logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

CHAPTER 7: I FIND YOU (Part 2)

Devan memasuki The Rinra Hotel dengan terburu-buru sambil terus merutuki kemacetan yang dialaminya tadi dan menyebabkannya datang terlambat ke acara ini. Devan juga terus memperhatikan penampilannya agar terlihat tidak mengecewakan.
Begitu memasuki grand ballroom tempat diadakannya gala dinner tersebut, Devan tercengang karena melihat betapa ramai tamu undangannya. Seakan-akan Pak Walikota Makassar tengah mengadakan pesta besar-besaran untuk rakyatnya.
Devan terus mencoba merangsek masuk kedalam meski sedikit kesulitan karena ramainya pengunjung yang berdiri didekat pintu. Dan begitu berhasil lepas dari situasi menyebalkan itu, tanpa sengaja dia sedikit menabrak seseorang.
"M...maaf, saya..."
"Aduh, Anda ini bagaimana sih...."
Dan seketika waktu seakan berhenti saat Devan melihat baik-baik siapa yang tengah berdiri dihadapannya kini. Seorang wanita cantik dengan rambut ikal sebahu dan mengenakan gaun pendek kombinasi hitam dan putih.
"Wah.....Devan....?" sapanya terkejut namun ia mencoba terlihat ramah.
"Ya, ini aku, Aileen!" Sahutnya Devan dingin.
Wanita itu, Aileen, langsung tersenyum, "aku nggak menyangka akan bertemu denganmu disini."
"Dan aku lebih nggak menyangka lagi, bagaimana bisa dari sekian banyak orang yang ada disini, aku, lagi-lagi harus bertemu denganmu?" Sahut Devan dengan nada sarkastik.
Senyum Aileen langsung memudar. "Ayolah Devan. Ini bahkan sudah sepuluh tahun. Bagaimana bisa kau masih kekanak-kanakan begitu, nggak bisa move on dari masa lalu?" sindirnya sambil sedikit tertawa. Devan berdecak kesal. 'wanita ini! Dia tidak berubah juga!'.

Namun baru saja Devan ingin menyanggah perkataan Aileen, sebuah suara seakan membuat dunianya runtuh seketika.
"....tidak mungkin....."
Baik Devan maupun Aileen langsung sama-sama menoleh ke sumber suara. Hanya beberapa meter dari mereka, seseorang yang dulunya mereka sakiti sedang berdiri sambil menatap keduanya nanar.

Dylara Azarinne.
Pertahanan diri Devan seakan runtuh saat melihat mata nanar itu. Devan melangkah maju, namun sayangnya Dylara juga ikut melangkah mundur. Devan langsung terlihat terluka.
Melihat pemandangan itu juga membuat Aileen merasa sesak, dan dia harus segera meluruskan hal ini. Aileen ingin memperbaiki semua kesalahannya pada Dylara.
"Dylara....jangan salah paham dulu, aku dan Devan....."
Namun ucapan Aileen terhenti saat dia, seseorang yang selalu ditunggu oleh hatinya, datang mendekat, dan memegang bahu Dylara seakan-akan ingin menjaga agar wanita itu jangan terjatuh. Aileen pun membeku.
"Ada apa Dylara? Kenapa lama sekali? Kupikir terjadi sesuatu denganmu."
"Aiden...."
Dan kedua sejoli itu saling menatap lembut satu sama lain.
'Gadis cantik berambut panjang yang hari itu menunggu sendirian di Taman Flora, mungkinkah Dylaralah orangnya?' batin Aileen terluka. Dia terus merutuki kebodohannya yang tidak pernah menduga bahwa Aiden dulu justru akan jatuh cinta pada seorang murid SMA. Selama ini Aileen berpikir yang dicintai oleh Aiden adalah wanita dewasa, sesama mahasiswa. Sehingga rasanya sulit bagi Aileen saat itu untuk bersaing.
Haha, kenapa takdir harus selucu ini...?
Keinginan untuk meminta maaf pada Dylara seakan lenyap seketika tatkala Aileen melihat tangan dan mata Aiden yang tidak juga terlepas dari Dylara. Dia menatap mereka berdua nanar.
Aiden lalu menatap mereka semua. Dan mengerutkan kening, mencoba mengingat-ingat sepertinya dia pernah bertemu dengan mereka di suatu masa. Apalagi wanita itu...
"Hai, sepertinya aku mengenalmu" ujar Aiden pada Aileen.
"Ya, memang..."sahut Aileen getir. Devan yang menyaksikan semua keadaan ini mulai merasa jengah. Terlebih pria yang berdiri didekat Dylara itu, tidak ada satupun bagian dari peristiwa sepuluh tahun yang lalu yang dilupakan Devan, termasuk pria itu. Dia lalu menatap sinis pada Aileen.
"Dan kurasa disini bukan hanya aku saja yang masih kekanak-kanakan karena belum bisa move on dari sepuluh tahun yang lalu. Aku benar kan?" sindir Devan pada Aileen dan membuat wanita itu langsung meliriknya tajam.
"Wah...wah, ada apa ini? Kelihatannya ramai sekali" sela Leora yang tiba-tiba datang.
"Mau bergabung dalam kisah ini, nona?" Tanya Devan sarkastik sambil mengambil segelas cocktail dan mengacungkannya pada Leora.
Leora hanya tersenyum simpul sambil mengedikkan bahunya. "Tentu saja! Karena kelihatannya tunanganku ini akan berperan besar disini" dan secara tiba tiba Leora menggamit lengan Aiden mesra, membuat Aiden menatapnya penuh peringatan. Namun Leora tidak peduli. Sementara itu Aileen menatapnya tajam sambil berpikir, wanita inikah yang perlu di singkirkan lebih dulu?'
Devan semakin jengah menatap semua ini. Terlebih lagi seakan-akan hanya ada satu pria disini. Pria yang dipanggil 'Aiden' tadi oleh Dylara. Yang kini sedang diapit dua wanita cantik.
"Hahaha, sepertinya gelar Cassanova lebih cocok untukmu, bung! Kau seperti mengenal semua wanita cantik yang ada disini!" sindir Devan pada Aiden sambil tertawa sumbang.
Aiden menatapnya tenang tapi tajam. Aroma persaingan mulai tercium disini.
"Jadi kalau begitu, apakah gelar Looser adalah milikmu, bung?"

****
"Jadi ternyata selama ini kamu ada di Makassar? Aku selalu mencarimu kemana mana," Devan tetap menatap lembut pada Dylara meski yang sedang ditatap masih bersikap acuh.
Semalam, setelah 'reuni dadakan 'mereka di The Rinra Hotel, Devan langsung berusaha keras untuk mengajak Dylara bicara. Namun Dylara yang saat itu masih syok tidak mau mendengarkan apapun perkataan Devan lagi. Hingga akhirnya Devan mengajaknya bertemu. Meski merasa berat, namun akhirnya Dylara mengiyakan permintaan Devan. Sejujurnya Dylara masih belum siap atas 'reuni' dadakan ini. Dia perlu mengatur segala macam perasaan yang berkecamuk dalam hatinya sejak gala dinner itu. Namun dia memang tetap harus mencoba bertemu Devan. Selain memang mereka perlu berbicara, Dylara juga ingin menyelesaikan kasus plagiasi Retrouvailles dengan sang tersangka utama, Devan Safaraz.
"Almarhum ayahku dimutasi kesini." Jawab Dylara singkat.
Devan tercengang. Jadi ayah Dylara sudah meninggal? "Maaf Dylara, aku nggak bermaksud...."
"Tidak apa apa. Itu hanya masa lalu," kilah Dylara cepat.
"....Oh ya, bagaimana kabar Tante? Apa beliau sehat?"
Dylara tersenyum getir. "Ibuku juga pergi bersama ayah. Kecelakaan mobil 5 tahun yang lalu." Dylara mencoba menutup wajahnya dengan telapak tangannya sebentar. Mencoba sekuat tenaga untuk tidak menangis lagi ketika mengingat orang tuanya.
Devan semakin gelisah. Semua ucapannya terasa salah. Ternyata sangat fatal tidak mengetahui apapun yang terjadi pada wanita yang sangat dicintainya ini. Dylara pasti sudah banyak merasakan sakit dalam hidupnya. Dan dada Devan terasa sesak ketika menyadari bahwa dialah salah satu penyebab rasa sakit dalam kehidupan Dylara.
"Bisakah kita tidak usah membahas ini?" pinta Dylara dengan suara sedikit bergetar tanpa menatap Devan secara langsung sambil membereskan beberapa file yang ada dihadapannya.
"Maafkan aku, Dylara..."
Dylara hanya mengangguk kecil.
"Baiklah, kalau begitu kita langsung saja!"
"Langsung apa maksudmu?"
Dylara menunjukan selembar kertas yang berisi postingan curhat Devan yang belakangan menjad viral. "Editor dan rekan-rekan kerjaku di penerbitan ingin menuntutmu atas plagiasi Retrouvailles."
Devan terperanjat mendengarnya. Tidak menyangka kalau Dylara dan teman-temannya berniat menuntutnya atas kesalahan yang tidak pernah dia lakukan.
"Menuntutku? Bukannya kamu tahu sendiri kalau itu bukan plagiat?"
Dylara menghembuskan napas berat. Devan benar, memang tidak ada kesalahan apapun dalam kasus ini. Jadi tidak mungkin mereka menuntut seseorang yang tidak bersalah. Dylara menyesap kopinya berat hati. 'Apa boleh buat, kelihatannya aku harus mengakui semuanya pada kak Vivian' pikirnya.
"Seleramu berubah. Padahal dulu kamu suka sekali teh." ujar Devan sambil tersenyum menatap Dylara yang masih meminum kopinya.
"Aku masih suka. Hanya saja waktu juga mengubah segalanya, termasuk selera minuman. Tapi kelihatannya seleramu masih belum berubah juga." sahut Dylara sambil memperhatikan cangkir kopi Devan.
"Dan aku senang karena sekarang selera minuman kita sama." Devan tersenyum puas sambil mengangkat cangkir kopinya dan menatap Dylara puas. Sementara Dylara hanya diam, tidak menanggapinya, dan menghabiskan sisa kopinya.
"Kamu tahu Dylara, meski sudah 10 tahun berlalu, tapi aku tidak banyak berubah. Terutama hatiku..." Devan menatap dalam pada mata Dylara.
Dylara hanya tersenyum kecut. "Tentu saja aku tahu. Hatimu memang masih belum berubah. Padanya...." Dylara menggerakkan dagunya memberikan kode agar Devan menoleh ke belakang. Karena ternyata diseberang sana Aileen tengah berdiri sambil menatap mereka. Devan terperanjat. 'sial!' batinnya menggerutu.
"Aku pergi dulu. Aku harus menemui editorku." Dylara langsung bangkit dan berdiri. Ia langsung berjalan terburu buru.
"Dylara....!! Bisa kita bertemu lagi??" teriak Devan saat Dylara sudah menjauh. Dylara hanya berbalik sekali, menatapnya, kemudian tetap berjalan pergi. Hati Devan mencelos. Kemudian Devan menatap ke arah Aileen yang juga langsung bergerak pergi. Devan berdecak kesal, lalu memutuskan mengejarnya.
"Aileen.....!!"
Yang dipanggil hanya berjalan terus seakan tidak mendengarkan apapun. Devan pun mempercepat langkahnya mendahului Aileen lalu berdiri dihadapannya. Aileen hanya menatapnya sinis.
"Apa maksudmu?" tanya Devan tajam.
"Aku nggak ngerti apa yang kau bicarakan?"
"Kenapa kau ada disini? Kenapa kau selalu mengganggu waktuku bersama Dylara??"
Aileen tertawa sinis, lalu menunjukkan name tag nya tepat didepan wajah Devan.
"Sekedar info bagimu Tuan, Aileen Aryva yang sekarang adalah seorang reporter. Jadi wajar kalau aku bisa berada dimana saja, karena memang itu bagian pekerjaanku. Jadi tolong jangan terlalu cepat merasa percaya diri sedang diikuti seakan-akan kau itu seorang superstar. Permisi, aku sibuk!" tukas Aileen tajam sambil berlalu meninggalkan Devan yang masih terhenyak.
****

Komento sa Aklat (179)

  • avatar
    SelvianiEva

    cerita nya bener² seru,aku terharu dengan kisah mereka masing². Terima kasih kepada author yang sudah membuat cerita ini dengan sangat keren😍🫶🏻

    17/02

      0
  • avatar
    lyaaqt

    very good for me 🥺

    13/02

      0
  • avatar
    Rahmah Anawati

    🥰🥰🥰🥰🥰

    09/02

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata