logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 6

*Kediaman Daniel Richard Kanzen*
"Papah udah nyari sekolah baru buat kamu Tina. Karena menurut papah kamu pindah sekolah ajah ya. Gak usah les privat kamu kan udah kelas tiga SMA sekarang. Masa kamu gak mau lanjut sekolah lagi"
"Tina gak mau sekolah pah" jawab Tina pelan sambil mengobrak Abrik makanan di piring nya menggunakan sendok.
"Tapi kenapa Tina. Alasan kamu gak mau sekolah kenapasih sebenarnya?" Bentak Daniel.
Angel dan Adira cuman melihat saja tanpa berkata apapun.
"Ya Tina gak mau sekolah ajah pah" jawab Tina lagi sambil m nahan tangis nya.
"Papah cuman mau tau alasannya saja sayang. Kenapa kamu gak kasih info yang lebih detail lagi sih".
"Udah deh lah, lagi makan juga" potong Adira membela adiknya itu.
"Adira, kamu diam".
"Tina, jawab papah. Kenapa kamu menolak untuk lanjut sekolah".
"Kenapa sih papah nanya terus. Pastinya Papah udah tau dong alasannya apa. Papah gak pernah mikir kan. Setiap kali Tina mau ngomong sama papah, papah selalu bilang gak ada waktu begitu juga sama mamah akhh percuma Tina jelasin pah" sambil meletakkan sendok dengan kuat di atas meja Tina langsung berlari ke kamar nya dengan suara tangis nya.
"Pah, kan" ucap Adira dan pergi menghampiri adiknya itu, namun di hentikan Daniel.
"Adira, Kamu mau kemana lagi. Lebih baik kamu pergi sekolah nanti kamu terlambat" dengan suara berat Daniel.
"Pah, Tina lagi nangis" ucap Adira sedikit khawatir.
"Biar ajah dia nangis, biar dia itu mikir. Mending kamu pergi sekolah sekarang. Masalah Tina biar papah mamah yang urus".
"Awas ya pah kalau Tina kenapa Napa" tegur Adira langsung mengambil tasnya yang terletak di meja dan bergegas pergi.
"Pah kalau Tina memang gak mau sekolah biarin ajah deh. Kan dia setuju mau les privat ajah".
"Coba mamah bayangin deh, dia lulus SMA kan bentar lagi gak sampai satu tahun lah, Kan sayang kalau gak di lanjutin. Papah hanya bingung ajah masalah Tina itu apa sih sebenarnya" gerutu Daniel dan langsung pergi menuju kamar Tina diikuti Angel.
"Tina,, Tina buka pintu sayang" Daniel dan angel saling tatap karena tidak ada sahutan dari kamar Tina.
"Tina sayang ini mamah buka pintunya Tina" sambil mengetok ketok pintu kamar Tina.
"Tina,,,"
"Tina,, kalau kamu gak mau buka. Papah dobrak nih pintu kamar kamu".
"Tina tolong jangan buat mamah papah makin marah dong"
Berulang ulang di panggil tidak ada sahutan sama sekali dari dalam dan membuat Daniel memilih mendobrak pintu kamar Tina.
Setelah berulang ulang di dobrak akhirnya terbuka juga dan melihat Tina tergeletak di lantai.
"Tina"
"Tina sayang. Kamu kenapa Tina bangun".
"Pah, Tina kenapa pah".
"Roy,,,Roy,,,Roy,,(asisten Daniel)"
Pemuda yang di panggil nya itu pun datang
"Iya pak, ada apa?".
"Cepat kamu bantu saya mengangkat Tina. Kedalam mobil cepat".
"Baik pak".
_
*SMA NUSA BANGSAz
"Hai Dira" panggil seseorang dari belakang Dira ketika Dira berjalan di balkon sekolah menuju kelasnya.
Dira melihat lelaki yang memanggil nya dari belakang.
"Eh,, Leo. Pagi Leo" balas Dira sambil tersenyum.
"Lo, udah baikan kan?".
"Mm" dengan melebarkan senyumnya menandakan Adira baik baik saja.
"Bagus lah kalau gitu".
"Makasih Leo, udah mau ngantarin gw semalam" ucap Adira sambil berjalan diikuti Leo.
"Santai ajah" jawab Leo membalas.
"Ngomong ngomong Lo tau rumah gw dari mana?" Ucap Adira sembari melihat Leo sambil membuat ekspresi wajahnya penasaran.
"Sebenarnya gw pernah lihat Lo pas mau pergi sekolah. Kebetulan gw hari itu lewat dari depan rumah Lo. Arah rumah kita ternyata sama".
"Oh,, oh iya Lo anak kelas mana sih?" Tanya Aira lagi .
"Lo udah beberapa hari sekolah di sini dan Lo belum tau gw anak kelas berapa?" Tanya Leo balik.
"Gak"
"Biasanya sih, orang yang gak sekolah di sini pun udah tau gw anak kelas mana " jawab Leo sok.
"Percaya ajah deh gw" tambah Adira mempersingkat pembicaraan. Karena baginya orang kaya gitu bakal banyak cerita.
"Ini kelas gw" tunjuk Leo.
"Oh,, ternyata anak IPS".
"Hm,, oh iya sekalian biar Lo tau, gw juga ketua OSIS di sekolah ini".
"Oh gitu, gak penting juga sih" jawab adira datar.
"Ikhh ngesalin banget Lo jadi cewe" ucap Leo sambil menjewer pipi Adira gemes.
"Aww,, sakit tau".
"Gw masuk duluan ya" ucap Leo sambil melangkahkan kakinya masuk kelas. Adira pun melanjutkan perjalanannya menuju kelasnya.
Sesampai dikelas, seperti biasa dia menemukan Gibran yang di penuhi buku di mejanya .menyebalkan. bukan hanya Gibran saja namun keempat gadis tidak asing bagi nya.
"Pagi Adira" sapa candra tersenyum.
Gibran pun langsung melihat kearah Adira yang hanya diam saja tanpa membalas sapaan Candra. Dan menuju mejanya.
"Bagaimana pesta tadi malam. Lo menikmati kan" tanya Candra mendekati Adira.
"Pasti, menikmati dong. Karna di hampiri banyak cogan" ucap Adira membalas perkataan Candra. Candra langsung meninggalkan meja Adira dengan wajah kesal miliknya .
Gibran sedikit tersenyum dalam hati mendengar perkataan Adira yang mampu membuat Candra kena mental.
"Oh iya,, Gibran ini pena Lo yang gw pinjam hari itu. Maaf ya lama balikin, gw lupa".
"Buat Lo ajah" jawab Gibran datar.
"Hm,, buat gw. Tapi gw udah punya pena".
Hampir saja Gibran mengambilnya dari tangan Adira . Namun tidak jadi
"Oh iya, kalau li mau kssih buat gw juga GK masalah sih. Gw senang" ucap Adira tersenyum.
Gibran hanya diam saja menganggap aneh gadis di samping nya itu.
"Makasih Gibran" ucap Adira, Namun tidak di balas Gibran.
_
*Kediaman Daniel Richard Kanzen*
"Semua orang kemana sih. Kok rumah sepi" ucap Adira melihati rumahnya yang sepi. Tanpa berpikir panjang Adira langsung masuk kamarnya mengganti pakaian sekolahnya.
Setelah selesai mengganti pakaian Adira berniat pergi ke kamar Tina .
"Tina" panggil Adira sambil mendorong pintu kamarnya. Ternyata terbuka, dan Adira melangkahkan kakinya masuk ke kamar . Adira melihati ruangan itu dan tidak menemukan sosok yang dia cari.
"Tina kemana sih" gak sengaja Adira melihat buku di atas tempat tidur Tina.
Karena merasa bosan, sambil menunggu Tina datang dari mana. Adira berniat membaca baca buku milik Tina.
"Maafin gw ya tin sembarang masuk kamar Lo, selama ini Lo selalu marahin gw masuk ke kamar Lo. Kali ini bakal gw obrak Abrik nih kamar Lo" gerutu Adira merasa puas karena bisa menikmati kamar Tina.
Adira membuka lembar demi lembar buku Tina dan alangkah terkejutnya Adira ketika membaca tulisan 'gw benci lo' dengan gambar Candra. Tina memang pandai menggambar sehingga bisa menggambar wajah Candra di buku itu.
"Ini kan mirip sama Candra, jangan jangan selama ini Tina ada hubungannya sama Candra. Tapi kenapa Tina gak pernah ngomong sama gw".
Adira memeriksa buku itu lagi mencari hal lain yang lebih dalam mengenai gambar itu.
Adira menangis histeri setelah selesai membaca catatan Tina.
"Tina, maafin kk gak bisa jagain Lo selama ini. Kakak janji bakal memperbaiki ini semua. Sebenarnya gw udah curiga makanya gw milih untuk pindah sekolah, dan ternyata pirasat gw memang benar. Kakak janji tin bakal berikan ke Adilan buat Lo".

Komento sa Aklat (134)

  • avatar
    Samuel Jamrud

    mantap

    5d

      0
  • avatar
    SusenoHadi

    bahus ko locukk

    21d

      0
  • avatar
    MustikaUmi

    ako

    26/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata