logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Yuda Arya Saputra

Yuda Arya Saputra itu nama pemuda yang kata teman-temannya tampan. Kebiasaan orang Indonesia yang lihat pemuda berkulit putih, hidung mancung dan bentuk wajah yang proporsional serta tatapan mata yang tajam. Tampil menawan pastilah butuh modal. Tidak ada yang sim salabim jadi apa prok prok prok.
Kembali ke masa lalu Yuda, dulu waktu kecil dia itu gembul. Anak kecil yang gendut juga manis. Tapi sering diejek teman-temannya. Dibilang kayak bola lah, kayak badut, dan lain-lain pokoknya Yuda saat itu benar-benar minder dengan bentuk tubuhnya.
Di saat semua temannya mengejek ada seorang anak perempuan yang selalu membela dia. Tak lain dia adalah Rena. Teman kecil Yuda. Rena selalu memanggilnya gembul. Karena dia memang gembul waktu itu. Bagi Yuda saat itu Rena bagaikan pahlawan. Gadis tomboy yang rambutnya dikuncir dua. Kalau ada yang menjahilinya, dialah orang pertama yang turun tangan. Rena juga gampang tersenyum dan ramah. Ia senang sekali bersama Rena waktu itu.
“Ren, kamu nggak malu main sama aku yang dibilang bulet,” kata Yuda yang selalu di panggil gembul.
“Enggak lah Mbul, aku seneng kok,” jawab Rena. Mereka bermain ayunan bersama.
Rena sering dijuluki pendekar wanita kadang gadis bar-bar tapi Rena tidak pernah mendengarkan mereka ataupun merasa sakit hati. Tegar banget menurut Yuda. Dia semakin mengagumi Rena.
“Kalau kamu kasar gitu nanti nggak punya pacar lho Ren,” kata Yuda.
“Kan ada kamu, Mbul, sama kamu sajalah,” jawab Rena yang seenaknya. Tapi justru sangat berbekas di hati Yuda.
“Beneran?” Yuda ingin memastikannya.
“Ya, kalau nanti kamu udah jadi cakep,” jawab Rena yang sekali lagi tanpa dipikir.
“Beneran ya, kalau nanti pas sudah besar dan aku cakep kamu mau jadian sama aku,” sahut Yuda menyodorkan jari kelingking.
“Iya janji,” Rena mengaitkan jari kelingkingnya dengan Yuda.
Tidak ada yang tahu seperti apa hari esok, hingga suatu hari karena pekerjaan orang tuanya Rena harus pergi ke luar kota. Sudah seperti adegan Anjali dan Rahul saat berpisah di film Kuch Kuch Hota Hai, Yuda mengejar Rena yang pergi sambil menangis bombay.
Dengan usaha yang super keras, Yuda diet ketat hingga tubuh gembulnya sudah berubah menjadi ideal ala artis korea. Badan sixpack berotot walau tidak seperti artis binaraga. Karena hobi dengan basket, ia juga tinggi. Kulit putihnya memang dari sananya putih mau dijemur juga tidak gosong. Push up, sit up sudah makanan sehari-hari ditambah lari dan beberapa latihan untuk memperkuat tubuhnya sekaligus mendukung permainan basketnya semakin baik.
Setelah masuk ekskul basket, potensi Yuda semakin terlihat, hingga mendapatkan gelar Most Valuable Player saat pertandingan resmi. Hal itu yang membuatnya makin terkenal apalagi di kalangan kaum hawa.
“Ren kamu di mana? Lihat nih aku dapat juara lagi,” Yuda bicara dengan foto Rena semasa kecilnya. Sebuah foto dengan Rena kecil yang rambutnya diikat dua, celana pendek dan kaos oblong. Sementara anak di sampingnya gendut dan berpakaian rapi dengan kaos dan celana panjang. Ada beberapa piala serta medali di rak yang ada di kamarnya dan foto Rena yang dipajang manis dalam pigura.
Yuda sudah seperti paket komplit, kaya, tampan, tinggi, putih dan disukai kaum hawa membuatnya mulai berubah. Gelar playboy sudah melekat erat padanya. Gonta-ganti cewek, atau langsung pacaran dengan beberapa cewek sepertinya hal biasa baginya. Kalau ketahuan ya, putus dua-duanya, tapi tidak pernah kapok mendua. Mungkinkah dia akan terkena karmanya?
Hingga hari itu, Yuda melewati depan rumah Rena dan ia ternyata ada di sana. Saat mata mereka bertemu Yuda senang, tapi ternyata Rena hanya lewat saja tanpa menyapanya. Melihat seragam yang Rena kenakan, ia tahu mereka satu sekolah.
Hari itu di sekolah, Yuda berpapasan dengan Rena, saat gadis itu turun dari lantai dua menuju ke arah toilet putri.
“Kelasnya di lantai dua ya,” gumam Yuda menebak-nebak.
Akhirnya setelah pulang sekolah, Yuda sudah tidak sabar ingin ketemu Rena. Ditunggunya Rena di depan kelas. Seperti tidak kenal, Rena berjalan melewatinya. Tentu saja ia tidak mau membiarkannya pergi. Yuda terbiasa dikejar-kejar, baru kali ini ada cewek yang tidak tertarik dengannya. Jadi dia menarik tangannya.
Tatapan mata tidak suka terlihat jelas di wajah Rena. Namun, Yuda dengan percaya diri menarik Rena.
“Lepasin woi,” celetuk Rena menarik tangannya.
“Jangan gitu donk, Sayang,” kata Yuda dengan senyum manisnya berharap gadis di hadapannya luluh.
Suara-suara yang mempertanyakan hubungan mereka berdua membuat Yuda nekat mengumumkan status hubungannya.
“Owh, Kenalin Rena Ayunda pacar Yuda Arya Saputra,” kata Yuda dengan lantang.
Menurut Yuda, Rena pasti merasa tersanjung menjadi pacarnya saat ini, pacar pemuda idaman satu sekolah.
“Udah yuk, pulang!” Yuda menarik tangan Rena dan melingkarkan di tangannya seakan mereka memang sepasang kekasih. Sedikit pun tidak ada pikiran dalam hati Yuda bahwa Rena akan menolaknya.
Suara-suara yang menentang hubungan mereka atau mempertanyakan pilihannya tidak dipedulikan. Bagi Yuda, Rena adalah orang yang spesial dan dia sangat menyukai gadis itu.
Yuda membawa Rena menuju parkiran motor. Dia akan mengantarnya pulang hari ini.
Rena menarik tangannya dan menampar muka Yuda, “Apaan sih, jangan seenaknya!” teriak Rena dengan raut wajah marah.
“Kok gitu? Kamu 'kan pacarku,” balas Yuda mengusap pipinya yang terasa sakit. Benar-benar kejutan bagi Yuda mendapatkan penolakan tegas dari seorang gadis yang bernama Rena.
Melihat Rena yang akan pergi tentunya Yuda berusaha menahan gadis itu. Ia menarik tangannya terlalu keras sehingga gadis itu jatuh dalam pelukannya dan tak sengaja bibir mereka pun bertemu. Sebuah ciuman yang membuat Yuda merasa senang, ketidaksengajaan yang menguntungkan baginya.
Yuda sudah berkhayal gadis di depannya akan menerimanya atau setidaknya tersipu dengan kejadian yang baru saja terjadi. Sekali lagi, semua itu tidak berlaku untuk Rena, ia mendorong Yuda dan justru memberikan bogem mentah ke arah perutnya.
sakit!
Tak ayal, rasa sakit itu membuatnya tersungkur dan jatuh. Pantas saja dia dijuluki pendekar wanita saat masih kecil ternyata seperti ini rasanya pukulan gadis tomboy itu.
Rena pergi meninggalkan Yuda yang masih di lantai. Gadis itu pergi tanpa menoleh.
“Ya ampun Ren, sakit banget,” lirih Yuda. Bukan hanya sakit di badan tapi sakit pula di hati. Harapan yang tak menjadi kenyataan, Rena tidak mengingat dirinya ia juga melukai tubuhnya dan hatinya sekaligus.
Sejenak setelah rasa sakit mulai mereda, Yuda bangkit dan menatap ke arah Rena yang sudah tidak ada lagi di sana.
“Ren, lihat saja, kamu pasti jatuh cinta padaku,” tekat Yuda memandang jauh ke depan. Ia tidak akan pernah menyerah. Hari ini adalah awal perjuangannya menggapai cinta Rena.

Komento sa Aklat (253)

  • avatar
    MohamadImam

    sudah selesai

    23/04

      0
  • avatar
    Sscia Sscia

    sangattt bagusssss

    09/02

      0
  • avatar
    Writing Projectsriwidy

    keren banget

    08/02

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata