logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

KAMU ANAK HEBAT

"Assalamualaikum,"
"Wa'alaikumussalam, masuk Neng," ucap Bu Rt sambil mempersilahkan duduk di kursi teras.
"Iya Bu, maaf kedatangan saya mengganggu waktu santai Bapak dan Ibu, ini ada bingkisan dari saya, mohon di terima,"
"Aduh si eneng, kalau mau bertamu tidak usah repot-repot bawa bingkisan atuh. Ayo duduk, Ibu ambil minuman dulu ya." pamitnya
"Bagaimana kabarnya Neng Vina," tanya Pak Rt.
"Alhamdulillah baik, Pak. Bapak dan keluarga bagaimana kabarnya?" tanyaku membalikkan pertanyaan sambil tersenyum ramah.
"Alhamdulillah kami sehat, bagaimana sekolahnya Neng, sudah luluskah?"
"3 bulan lagi lulus, Pak. Oh ya, sekarang Bang Ryn kerja di mana, Pak? saya tidak pernah bertemu dengannya lagi,"
"Dia sekarang mengajar di Universitas yang ada di Bekasi, tapi dia pulang kok tiap hari libur, nanti datang aja kalau kamu mau main,"
"Iya, sudah lama juga gak ngobrol-ngobrol,"
"Nah, silahkan diminum, kuenya cobain Ibu baru buat siang tadi," Bu Rt menaruh 4 teh kotak dan satu piring kue bolu di hadapan kami, aku dan Sasha mencicipi kue sebagai tanda menghormatinya.
"Enak banget, Vi," ucap Sasha sambil terus memakan kuenya.
"Iya Bu, boleh nih nanti aku minta resepnya," kelakarku, Bu Rt tersenyum senang.
"Bisa aja mujinya Neng, Ibu jadi malu, ini juga hasil belajar di youtube," kami terkekeh bersama.
"Jadi, ada keperluan apa nih eneng-eneng kemari," tanya Pak Rt memulai inti pembahasan.
"Saya kesini mau lapor Pak, saya menemukan bayi di samping sekolah, dan sekarang saya ingin merawatnya, bayinya baru berumur sekitar 1 minggu,"
"Astagfirullah!" ucap mereka kaget.
"Maaf Neng, tapi bagaimana dengan sekolah kamu? mengurus bayi itu tidak mudah," tanya Bu Rt.
"Tidak apa Bu, saya mengurusnya di bantu Baby sitter dan Art,"
"Apakah orang tuamu tau, Nak?"
"Tidak Bu," jawab Vina sembari menunduk.
"Bagaimana dengan semua biaya hidupnya? orang tuamu pasti tidak setuju jika kamu menambah bebannya," tanyanya lagi.
"Saya mempunyai beberapa usaha, Bu. Semua biaya hidup saya dari sana, saya tidak pernah bertemu lagi dengan orang tua saya dari masuk SMP," 
"Ya Allah, nasibmu, Nak! Di usiamu yang masih belia, kamu harus merasakan hidup pahit. Bolehkah Ibu peluk kamu?" ucapnya dengan mata yang berkaca-kaca. Vina mengangkat kepalanya, dia tercengang mendengar permintaan Bu RT.
"Inikah jawaban dari doa-doa ku? Selama ini aku mendambakan pelukan seorang ibu yang kasih sayangnya tulus terhadap anaknya, akankah aku merasakan pelukan itu dari Bu RT?" 
Mata Vina mengembun seiring air yang ingin di loloskan dari matanya. Vina mengangguk sambil menggigit bibir bawahnya yang sudah bergetar. Bu Rt memeluknya dan mengusap punggungnya dengan lembut. Rasa hangat dengan sakit bercampur menjadi satu di hati Vina. 
"Kamu anak hebat, kamu anak kuat, Nak. bolehkah Ibu memberikan kasih sayang kepadamu?" tanyanya, tangis yang sedari tadi kutahan akhirnya pecah.
"Bo-boleh Bu," hanya kata itu yang bisa terucap di sela tangisnya.
"Apa pelukan seorang ibu sehangat ini? jika iya, aku ingin terus berada di dalam pelukannya. Rasanya sangat tenang dan nyaman." 
Puas menangis mereka pun mengurai pelukan, Bu RT menghapus air matanya yang membasahi pipi Vina, lalu ia mengajaknya untuk duduk kembali.
"Nak, jika kamu merasa mampu, kamu boleh merawatnya. Nanti Bapak akan memberi pengertian kepada warga lain, Bapak akan menjaga agar tidak ada fitnah untukmu," jelas Pak Rt, matanya sedikit memerah seperti orang yang tengah menahan tangis.
"Terima kasih Pak, Bu, sudah mengerti kemauan Vina,"
"Sama-sama Nak, kamu sudah kami anggap seperti anak kami," ucapnya tersenyum.
Ada kerinduan di mata ke dua orang yang berpengaruh di komplek ini. Mereka melihat Vina seperti melihat anak perempuan yang sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Vina mengetahui itu dan sudah sejak dia tinggal di sini Bu RT dan pak RT ini sangat baik terhadapnya.
"Ibu, Bapak, Vina dan Sasha pamit pulang ya, sudah hampir magrib,"
"Iya Nak, nanti Bapak dan Ibu mampir ke tempat kamu, kami ingin melihat bayi itu, siapa namanya Nak?"
"Davira namanya Bu. Ibu, Bapak jangan lupa di coba bingkisan dari Vina, kalau merasa tidak suka atau ukuranya salah boleh kembalikan ke Vina, nanti Vina ganti sama yang lain," ucapnya sambil berdiri.
"Iya terima kasih Nak, tapi nanti kalau kamu kesini lagi gak usah bawa bingkisan segala ya, kan sekarang kami orang tuamu,"
"Tidak apa Bu, anggap saja hadiah dari anak Ibu ini, Vina pulang ya Assalamualaikum," mereka berpamitan sembari menyalami dengan takzim.
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," jawab mereka bersamaan.
Di tengah langit jingga yang menyinari sore ini Sasha dan Vina berjalan menuju rumah tanpa pembicaraan seperti biasanya.
"Hap!!!" 
"Ah, ngagetin aja," Vina mendorong pelan Sasha.
"Makanya, kalau jalan jangan sambil melamun, emang lagi mikirin apa sih?"
"Emm aku baru pertama kali merasakan pelukan seperti tadi, rasanya hangat ya?"
"Sekarang lo gak boleh merasa sendiri lagi! Ada gue sahabat yang sangat cantik, Davira bayi comel, Bi Munah, Mbak Lina dan nambah lagi, ada Bu Rt dan Pak Rt,"
"Iya sekarang aku dikelilingi orang-orang baik,"
"Eh satu lagi kelupaan, calon ayang gak disebut,"
"Ayang ? Siapa?"
"Mas Aidan Bakhtiar Dhanurendra," ucapnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Ya ampun Sasha! dia cuma teman, gak ada ayang-ayangan!" Vina menghentakan kaki sambil membuka pagar dan masuk ke rumah.
"Kita tidak tahukan, apa yang akan terjadi kedepannya. Nah, siapa yang tau kalau nanti lo berjodoh dengannya?" teriaknya.
Setelah kami menunaikan sholat isya, aku ke dapur membantu bibi menyiapkan makanan.
"Eh Non! sudah gak usah di bantu, ini hampir selesai kok,"
"Aku bantuin ngambil alat makannya aja deh Bi,"
"Iya deh. Non, besok Bibi izin ke pasar ya beli sayuran udah mau habis di kulkas." 

Komento sa Aklat (399)

  • avatar
    DevorlezAl

    ceritanya bagus sekala saya suka sekali terimakasih

    23/08/2022

      1
  • avatar
    WatiMega

    baik 😍

    18h

      0
  • avatar
    Siti Aini

    Seru sekali ceritanya

    6d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata