu kepadaku?" lanjut Keyren meski terdengar gugup. Lexy menghela napas sambil melangkah mendekati Keyren yang terlihat waspada "Karena itu sudah jadi kesepakatan." jawab Lexy yang membingungkan Keyren. Kesepakatan. "Maksud kamu?" tanya Keyren. "Karena aku membuat taruhan." suara datar tanpa perasaan itu membuat Keyren ternganga. "Ap, apa??" rasa sakit yang Keyren rasakan saat ini bener-bener membuat sesak di dada. Tetapi laki-laki didepannya sangat tidak berperasaan. Tanpa panjang lebar, Lexy berbalik badan berniat masuk kedalam meninggalkan Keyren yang terpaku. "Ken, kenapa kamu lakuin itu?" Lexy tidak menggubris, dia terus berjalan sampai akhirnya Keyren memilih mengutarakan isi hatinya "Aku cinta sama kamu!" serunya membuat Lexy menghentikan langkahnya. "Aku mencintaimu, Lexy." dengan berani mengutarakan apa yang dia rasakan "Entah kapan perasaan ini muncul. Terkadang aku tidak percaya aku bisa semudah ini mencintai orang yang bersikap dingin sama aku, tapi aku selalu memikirkanmu..." jelas Keyren yang tidak bisa lagi menutupi perasaannya. Lexy terdiam sejenak, menghela napas lalu berbalik badan dengan senyum kecut. "Cinta..." berjalan mendekati Keyren "Cinta..." menatap dalam mata Keyren, salah satu tangannya menopang pintu mobil. Bahkan bibir Lexy begitu dekat beberapa senti dari bibir Keyren "aku tidak tahu apa itu cinta dan bagaimana cinta." tanpa sadar mendengar ucapan Lexy seperti itu membuat Keyren meneteskan air mata "yang aku tahu, selama apa yang aku lakukan membuatku senang. Pasti akan kulakukan." desisnya begitu dekat dengan Keyren yang tercabik- cabik hatinya karena tersadar kalau Lexy hanya mempermainkan hatinya sementara Lexy berlalu pergi meninggalkan Keyren sendiri terpaku dan terluka.
Salamat
Suportahan ang may-akda na magdala sa iyo ng mga magagandang kwento
Gastos 22 diamante
Balanse: 0 brilyante ∣ 0 Mga puntos
Komento sa Aklat (306)
LuthfiLuthfi
seru juga
14d
0
YyyNnn
novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya
20/08
0
Asrul Gea
aku mau 💎 diakun Facebook
aku udah like dan sucribe
seru juga
14d
0novel ini menarik saya penasaran dengan pembacaanya
20/08
0aku mau 💎 diakun Facebook aku udah like dan sucribe
23/07
0Tingnan Lahat