logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 7

"bi, ada lihat Tina sama mamah gak?" Tanya Adira ke art di rumahnya.
"Itu non, neng Tina pingsan tadi. Jadi nyonya sama tuan pergi bawa neng Tina ke rumah sakit".
"Pingsan. Kerumah sakit mana bi?".
"Kurang tau non, karna buru buru tadi saya lupa nanya non".
"Oh baik bi. Makasih" Adira kembali ke kamarnya.
"Kok hp mamah gak bisa di hubungi lagi" Adira  pergi kebawah karena mendengar suara mobil terparkir di halaman rumahnya dan segera membuka pintu.
Dan yang datang adalah yang ditunggu tunggu Adira sedari tadi.
"Tina, lo gak kenapa Napa kan?" Tanya Adira khawatir terjadi apa apa kepada adik nya itu.
"Tina baik baik ajah kok kk"  jawab Tina tersenyum.
"Syukur deh, Lo kenapa bisa pingsan?".
"Biar Tina istirahat dulu Dira, dia masih cape" potong angel.
"Mah Tina ke kamar dulu ya" ucap Tina sedikit lemas.
"Tunggu gw antar tim" pinta Adira.
"Gak usah kk, Tina bisa sendiri".
"Kamu istirahat dulu ya Tina biar kamu cepat pulih" ucap Angel perhatian.
Tina pun pergi keatas karena kamarnya berada di lantai dua rumahnya.
"Mah, Tina kenapa bisa pingsan?".
"Tadi setelah kamu berangkat sekolah, Tina kami jumpa di kamar sudah pingsan. Trus mamah sama papah bawa dia kerumah sakit.
"Oh,, jadi Tina gak ada sakit parah kan mah".
"Gak kok. Kata dokter dia cuman sedikit lelah saja".
"Mm" ucap Adira terhenti.
"Kenapa?" Tanya Angel.
"Aa enggak mah. Adira ke kamar dulu ya".
'lebih baik gw gak usah kasih tau mamah papah tentang Tina di sekolah. Biar gw ajah yang nyelesaiin ini semua' batin Adira sambil berlari ke kamar nya.
_
Hari ini adalah hari Minggu. Dimana hari yang di pergunakan Adira untuk pergi ke Gramedia. Adira sudah menjadwalkan dirinya untuk setiap hari Minggu pergi ke Gramedia walaupun hanya untuk jalan jalan saja memandangi buku yang ada di sana.
Setelah sudut ke sudut di jalani adira. akhirnya dia memilih untuk duduk sambil membaca buku yang dia pegang.
Tanpa dia sadari seseorang datang dan duduk di sampingnya. Beberapa menit kemudian Adira menyadari dan sedikit terkejut melihat sosok Gibran di sampingnya.
"Gibran. Lo sejak kapan di sini?".
"Baru" ucap Gibran datar.
"Lo gak terlahir dari keluarga es kan?" Tanya Adira sambil memfokuskan pandangannya ke wajah Gibran. Gibran pun menatap  Adira balik .
"Terserah Lo" ucap Gibran lagi dan kembali membaca buku di tangannya.
"Ikhh,, gak asik banget tau ngobrol sama Lo. Kaya ngomong sama patung gw" ucap Adira dan kembali membolak balik buku di tangannya.
"Gibran, Lo sering ke sini juga?".
"Hm"
"Tapi gw kok gak pernah ngelihat Lo di sini?. Oh iya gw memang baru pertama kali ke sini" tutur Adira lagi sambil tertawa merasa lucu. Memang batu pertama kali Adira datang ke Gramedia ini. Karena dia baru pindah. Tapi dulu ketika Adira jauh dari keluarga nya, Adira selalu mampir ke Gramedia terdekat dengan tempatnya.
"Gak lucu" ujar Gibran datar.
"Mau makan sama gw gak?" Tawar Gibran menatap Adira .
"Haaa,, seorang Gibran ngajak gw makan. Lo kesambet apa bran?" Ucap Adira dengan suara sedikit keras.
"Kalau gak mau ya sudah" ujar Gibran dan hendak berdiri meninggalkan tempat itu.
"Haa,, Gibran tunggu. Tentu saja gw mau. Tapi lo nraktir gw kan?" Goda Adira sambil tersenyum.
Gibran hanya terdiam saja mendengar perkataan Adira yang tidak ada habis habisnya . Sepanjang jalan Adira asyik ngomong sendiri seperti bocah yang bercerita tidak ada kesimpulannya . Gibran hanya diam menyimak perkataan Adira sedari tadi sambil melebarkan senyumannya sedikit.
"Eh,, Gibran. Gw boleh nanya gak?".
"Hm"
"Lo kenapa jadi laki laki pendiam sih?, Sok cool" tutur Adira polos.
"Gw malas ajah ngeladeni manusia yang berisik kayak Lo termasuk" ujar Gibran ngeles
"Haa,, idih gini gini gw tetap ajah Lo ajak makan huuu".
"Berisik Lo, Lo mau kemana tempat nya ini"ujar Gibran yang melihati Adira berjalan lurus kedepan.
"Oh disini ya, gw pikir di tempat yang lebih keren. Ternyata di sini" gerutu Adira dengan wajah kesal menggemaskan.
"Tempat yang bagus gak cocok sama Lo, Lo lebih cocok di tempat beginian".
"Yaudah deh selagi makan gratis. Kapan lagi kalau bukan sekarang ye kan?".
Tanpa mendengarkan perkataan Adira Gibran pun langsung pergi memesan makanan.
"Gibran, Lo emang suka makan di pinggir jalan gini?" Tanya Adira serius.
"Hm".
"Tapi kenapa?" Tanyanya lagi polos.
"Apanya yang kenapa?,, Emang Lo gak pernah makan di tempat beginian".
"Jujur sih gak pernah" jawab Adira .
"Oh,, gw bisa tebak. Pasti Lo cewe manja di rumah kan".
"Ikhh enak ajah Lo, nuduh sembarangan".
Setelah selesai makan dan ngobrol banyak Adira dan Gibran pun kembali ke Gramedia karena kendaraan mereka di parkir di sana. Mereka sengaja jalan karena tempat makan gak terlalu jauh dari sana.
"Makasih ya bran, udah mau bayarin gw makan" ujar Adira bahagia.
" Hm"
"Gw balik duluan ya bay" ucap Adira sembari menaiki mobil milik nya.
"Hati hati" pinta Gibran.
_
*Kediaman Daniel Richard Kanzen*
"Kakak kenapa masuk ke kamar Tina sembarangan" bentak Tina
"Maaf Tina, gw semalam cariin Lo. Dan gw pikir Lo di kamar. Kebetulan pintu kamar Lo semalam ke buka, ya gw masuk ajah".
"Tapi kan kk Tina udah bilang jangan masuk sembarangan ke kamar gw privasi tau gak. Sekarang buku gw hilang, jangan bilang kakak yang ambil kan?".
Adira menelan ludahnya karena khawatir semalam Adira membawa bawa buku tina ke kamarnya.
"Maaf ya Tina Kaka bawa ke kamar kk semalam".
Tina tersusun dan meneteskan air matanya . Karena pasti nya menurut Tina,  Adira sudah tahu apa isi buku itu.
"Jadi karna Candra, Lo gak mau sekolah lagi?"
Tina hanya menundukkan kepalanya sambil menangis tersedak sedak.
"Tina kenapa Lo gak bilang sama gw atau kalah, mamah"
"Kak, Tina udah berusaha mau ngomong hal ini ke kalian semua tapi kalian semua si UK sama urusan kalian. Tina di DO dari sekolah kk, dan gak di kasih surat pindah . Jadinya kalau mau ngelanjut ke sekolah lain otomatis Tina ngilang lagi" tutur Tina sambil sesenggukan.
Adira pun langsung memeluk adiknya dengan wajah di lumuri air mata.
"Gw janji bakal balas mereka tin, sebenarnya kakak udah curiga semenjak papah mamah bilang sama gw kalau Lo gak mau sekolah hanya karena alasan malas saja. Itukan sangat tidak wajar. Karena seorang Tina yang berprestasi gak mau sekolah. Pokonya Lo tenang ajah Kaka bakal balas ini semua Tina kk janji".
"Makasih ya kak. tapi kak, Kaka udah tau kan kalau Candra itu anak yang punya yayasan".
"Itu gak penting Tina. Emang kenapa kalau dia anak yayasan, ya gw gak peduli lah".
Tina kembali memeluk Adira sambil tersenyum.
"Tapi kak, hal ini janga. Kasih tau sama papah mamah ya, takutnya mereka khawatir. Tina gak mau urusan mereka makin banyak".
"Hm, Lo tenang ajah".

Komento sa Aklat (134)

  • avatar
    Samuel Jamrud

    mantap

    5d

      0
  • avatar
    SusenoHadi

    bahus ko locukk

    21d

      0
  • avatar
    MustikaUmi

    ako

    26/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata