logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

bab 2

*Kediaman Daniel Richard Kanzen*
Di ruang tamu di rumah megah milik keluarga Daniel Richard Kanzen alias ayahanda dari Adira finantika Kanzen. Terdapat empat orang yang tega duduk santai di sana sambil bercerita cerita . Biasa seperti yang dilakukan setiap keluarga di rumahnya.
"Adira, mamah masih belum paham. Kenapa kamu nyolot untuk pindah sekolah ke NUSA BANGSA?. Dulu kan pas pertama mamah daftarin kamu di SMA TUNAS HARAPAN kamu bilang kamu betah di sana. Sekarang malah minta pindah".
"Gak apa apa mah. Dira cuman pengen pindah ajah" tutur Adira sambil menikmati susu fanila yang dia pegang.
"Gak masalah kamu sekolah di sana asalkan kamu jangan jadi pemalas. Mamah itu pengen kamu sekolah yang Benner, bukan jadi pemalas" ucap Angella Kanzen ibunda dari Adira . sembari melihat ke arah Tina Talisa Kanzen adik dari Adira dengan mata ngeles.
Tina terdiam menyimak perkataan kedua wanita di hadapannya dan bergegas pergi naik ke atas melalui tangga menuju kamarnya.
"Mah, udah deh. Mamah pasti sengaja bilang gitu kan" tukas dira dan bergegas pergi menyusul adiknya itu.
"Mah, papa kan udah bilang biarin ajah Tina gak usah sekolah kalau memang itu pilihannya. Lagian kan kita bisa sewa guru privat buat dia belajar di rumah" ujar Daniel sambil membaca buku di tangganya.
"Terserah papah ajah deh" ucap Angel kesal.
_
"Udah deh ka,, Lo pergi dari kamar gw sekarang. gw tau mamah sama papah cuman sayang Lo doang, gw mah jadi beban di keluarga ini" ujar Tina dengan posisi tidur ditempat tidur milik nya menggunakan selimut selehernya. Dengan suara tangis nya.
"Tina,, Lo jangan bilang gitu dong. Mamah cuman mau kamu sekolah itu ajah, kamu sih gak mau sekolah".
"Mending kakak pergi ajah, GW BILANG PERGI YA PERGI" bentak Tina sambil menghempaskan tangan Dira dari tangannya.
Adira hanya terdiam saja dan berniat meninggalkan kamar adiknya itu.
Tina kembali menangis dan mengunci pintu kamarnya setelah Adira keluar dari kamarnya.
"KENAPA SEMUA ORANG GAK ADA YANG NGERTI GW, KENAPA" teriak Tina di kamarnya. Untung saja kamarnya ruangan kebab sehingga suara Tina tidak kedengaran dari luar.
_
*SMA NUSA BANGSA*
Jam 06:15 Adira sudah di sekolah. Walaupun sebelumnya pas Adira sekolah di SMA TUNAS HARAPAN selalu datang ke sekolah ketika sudah mau habis pelajaran pertama. Namun di sekolah ini dia ingin merubah diri nya dari sebelumnya.
Adira terus berjalan hingga mendapat ruangan kelas dengan nama XII IPA 2, dan masuk kedalam ruangan kelas tersebut. Dia melihat hanya ada teman semeja nya saja di kelas itu dengan headphone di kepala dan buku di tangannya.
Adira berjalan terus menuju bangku milik ya dan memandang aneh teman semeja nya itu
'jangan bilang dia dengar musik sambil baca buku. Emang dia gak keganggu dengar musik sambil baca buku' batin Adira kekeh.
Lelaki di samping Adira itu hanya fokus saja dengan buku di hadapannya tanpa menghiraukan kedatangan Adira di sampingnya.
Seiring berjalannya waktu Candra and the Genk pun datang, dengan suara tawa ribut mereka.
"Ehh,, ternya my picture husband sudah datang " ucap Candra sambil mendekat ke arah kedua orang yang duduk dihadapannya itu. Adira hanya diam saja sambil fokus ke hp di tangannya.
"Eh can,, tunggu dulu. Lo tersaingi lagi sekarang, hari ini Lo bukan orang pertama lagi yang jumpa sama gibran" ucap Cika sambil melihat ke arah Adira.
Candra sedikit menahan emosi nya ketika mendengar ucapan Cika. Dan bergegas pergi ke mejanya.
"Eh,, um dir..Adi apa siapa sih. Woi murid baru nama Lo siapa gw lupa" ucap Candra menghina dengan halus.
Adira melihat ke arah Candra dan menunjukkan Nickname di atas kantong baju nya dengan wajah datarnya.
"Oh,, Adira. Dira gw butuh buku catatan IPA Lo semalem" ucap Candra dengan penuh percaya diri berharap Adira bakal menuruti kemauannya.
Adira melemparkan buku catatan IPA miliknya ke arah Candra dengan tepat sasaran ke wajah Candra.
"Maaf" ucap Adira datar.
"Ukhh,,,"kesal Candra dan membuka lembar demi lembar buku Adira tersebut dan tidak menemukan catatan sedikit pun di sana.
"Eh Dira,, mana catatan Lo".
Tidak ada jawaban sedikit pun dari Adira dan membuat amarah Candra naik. Karena baru pertama ini dia di permainkan orang orang dikelas itu.
"DIRA,, Catatan Lo mana?" Tanya nya lagi.
"Lo buta atau gimana sih, jelas jelas buku gw di tangan Lo. Baca tuh di sampul ya" ujar Adira santai .
Gibran mendengar perdebatan gadis gadis di sekeliling nya itu sambil memfokuskan pandangannya ke buku di mejanya. Sebenarnya Gibran tidak fokus membaca buku di depannya namun itu hanya simbol saja karena suara ribut di kelas itu.
"ANJ*NG ya Lo,maksud gw yang Lo catet semalem bukan buku yang kosong" bentak Candra sambil melemparkan buku catatan Adira ke lantai.
Adira sontak berdiri dan hampir menerkam wanita di sampingnya itu, namun Adira memilih untuk diam. Karena dia tidak ingin membuat obat di sekolah ini sebagai murid baru. Adira berjalan ke arah meja guru mengambil buku catatan nya yang dilemoar Candra. Murid dikelas itu sudah ramai dan serius menonton kejadian di kelas itu. Bahkan ada yang live Instagram.
"Haha,,, gw pikir keras nyatanya kaya jelly" Candra dan ke tiga sahabatnya tertawa sinis sambil melihat Adira mengambil buku nya.
"Ternya segini doang kemampuan Lo" ucap Adira santai dan kembali duduk di bangkunya.
Candra semakin naik pitam dan menendang meja di hadapan Adira kuat.
"MAKSUD LO APA ANJ*NG" Adira dan Gibran terkejut dan buku buku Gibran terjatuh ke bawah.
BRAK,,,
"DIAM" bentak Gibran dan mampu membuat seisi kelas itu terkejut dan terdiam karna baru pertama kalinya mendengar Gibran marah. Ternyata parah juga.
"Lo semua punya otak gak sih" tukas Gibran dan langsung meninggalkan ruangan itu.
"Bren*sek Lo, tau gak" ucap Candra menjuk wajah Adira sambil berjalan mengikuti Gibran.
"Gibran tunggu" ucap candra.
"Yah, gak seru deh"
"Lah kok berhenti"
" Syukur deh gak lanjut kalau enggak bagian hidup gw tiada hari ini" ucap Boni ngelawak.
Semua murid dari kelas kelas lain pun ikut menonton adegan itu dan sekarang kembali kekelas masing masing.
_
"Gibran,,," panggil Candra dari belakang.
Langkah Gibran terhenti dan melihat ke arah candra. Candra pun berlari ke hadapan Gibran
"Gib,, gw minta maaf ya"
"Kurang kerjaan" ucap Gibran dan pergi meninggalkan Candra lagi.
"Lah,,, Gibran,, tunggu"
Gibran melihat kebelakang lagi
"Gw bilang sekali lagi ke Lo, jangan pernah ikuti gw lagi dan Sok jadi pacar gw, gw itu gak Sudi pacaran sama wanita sok hebat kek Lo" Lalu Gibran melanjutkan perjalanannya lagi.
Candra hanya terdiam mendengar perkataan Gibran barusan. Memang benar selama Candra selalu mengejar ngejar Gibran sampai sampai melarang orang orang agar tidak mendekati gibran. Candra berharap jadi pacarnya Gibran karena selain dari ke tampannya dan kekayaan yang dimiliki keluarganya. Namun Gibran sama sekali tidak suka terhadap Candra.

Komento sa Aklat (134)

  • avatar
    Samuel Jamrud

    mantap

    5d

      0
  • avatar
    SusenoHadi

    bahus ko locukk

    21d

      0
  • avatar
    MustikaUmi

    ako

    26/07

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata