logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Takut Jatuh Cinta

Takut Jatuh Cinta

Arnettasf


Perjalanan Menuju Desa

Aku selalu senang saat mendengar kabar salah satu dari teman-temanku menikah, ya circle pertemananku setelah lulus kuliah mereka semua langsung mempersiapkan pernikahan, kecuali aku. Karena aku tidak berkeinginan seperti mereka untuk menikah muda, aku masih ingin menikmati waktu sendiriku yang sangat berharga ini. Aku berteman dekat dengan Zakia, Risna, Fania. Dan mereka semua menjadi istri abdi negara, padahal Fania sebelumnya pernah menjalin hubungan dengan abdi negara dan diselingkuhi, tapi dia tidak putus asa dan tetap mencari pasangan abdi negara lagi, sampai dia berhasil ke jenjang pernikahan. Sungguh mereka pola pikirnya benar-benar berbeda denganku, jujur saja aku heran kenapa teman-temanku sangat mengilai abdi negara, apa bagusnya pria berseragam yang dimataku mereka itu 80% sangat sombong dan hidung belang. Dan lagi sekarang diberita sangat marak oknum abdi negara yang mempermainkan perempuan, dan kalian kaum hawa masih saja menyukai pria berseragam itu? wah sakit sih, belum lagi dilingkungan keluarga juga seolah jika mempunyai pasangan seorang abdi negara, suatu kebanggaan yang luar biasa. Apa sih yang harus dibanggakan? bahkan orangtuaku sudah beberapa kali, ingin menjodohkanku dengan abdi negara. Sungguh menyebalkan, lingkunganku sekarang benar-benar tidak sehat. Aku harus segara menjauh dari lingkungan yang mencekam ini.
"Safa, kamu yakin mau ke desa hijau?" tanya bunda sangat shock saat melihat Safa sudah mempersiapkan koper untuk pergi.
"Iya bunda, Safa mau menjaga nenek dan kakek saja kasian kan bund, mereka mengurus pesantren gak ada yang bantu."
"Tapi kamu tau kan desa hijau tempat nenek dan kakek tinggal itu sangat jauh dari kota, desa itu peraturan agamanya sangat kental, apa kamu bisa bertahan disana?gak ada internet loh disana," ucap bunda berusaha mengoyahkan Safa.
"Gapapa, Safa coba satu bulan dulu deh ya disana. Nanti kalau ngga sanggup, Safa langsung pulang." ucap Safa.
"Kamu beneran mau menjaga nenek dan kakek?"
"Iya bunda,"
"Yang perlu kamu ingat, desa Hijau benar-benar desa dengan peraturan agama yang kental, disana kamu juga harus mengikuti kehidupan pesantren,banyak anak pesantren anak didik nenek dan kakek, bicara harus sopan, bergaul tidak bebas, bisa kamu?"
"Bunda percaya sama Safa okey? Safa pergi ya Assalamualaikum." ucap Safa.
"Waalaikumssalam," jawab Hani lemas dan melihat kepergian putrinya dengan gelisah.
"YaAllah lindungi perjalanan anak hamba." batin Hani.
"Akhirnyaaa aku bebas, kenapa dari dulu tidak pernah terpikirkan olehku sih untuk pergi ke desa hijau, tempat yang sangat jauh dari kota bahkan jaringan internet saja susah untuk masuk desa hijau, benar-benar tempat istirahat yang sangat tenang." batin Safa sangat kegirangan.
Saat Safa memasuki bus, dia jadi gagal fokus karena melihat penumpang di dalam bus hampir semuanya pria, hanya ada dua perempuan itupun bersama dengan pasangannya.Dia melihat nomor kursinya, dan disebelahnya sudah ada pria duduk dengan baju setelan hitam, bertopi dan menggunakan masker. Safa tidak memperdulikan hal itu dan langsung duduk. Suasana di bus benar-benar sangat sunyi, baru dua jam berlalu tetapi penumpang terlihat sudah tidur.
"Membosankan banget, 18 jam disuasana seperti ini. Mau tidur juga gak bisa, kenapa pula harus bersebelahan dengan pria aneh seperti ini, aku kan jadi harus berjaga." batin Safa.
Waktunya istirahat makan siang dan sholat, bus berhenti ditempat pemberhentian. Penumpang lain langsung bergegas untuk makan terlebih dahulu. Berbeda dengan Safa dan pria disebelahnya, entah kenapa mereka secara bersamaan melangkah ke musholla terlebih dahulu. Setelah selesai pria itu langsung ke tempat makan, tak berapa lama kemudian Safa baru mendatangi tempat makan, namun kursi sudah penuh semua, tidak ada tempat untuk duduk lagi. Dia memilih untuk kembali ke bus, dan hanya memakan snack. Di dalam bus hanya ada Safa sendirian, kemudian beberapa saat kemudian masuklah penumpanh satu persatu setelah lengkap, mereka melanjutkan perjalananya lagi. Safa memasang earphone ditelinganya, dia tidak mendengar ada kegaduhan didalam bus itu, sampai ada perempuan yang menarik earphonenya secara kasar membuat Safa dan pria disebelahnya terkejut.
"Ngaku, kamu kan yang mencuri ponselku!" ucap perempuan itu kepada Safa secara tiba-tiba.
"Saya?" ucap Safa menunjuk dirinya.
"Ngaku saja, kita tadi juga lihat kok kamu masuk ke bus sendirian." ucap temannya.
"Benar saya masuk bus lebih awal, tapi saya benar-benar hanya duduk disini tidak mencuri apapun." ucap Safa.
Pria dengan tubuh besar dan perawakan yang menyeramkan maju ke hadapan Safa, sambil menunjukan identitasnya.
"Lebih baik jujur saja, di bus ini anggota semua." ucap pria itu yang dibalas senyum meremehkan dari Safa.
"Memang tepat sekali aku sangat membenci abdi negara," gumam Safa terdengar oleh pria disebelahnya.
"Oh tentara ya? terus kalau tentara kenapa? saya harus takut gitu? saya tidak mencuri apapun, hanya karena saya masuk duluan ke bus, apa itu sudah bisa menjadi bukti yang konkret untuk membuktikan kalau saya yang mencuri ponselnya, apa ada sidik jari saya ditas atau kursi ibu ini??" ucap Safa dengan tegas tanpa takut.
Pria disebalah Safa seperti memberi kode untuk tidak melanjutkan perdebatan, dia pun langsung mundur.
"Tenang, tenang mobil ini ada cctv mari kita lihat bersama." ucap supir yang mendengar kegaduhan.
Setelah diputar, terlihatlah Safa yang memang cuma duduk dikursinya, sama sekali tidak mencuri apapun.
"Kalau kita di kota, saya pasti sudah laporkan ibu atas pencemaran nama baik setelah sembarangan menuduh orang, dalam negara kita hal-hal seperti sangat berbahaya sekali, kalau tadi saya dihakimi oleh kalian, bukankah akan merugikan saya? bertindak sesuka hati sekali, tidak ada hak istimewa hanya karena dirimu istri abdi negara," ucap Safa dengan tegas dan tatapan tajam, membuat seisi bus terdiam.
"Aku sudah berlari ke desa loh ini, kenapa manusia-manusia menyebalkan seperti mereka ini tetap ada sih. Dan tetap saja masih ada abdi negara disini bahkan aku satu mobil sama mereka, aneh banget, menyebalkan." batin Safa.
Pria yang disebalah Safa, melirik kepadanya dan mengukir senyum tipis, melihat kagum dengan keberanian Safa. Dari wajah Safa yang kalem dan terilihat lemah, dia tidak menyangka ternyata gadis disebelahnya sangat pemberani.
Tak terasa hari sudah malam, perjalanan ke desa hijau sedikit lagi sampai, terlihat jalanan sangat gelap. Kiri kanan masih hutan yang sangat lebat, tak diduga malam itu hujan angin yang lumayan besar. Safa yang tadi sempat tertidur, langsung terbangun mendengar hujan, dia melihat arlojinya sudah menunjukan pukul 1 dini hari.
Tiba-tiba mobil mengerem mendadak menabrak sesuatu yang sangat besar, spontan tangan pria disebelah Safa , melindungi Safa dengan merentanhgkan lengannya dihadapan Safa agar, tidak terbentur atau terjatuh. Safa langsung menatap kepada pria disebelahnya, mereka saling adu pandang.


Komento sa Aklat (228)

  • avatar
    GadgetRumah

    cerita buku ini sangat Bagus 🤩🤩tapi sayangnya ceritanya Udah selesai padahal belum sampai ke janjan pernikahan huhuhu... plis lanjutin ceritanya 🥲

    12d

      1
  • avatar
    Aldo Jok

    lanjutin kaaaaaa

    22d

      0
  • avatar
    Gynaacute

    lanjut kak😫 endingnya nikah kan?

    28d

      1
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata