logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Kulawan Pengkhianatan Mereka Diam-Diam

Kulawan Pengkhianatan Mereka Diam-Diam

Aksara Pena


Part 01

KULAWAN PENGKHIANATAN MEREKA DIAM-DIAM
Bagian 01
"Dek! Minta uang tiga puluh juta?" ucap Bang Leo. Aku tersentak kaget mendengar ucapannya.
“Buat apa uang sebanyak tiga puluh juta bang?” tanyaku menghampirinya.
“Itu bukan urusanmu!"
“Aku harus tahu uang sebanyak itu buat apa, karena aku ini istri sahmu, bang,” sergahku menampar dada bidangnya.
“Kalau begitu aku jatuhkan talak tiga, agar kamu menjadi jandaku,” ucapnya dengan santai.
Aku menangis mendengar ucapan yang baru saja kudengar. Harry buah hati kami, kini datang menghampiriku seolah mengerti apa yang dikatakan Ayahnya barusan.
“Mama, mengapa menangis?” tanya Harry sembari mengapus air mataku.
“Sekarang cepat tanda tangani surat cerai ini! Karena kamu sudah sah jadi jandaku,” bentaknya memaksa. Ternyata sudah direncanakannya semenjak dari dulu.
Akupun tak bisa lagi berbuat banyak. Talak tiga sudah jatuh. Tidak mungkin dapat ditarik kembali ucapan suamiku. Sekarang laksana air di minum rasa duri, nasi di makan rasa sekam. Pasrah namun tak merela, kuharus menanda tangani surat cerai ini.
“Ayo, cepat tanda tangani!” bentaknya kembali.
Terpaksa aku menanda tangani surat cerai ini. Pikiranku sudah nanar, hatiku nelangsa dan aku tidak membaca semua isi surat yang diberikannya kepadaku. Setelah kutanda tangani, dia mengambil kembali lembaran kertas itu dari tanganku. Bang Leo meninggalkan dua lembar padaku sebagai tanda bukti bahwasanya aku sudah sah menjadi jandanya. Kini dia melangkah menjauh dariku.
“Akhirnya kamu sudah sah jandanya Leo Sumardi. Rumah ini sudah punya saya,” ucap May, tiba-tiba masuk ke dalam rumah.
Aku terkejut, ucapannya laksana petir di tengah hari. “Berani sekali kau berkata rumah ini milikmu. Jangan mengharapkan hujan di siang bolong, May,” ucapku.
“Kamu tidak percaya?” ucap May, mendekatiku tak mengerti apa maksud dari ucapannya.
“Apa maksudmu, Mey?!” teriakku.
“Jika tidak percaya silahkan baca surat yang baru saja kamu tanda tangani!” perintahnya.
Aku mencoba membaca surat tersebut. “Dasar wanita j*hat, kalian telah menjebakku." darahku mendidih, emosiku meninggi sampai ke ubun-ubun.
May tertawa senang, serasa dunia ini miliknya setelah mendapatkan apa yang dia inginkan.
“Sekarang silahkan angkat kaki dari rumah ini! Permainan sudah selesai,” serunya tanpa sedikitpun ras iba.
Aku berjalan menuju kamar mengemas bajuku juga bajunya Harry. Masih belum ikhlas melepaskan rumah ini, karena harta satu-satunya peninggalan alm. Ibu. Deraian air mata terus menetes tanpa henti. Aku mulai bingung untuk mencari singgah sana tempat berlabuh.
“Mama, kita mau kemana?” tanya Harry, melihatku sibuk membungkus baju dengan kain sarung.
“Kita sudah tidak berhak lagi tinggal di rumah ini, Nak.”
“Kenapa, Ma? Bukannya rumah ini peninggalan alm. Nenek,” tanya Harry dengan raut wajah bingung.
“Ayah sudah menjebak Mama dengan memaksa menandatangani surat cerai dan diselipkan surat pemindahan nama orang lain yaitu May selingkuhan Ayah. Sehingga rumah ini sudah tidak milik Mama lagi,” jawabku.
“Ayah, kenapa tega dan sampe hati melakukan ini semua,” ucap Harry seolah mengerti apa yang telah terjadi.
“Jangan pernah lagi panggil aku, Ayah! Dulu ayah seperti vas bunga ini, tapi sekarang lihat apa yang terjadi.” Vas bunga yang dipegangnya, dia jatuhkan sehingga pecah berkeping-keping. “Seperti vas bunga itulah Ayah dan Mamamu, tak akan pernah lagi bersatu, utuh seperti dulu.”
“Ayah, jahat ... Ayah lebih memilih wanita itu dari pada Mama dan aku. Setelah menceraikan Mama, sekarang rumah ini diambil paksa oleh Ayah. Ayah jahat ...." Ia menangis tak terima atas perlakuan ayahnya.
“Jangan pernah panggil aku Ayah, lagi, Paham!” bentaknya dan menjewer kupingnya Harry.
“Ayah jahat... Ayah jahat ...." Harry menangis sesenggukan dan berlari memeluk ibunya.

“Harry, Sebelum kita angkat kaki dari rumah ini, segera minta maaf sama Ayah!” titahku.
“Harry tidak mau minta maaf sama Ayah, karena sudah meninggalkan kita, Ma!"
“Harry, ingat pesan Pak Kiai ketika di mesjid Kemaren. Sejahat apapun Ayah, dia itu tetap Ayahmu. Jangan pernah membencinya, walaupun sudah jahat padamu juga kepadaku.”
“Harry tidak akan mau minta maaf, Ma!” Tangisnya pecah dan masih belum siap menerima semua yang telah terjadi.
“Harry, ingat pesan Pak Kiai ketika di mesjid. Sejahat apapun Ayah, dia itu tetap Ayahmu. Jangan pernah membencinya, walaupun sudah jahat padamu.”
“Harry tidak akan mau minta maaf, Ma!” Tangisnya pecah dan masih belum siap menerima semua yang telah terjadi.
“Harry, segera minta maaf pada Ayah, meskipun kita tidak salah. Lebih baik minta maaf terlebih dahulu, karena meminta maaf itu tidak akan menjatuhkan harga dan martabat kita. Bahkan dengan minta maaf duluan, kita seperti seorang insan yang rendah hati dimata Allah.”
“Tidak bakalan, Ma!” Harry masih keras kepala, mungkin dia sudah mengetahui kehidupan yang akan datang lebih sakit dari pada yang sekarang.
*****
“Aku tak akan pernah membencimu bang! Meskipun luka lara sudah kamu torehkan dalam hidupku. Juga tidak akan pernah lelah menunggumu, jika esok hari kamu menyesal dan akan kembali keharibaanku. Hati ini akan menerima kedatanganmu untuk memberi maaf, ketika penyesalan telah mengutukmu. Namun, kerendahan hatiku bukan tempat berlabuhmu untuk membangun kembali istana syurga yang sudah abang sia-siakan.”
“Menyesal!” ucapnya dengan cuek
Bersambung…..
Next?

Komento sa Aklat (89)

  • avatar
    adnanewan

    best cerita ni..cerita lebih menarik

    23/08/2022

      1
  • avatar
    Alfryan Rifai

    sungguh mengharukan dan memberi motivasi untuk memuliakan kedua orang tua bahwa orang yang melawan orang tua akan durhaka karna orang tua lah yang melahirkan kita dan membesarkan kita bahkan sampai kita dewasa pun mereka selalu mendukung dan mendampingi kita sehingga kita bahagia sungguh luarbiasa pengorbanan orang tua tapi kita kadang sebagai anak tidak pernah untuk mengikuti perkataan orang tua karna orang tua itu menginginkan kebaikan untuk kita namun apa dayanya bila kita ingin dengan carase

    12/08/2022

      0
  • avatar
    Syechli AkbarFarrel

    bagus👍😎😜

    15/08

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata