logo text
Idagdag sa Library
logo
logo-text

I-download ang aklat na ito sa loob ng app

Kedatangan Mantan kekasih Malla

" Malla, ada yg nyari kamu.!" Ujar Papanya.
Malla menoleh, lalu meletakan cangkir di atas meja. " Siapa sih yg nyari hujan- hujan begini?" gumam Malla seraya melangkahkan kakinya.
Malla berjalan menuju pintu. Terlihat seorang pria basah kuyup di depan rumahnya. Pria itu mengenakan baju lengan pendek berwarna hitam, dan celana jeans berwarna hitam.
Pria itu berdiri membelakangi. Malla masih terpaku melihat sosok pria itu. Pria itu menggigil kedinginan. Malla hampir mengenali sosok itu, baru saja ia menerka dalam hatinya, pria itu berbalik badan menatap balik Malla yg berdiri mematung menatap dirinya.
Pria itu tersenyum manis menatap Malla. Namun ekspresi yg di tunjukan Malla berbeda. Ia nampak terkejut, dan sesaat kemudian merubah sikapnya menjadi Malla yg dingin. Spontan Malla hendak menutup pintu, namun segera di halau oleh pria itu.
" Mau apa loe kesini? kita udah selesai" sergah Malla penuh amarah.
" Mall, maafin gue.! Tolong sekali ini aja loe maafin gue" timpal pria itu memohon.
" Apa? sekali ini? gue gak budeg kan? loe mikir gak sih? Puluhan kali gue maafin loe, dan loe masih ulangi kesalahan yg sama. Udah, gue capek, jangan ganggu gue lagi.!" tukas Malla penuh penekanan, lalu menutup pintu secara paksa.
" Mall.. Mallaaa.. Dengerin dulu penjelasan gue Mall, Mallaa.." pekik pria itu dari luar seraya menggedor pintu. Malla bersandar di pintu dengan tangis yg tak lagi terbendung.
" Pergiiiii..!!!" teriak Malla, hingga membuat papanya datang karna mendengar suara keributan.
" Malla, ada apa sayang.?" tanya Haris panik. Ia mencoba meraih putrinya, namun Malla berlari menuju kamarnya. Menaiki setiap anak tangga sembari menyeka air matanya.
Haris termanggu melihat kesedihan putrinya. Tangannya terkepal. Lalu membuka pintu, dan melihat seorang pria sedang berlutut menangis di balik pintu seraya memukul- mukul kepalanya.
Haris terdiam. Ia terlalu sibuk sehingga tak tau apa permasalahan putrinya. Haris berdehem, sehingga membuat pria itu tersadar atas kehadiran Haris di depannya.
" Maaf, anda siapa? ada perlu apa? dan ada urusan apa kamu dengan putri saya?" sergah Haris dengan sederet pertanyaan. Pria itu mendekat dan memeluk kaki Haris. Sontak Haris terkejut bukan main, dan mencoba melepaskan tangan pria itu.
" Omm,, Tolong saya om, tolong jelasin ke Malla kalo saya gak bersalah om.!" Pinta Pria itu seraya menangis tergugu.
" Tolong lepaskan kaki saya.!" titah Haris sembari berusaha melepas cengkraman pria tak di kenal itu hingga terlepas.
" Siapa kamu? ada urusan apa kamu dengan Malla? Malla nangis gara- gara kamu ya tadi.?" sergah Haris mulai tersulut emosi.
" Saya pacaranya Malla om, Malla salah faham. Tolong bantuin saya om, saya sayang sama Malla"
" Kalo kamu sayang sama Malla, kenapa kamu nyakit Malla.!"
" Udah saya bilang Malla salah faham om" timpal pria itu frustasi.
" Sudah, sekarang kamu pulang. Saya tidak tau apa masalahnya dan siapa kamu sebenarnya" titah Haris lalu menutup pintu. Pria itu berteriak frustasi sembari mengacak- ngacak rambutnya.
°°°°
Keesokan harinya, Malla ke sekolah dengan mata yg sembab. Ia menutupinya menggunakan rambut saat bertemu orang- orang.
Malla terus menundukan pandanganya. Berharap tak ada yg melihat mata sembabnya. Malla berjalan mebyusuri khoridor tanpa menoleh sedikitpun.
Keenan yg sedang berbincang dengan temannya melihat sosok Malla dari kejauhan. Keenan sembar berdecih malas, namun pandangannya tertuju pada mata Malla yg sembab.
Dengan sigap Keenan mengikuti Malla dari belakang. Lalu mencegatnya di dekat taman. Malla masih menunduk.
" Hey Mallaria, kenapa loe? tumben amat jalannya gak tegap kayak model" tanya Keenan sembari berjalan mundur mengikuti langkah Malla.
" Bukan urusan loe.!" timpal Malla tanpa menoleh sedikitpun. Keenan semakin bingung. Lalu memegang pundak Malla, menatap Malla dengan tatapan teduhnya. Malla terhenyak.
" Loe apaan sih?" tepis Malla canggung. Tampak matanya yg sembab. Kantung matanya menghitam karna tidak tidur semalaman. Keenan tak lagi memaksa.
Namun, tiba- tiba Malla berhenti, ia memegangi kepalanya yg terasa berat. Lalu, perlahan badannya ambruk. Reflex Keenan berlari menghampiri Malla. Keenan menepuk- nepuk pelan pipi Malla. Pandangan Malla perlahan kabur, pun dengan suara Keenan yg terus berteriak semakin kecil lalu hilang. Pandangan Malla gelap, ia tak sadarkan diri.
" Malla, aduh kenapa sih ni anak" ujar Keenan panik. Satu persatu siswa mengerubuni Malla yg tergeletak di lantai. Dengan sigap Keenan memangkat tubuh Malla, lalu setengah berlari ia membawa Malla ke UKS.
Semua siswa masih berkumpul. Riuh bisikan- bisikan para siswa masih terdengar jelas. Sesampainya di UKS, tubuh Malla di baringkan di kasur khusus.
" Kenapa dengan Malla?" Tanya petugas UKS.
" Saya gak tau bu, tadi Malla tiba- tiba pingsan. Jadi saya langsung bawa ke sini" timpal Keenan dengan nafas yg masih ngos- ngosan.
Bu Nina pun memeriksa keadaan Malla. Keenan masih menunggu di sana, berharap Malla baik- baik saja.
" Udah, kamu masuk kelas aja, udah bel. Malla biar disini aja istirahat, nanti saya telpon orang tuanya" ujar Bu Nina pada Keenan.
" Baik bu, Keenan ke kelas dulu. Keenan titip Malla ya bu" Timpal Keenan, lalu setelah itu melengos pergi. Bu Nina tersenyum kecil, sambil geleng kepala. Pasalnya, baru kali ini Keenan seperhatian itu pada perempuan.
Di kelas, Keenan tak fokus pada materi yg di jelaskan guru. Fikirannya terus memikirkan keadaan Malla.
" Keenan.!"

Komento sa Aklat (300)

  • avatar
    AsAn

    cerita sangat menarik dan seruh di baca

    08/08/2022

      1
  • avatar
    Adara

    sangattt keren, cantik, dan kreatif sekaliiii

    11d

      0
  • avatar
    Yoan ndun

    Bagus sama ceritanya seru

    12d

      0
  • Tingnan Lahat

Mga Kaugnay na Kabanata

Mga Pinakabagong Kabanata